Ini Penyebab Masih Turun Hujan di Musim Kemarau pada Agustus 2025 Menurut BMKG

Rini Apriliani | Beautynesia
Selasa, 12 Aug 2025 08:00 WIB
Ini Penyebab Masih Turun Hujan di Musim Kemarau pada Agustus 2025 Menurut BMKG
Penyebab masih turunnya hujan di musim kemarau/Foto: Freepik.com/Rawpixel.com

Tanggal sudah memasuki pertengahan Agustus 2025. Seharusnya, saat ini Indonesia sudah berada di puncak musim kemarau. 

Namun, yang kini terjadi justru sebaliknya. Sejumlah daerah masih dilanda hujan, bahkan dengan curah hujan tinggi dan disertai angin kencang. 

Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi ya, Beauties?

Hujan di Musim Kemarau karena Kombinasi Berbagai Dinamika Atmosfer

Ilustrasi hujan

Ilustrasi hujan/Foto: Freepik.com/Kireyonok_Yuliya

Melansir laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam rilisnya bertajuk Prospek Cuaca Mingguan Periode 8-14 Agustus 2025, penyebab masih hujan di musim kemarau karena kombinasi berbagai dinamika atmosfer. 

Untuk prospek cuaca sepekan ini, menurut analisis BMKG beberapa tempat di wilayah Indonesia berpotensi mengalami peningkatan pembentukan awan hujan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor skala lokal hingga global, yang menyebabkan kondisi atmosfer menjadi cukup labil untuk membentuk awan konvektif dan menghasilkan hujan dengan berbagai intensitas. 

"Kondisi iklim global terkini menunjukkan bahwa indeks Dipole Mode dengan nilai -0.6, turut berkontribusi terhadap peningkatan suplai uap air di wilayah Samudra Hindia bagian barat Sumatra. Selain itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) secara spasial yang diperkirakan aktif dalam pekan ini yang berpengaruh pada pembentukan awan hujan, khususnya di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat dan tengah," tulis BMKG, dikutip Selasa (12/8). 

Tak hanya itu, fenomena atmosfer lain yang turut mendukung aktivitas konvektif adalah kombinasi gelombang tropis seperti Gelombang Kelvin, dan Ekuatorial Rossby yang terpantau aktif di wilayah Samudra Hindia barat Aceh pada periode yang sama, yang bisa membuat hujan. Lalu, sirkulasi siklonik ada di Samudra Hindia barat Bengkulu dan wilayah pesisir barat Kalimantan Barat yang membentuk area perlambatan angin dari Samudra Hindia barat daya Bengkulu, Laut Natuna, hingga Kalimantan Barat bagian barat.

Karena kondisi dinamika atmosfer, masyarakat diimbau untuk tetap waspada pada potensi kejadian cuaca yang signifikan. 

Prospek Cuaca pada 11-14 Agustus 2025

Ilustrasi hujan

Ilustrasi hujan/Foto: Freepik.com/jcomp

Menurut prospek cuaca periode 11-14 Agustus 2025, BMKG mengatakan bahwa cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Namun, sejumlah daerah masih mengalami hujan yang sedang hingga lebat. 

  • Hujan intensitas sedang: Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Tengah dan Papua.
  • Siaga (hujan lebat): Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Maluku, Papua Barat, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.
  • Angin kencang: Sulawesi Selatan, Sulawesi, NTT, NTB dan Papua Selatan.

Mengutip  CNN Indonesia, fenomena hujan di musim kemarau disebut juga sebagai kemarau basah. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan kondisi ini masih dalam batas normal secara klimatologis, dan disebut akan berlangsung hingga musim hujan tiba. 

"Seperti yang disampaikan BMKG, kondisi ini akan berlanjut hingga musim hujan tiba," ujarnya.

Nah Beauties, itu dia penjelasan penyebab hujan di musim kemarau. Tetap jaga kesehatanmu ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE