Belakangan ini dunia maya sedang ramai membicarakan konten dari YouTuber Zavilda. Banyak pihak menyayangkan bahwa channel YouTubenya didominasi konten tentang meminta orang asing memakai hijab di pinggir jalan. Meski diklaim bahwa yang ia lakukan adalah sebuah eksperimen sosial, cara komunikasi Zavilda dianggap tampak memaksakan kehendak dan memojokkan yang bersangkutan.
Zavilda Paksa Perempuan Berhijab/Foto: Youtube/Zavilda TV |
Opini publik masih bergulir memperdebatkan konten Zavilda TV. Dalam eksperimen sosialnya, Zavilda selalu membidik perempuan-perempuan bertubuh seksi dan berpakaian ketat. Untuk menarik penonton, Vilda menyertakan judul yang sangat deskriptif menjelaskan tentang reaksi target, identitasnya, maupun atribut yang dimiliki seperti tato dan sebagainya.
Di awal video, kamera selalu menyorot sosok perempuan tanpa hijab yang sedang duduk di sekitar jalanan Malioboro Jogja. Setelah beberapa detik, sosok Vilda akan datang dari belakang dan menyapa. Inilah saat-saat Vilda akan menawarkan pengunjung tersebut untuk mencoba memakai hijab.
Setiap pengunjung selalu menampakkan raut wajah kebingungan dan keberatan, juga menolak mentah-mentah. Di sisi lain, Vilda akan terus mencerca dengan berbagai pertanyaan seputar keagamaan, latar belakang kehidupan, dan utamanya menanyakan alasan mengapa mereka tidak ingin berhijab.
Zavilda Paksa Perempuan Berhijab/Foto: Instagram/@kalis.mardiasih |
Setiap jawaban pengunjung yang menunjukkan keengganan, ketidaksiapan, dan penolakan, akan disanggah sedemikian rupa hingga akhirnya pengunjung akan terdiam merenung atau kehabisan kata-kata untuk menyanggah balik. Di setiap selingan argumen Vilda, ia masih akan terus menawarkan pengunjung untuk mencoba memakai hijab.
Namun yang membuat publik geram adalah, di setiap argumen yang dibuat, Vilda dianggap terkesan menghakimi. Vilda memberi kesan bahwa pengunjung yang telah berbuat dosa sedang berupaya mempertahankan dosanya dan tidak mau berubah menjadi lebih baik.
Meski banyak yang menghujat, namun tetap ada pihak yang pro dengan konten Vilda. Beberapa orang menganggap bahwa Vilda tidak melakukan paksaan dikarenakan ia telah menawarkan di awal dan secara kebetulan disetujui oleh yang bersangkutan. Beberapa lainnya mendukung konten Vilda karena dianggap mengajak pada kebaikan harus disampaikan dengan cara apapun.
Zavilda Paksa Perempuan Berhijab/Foto: Instagram/@kalis.mardiasih |
Di sisi kontra, konten ini mendapat perhatian dari aktivis feminis ternama Indonesia, Kalis Mardiasih, yang semakin memviralkan nama Vilda di media sosial. Kalis melalui Instagram pribadinya @kalis.mardiasih menyerukan warganet untuk ramai-ramai melakukan report atas akun Youtube Zavilda TV.
Kalis menandai bahwa Vilda telah melakukan tindakan tidak menyenangkan seperti mengobjektifikasi, memaksa, mengintimidasi orang lain dan menjadikan cerita mereka sebagai konten komersil tanpa izin. Kalis dengan sangat geram mendesak seluruh tim produksi Vilda untuk melakukan take down atas konten-konten yang intoleran.
Bagi Kalis, konten semacam ini tidak hanya menyakiti kebebasan beragama dan toleransi di Indonesia. Jika berlanjut dalam skala besar dan menuai banyak dukungan, justru kaum agama Islam yang berada di daerah minoritas dapat dikucilkan.
“Perilaku penuh kekerasan dan ekstrem dalam beragama itu bisa membahayakan banyak muslim/muslimah lainnya! Muslim/muslimah lainnya akan dicap bodoh, suka memaksa, dan norak nggak tahu tata krama kayak kalian!” tulisnya.
Klarifikasi Zavilda/Foto: Instagram/@vilda_emon |
Menyikapi kritikan dan desakan take down dari publik, Vilda pun mengeluarkan beberapa video klarifikasi. Salah satunya adalah klarifikasi dari salah satu pengunjung yang pernah ada di dalam konten Vilda. Perempuan tersebut menjelaskan kronologi bagaimana konten tersebut dibuat. Ia berupaya meyakinkan publik bahwa ia tidak keberatan dengan yang dilakukan oleh Vilda karena ia memang menyetujui. Diakuinya, saat itu ia tidak sedang melakukan apa-apa di Malioboro sehingga punya bersedia meluangkan waktu untuk terlibat dalam konten Vilda.
Sampai di sini, opini masyarakat masih terpecah belah. Namun, salah seorang warganet menyampaikan komentar yang berupaya menengahi kubu pro dan kontra, yang intinya mengatakan bahwa niat baik Vilda untuk berdakwah ada baiknya dilakukan dengan adab yang baik pula. Sehingga pesan Vilda untuk mengingatkan bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan, terlepas dari keputusan mereka untuk memakai atau tidak memakai hijab.
Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |