Ibu Muda, Hati-Hati dengan Snowplow Parenting! Ini Dampak Jangka Panjangnya
Beauties, sebagai ibu muda tentu wajar merasa khawatir jika kebutuhan anak atau cita-cita masa depannya tidak terjamin. Tapi sebagai ibu muda, Beauties tentu perlu cerdas dalam mengelola gaya parenting yang pas untuk sang buah hati, karena jika berusaha melindungi sang anak terus menerus dampaknya bisa berlanjut dalam jangka panjang loh, Beauties!
Dirangkum penelitian psikologi dari Van Ingen, Freiheit, Steinfeldt, dan Moore, ini dia dampak psikologis dari snowplow parenting. Yuk! Disimak, Beauties.
1. Anak Memiliki Kecemasan yang Tinggi
![]() Tingginya kecemasan anak/foto: freepik.com/8photo |
Ibu muda, ketika berusaha melindungi anak dari berbagai kesulitan dan tantangan yang ditemui, misalnya saja selalu membantu mengerjakan tugas rumah anak. Lalu anak tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya dalam menghadapi masalah. Baik dengan temannya atau pun dengan urusan sekolah, maka ketika
Beauties tidak ada bersama dengan sang buah hati di sekolah, maka anak akan mengembangkan rasa cemas yang tinggi. Anak menjadi nggak berani untuk berpendapat, takut salah dalam mengawali pertemanan dengan orang lain atau sesederhana maju presentasi di kelas karena selalu merasa butuh dilindungi dengan protektif.Â
2. Anak Mudah Frustasi saat Harapannya Tidak Tercapai
Anak Mudah Frustasi saat Harapannya Tidak Tercapai//Foto: Freepik.com/stockking
Beauties, ketika anak memiliki sebuah harapan, misalnya ingin agar dirinya diterima sebagai bagian dari komunitas atau pertemanan yang ada di lingkungannya. Namun saat gagal, maka sang anak akan merasa frustasi dan berharap orang tuanya akan hadir sebagai pahlawan dan menolongnya.
Anak juga justru malah tidak punya rasa percaya diri ketika berhadapan dengan konflik dan merasa dirinya tidak berdaya jika tidak ada orang tuanya yang membantunya langsung untuk menyelesaikan masalah.Â
Akan tetapi jika Beauties memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak, maka anak pun akan belajar mengelola diri dan emosi serta belajar menerima limitasinya dengan cara yang baik.
3. Menghambat Kemampuan Resiliensi Anak
Menghambat Kemampuan Resiliensi Anak/Foto: Freepik.com/peoplecreations
Punya pengalaman gagal tentu hal yang wajar, Beauties. Namun apakah setelah gagal, sang anak akan mencoba bangkit lagi dan pantang menyerah atau justru lari dari masalah yang dihadapinya? Beauties, perlu memberikan ruang untuk anak agar mereka mencoba dan merasakan pengalaman gagal, misalnya saja saat bermain game di rumah bersama keluarga.
Tak masalah jika anak dibiarkan kalah dalam beberapa putaran game, tapi di sini menjadi kesempatan bagi anak untuk mencoba lagi dengan caranya sendiri, bukan dengan cara yang dianggap benar oleh orangtua.
4. Buruknya Kemampuan Problem Solving Anak
Buruknya Kemampuan Problem Solving Anak/Foto: Freepik.com/cookie_studio
Ketika anak menghadapi permasalahan dengan komunitasnya atau sekolahnya, Beauties tentu sangat boleh mendengarkan keluh kesah dan curhat sang anak, tapi bukan berarti langsung mendatangi sekolah atau komunitas untuk menyelesaikan permasalahan anak.
Jika ini yang dilakukan, maka anak akan menjadi sangat dependent dengan orang tuanya. Anak menjadi tidak bisa mencari alternatif penyelesaian masalah dengan kreatif dan akan sangat mudah disetir atau diatur oleh orang-orang di sekitar lingkungannya, Beauties.
5. Orangtua Cemas Berkepanjangan dan jadi Paranoid
Orangtua Cemas Berkepanjangan dan jadi Paranoid/Foto: Freepik.com/freepik
Cemas tentu adalah hal yang wajar dan boleh saja dirasakan. Misalnya mencemaskan masa depan anak. Tapi jika beauties terlalu cemas dan nggak bisa mengelolanya hingga berujung pada paranoid, maka Beauties akan menghambat perkembangan diri sang anak.
Padahal sebenarnya Beauties dapat tetap membuka pikiran kalau anak melakukan kesalahan, anak gagal, dan anak belum berhasil pada titik tertentu sebagai sebuah proses yang dialami oleh setiap orang. Namun tidak perlu menjadi terlalu cemas apalagi membandingkan anak sendiri dengan orang lain.
Jadi biarkan anak untuk mengalami proses gagal, mencari identitas diri, dan berproses untuk mencari penyebab dan alternatif untuk masalahnya ya, Beauties. Sebagai ibu muda dapat mendukung dengan cara mendengarkan dan memberikan feedback, tapi selebihnya yuk! percayakan pada sang anak. Selamat mencoba, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
