Ini Kisah Haru Perjuangan Top Ittipat, Jatuh Bangun Jual Rumput Laut Goreng dan Kini Kaya Raya
Beauties tahu Tae Kae Noi? Merek snack rumput laut goreng asal Thailand ini sangat populer dan banyak dijual di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, di balik kesuksesan produk ini, ada kisah haru perjuangan sang pendirinya, Ittipat Peeradechapan atau lebih dikenal dengan nama Top Ittipat.Â
Ia mengalami berbagai kesulitan hingga kegagalan, tetapi pada akhirnya berhasil melalui itu semua dan kini menjadi salah satu orang terkaya di negaranya. Penasaran bagaimana kisahnya? Yuk, simak selengkapnya mengenai kisah haru perjuangan Top Ittipat berikut ini.Â
Top Sang Pecandu Game yang Terpaksa Putus Sekolah
Top si pecandu game/ Foto: Freepik.com/rawpixel.com
Sesungguhnya tidak ada yang berbeda dengan kehidupan masa kecil Top Ittipat. Dilansir dari Sales Works, ia tumbuh sebagai anak sekolah biasa dan seperti kebanyakan anak lainnya.
Ia sangat senang bermain game online terutama Everquest. Ia pun bermain sangat baik dalam game tersebut hingga menjadi salah satu pemain terbaik.Â
Lama kelamaan, Top tampak mulai kecanduan bermain game. Hal ini berdampak negatif terhadap nilai akademisnya. Namun, saat usia 17 tahun ia tetap memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.Â
Di saat yang bersamaan, bisnis keluarganya justru menghadapi krisis keuangan dan dinyatakan bangkrut serta meninggalkan utang hingga 10 juta dolar AS. Top akhirnya tak punya pilihan lain kecuali menghentikan impiannya untuk lanjut sekolah.
Ia menjual semua ID permainannya dan mulai memikirkan cara mendapat uang agar bisa membantu keluarganya bertahan hidup.Â
Perjalanan Top Putar Otak Mencoba Berbagai Bisnis
Top mencoba berbagai bisnis/ Foto: skale.today
Awalnya, Top Ittipat berjualan makanan dan kopi di depan kampus. Selain itu, ia juga mencoba peruntungan di bidang investasi dan penjualan CD player murah. Sayangnya, semua upaya ini seakan nihil karena alih-alih menghasilkan uang ia justru mengalami kerugian.Â
Meski begitu, Top tetap melanjutkan perjuangan dengan mencoba menjual kastanye goreng gula yang inspirasinya muncul saat ia berjalan di China Town, Bangkok. Secara mengejutkan, usahanya tersebut membuahkan hasil dan berkembang sangat baik. Dalam waktu setengah tahun, ia bahkan membuka lebih dari 30 toko kastanye di hypermarket TESCO dan Carrefour terbesar di Thailand.Â
Di tengah kesuksesan itu, Top menghadapi suatu tantangan yang mengakibatkan penjualannya turun drastis. Untuk mengimbanginya, ia pun mencoba menjual makanan lain, salah satunya rumput laut goreng. Setelah beberapa bulan, Top menyadari bahwa penjualan rumput laut gorengnya cukup laris melampaui kastanye. Saat itulah, ia mulai berpikir untuk mengembangkan bisnis rumput laut goreng tersebut.Â
Jatuh Bangun Perjuangan Top Membangun Kerajaan Rumput Laut Gorengnya
Perjuangan Top membangun bisnis/ Foto:
Dalam membangun usaha rumput laut gorengnya, Top Ittipat masih memakai nama Tae Kae Noi, sama seperti usaha kastanyenya. Tao Kae Noi berarti Bos Kecil, ini adalah nama panggilan Top dari sang ayah karena sikapnya yang senang memerintah.Â
Nah, untuk memperluas produksi rumput laut gorengnya, Top mempekerjakan sekelompok kecil orang untuk bekerja di dapur rumahnya. Tak hanya itu, ia juga memutuskan untuk memasukkan produknya ke 7-Eleven. Awalnya, pihak 7-Eleven menolak permintaan tersebut karena kemasan rumput laut goreng Top yang dinilai buruk.
Ia pun menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk memodifikasi desain produk dan akhirnya berhasil mendapat persetujuan dari manajemen 7-Eleven.
Namun, tak lama setelah itu Top kembali mendapat tantangan saat tim 7-Eleven ingin melakukan kunjungan pabrik untuk memastikan kualitas rumput laut gorengnya dapat disuplai ke 3000 gerai di seluruh Thailand. Dengan hanya enam pekerja di dapurnya, hal itu tentu mustahil bagi Top.Â
Pada momen itulah, ia mengambil langkah nekat untuk menjual bisnis kastanye miliknya agar bisa mendanai lini produksi bisnis rumput laut gorengnya dan merekrut lebih banyak pekerja.
Sempat Sepi Pembeli, Ini Trik yang Dilakukan Top untuk Dongkrak Penjualan
Trik Top meningkatkan bisnisnya/ Foto: Today Online
Dengan segala pengorbanan yang telah dilakukan Top, rumput laut gorengnya ternyata hanya mendapat sedikit penjualan. Lagi-lagi, ia tak menyerah dengan hal itu dan segera melakukan evaluasi. Dilansir dari Skale Today, Top mulai memperhatikan kemasan rumput laut gorengnya yang ternyata diletakkan di rak paling bawah. Ini menyebabkan produknya tidak begitu terlihat oleh pembeli.Â
Top pun membujuk manajer toko untuk memindahkan bungkusan produknya lebih dekat ke kasir. Dengan semua perencanaan yang dilakukan dalam menjual suatu produk, sulit dipercaya bahwa detail sekecil itu ternyata memang bisa dengan mudah diabaikan padahal dampaknya sangat besar.
Pada akhirnya, usai mendapat persetujuan untuk memindahkan letak produknya, penjualan rumput laut goreng Top membaik dan terus berkembang. Keputusan untuk menjual produk di 7-Eleven pun membantu bisnis Top berkembang cepat.
Dua tahun pertama, rumput laut gorengnya telah diekspor ke Singapura dan Hongkong. Lalu, saat usia Top menginjak 26 tahun, produknya telah tersedia di lebih dari 19 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia.Â
Kesuksesan itu pun mengantarkannya menjadi miliarder termuda di Thailand dengan kekayaan bersih mencapai 1 miliar baht Thailand atau USD 33 juta, sekitar Rp515 miliar.Â
Dengan perjalanan yang tak mudah, kisah perjuangan hidup Top akhirnya juga diadaptasi ke dalam film berjudul The Billionaire. Film ini disambut baik dengan pendapatan kotor tembus 38.796.264 baht saat dirilis di Thailand pada Oktober 2011 lalu.Â
Nah, itulah kisah haru Top Ittipat yang jatuh bangun jual rumput laut goreng hingga menjadi kaya raya. Semoga bisa menginspirasi Beauties yang saat ini sedang berjuang, ya!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!