Inilah Negara yang Berbahaya Ditinggali Perempuan, Ada Larangan Berbicara dan Belajar

| Beautynesia
Selasa, 27 Aug 2024 12:30 WIB
Inilah Negara yang Berbahaya Ditinggali Perempuan, Ada Larangan Berbicara dan Belajar
Foto: Ahmad SAHEL ARMAN/AFP/File

Ada banyak negara yang tidak aman bagi perempuan. Kabar diskriminasi hingga kekerasan yang dialami silih berganti terdengar dari negara tersebut. Meski di era modern marak menggema kesetaraan gender, hak-hak perempuan tetap dirampas di beberapa negara.

Afghanistan masuk dalam jajaran negara yang paling berbahaya bagi perempuan tersebut, Beauties. Beberapa negara lain yang masuk daftar negara paling bahaya ditinggali perempuan tahun 2024 menurut Times of India dan The Blogler, seperti Afrika Selatan, India, Somalia, Yemen, Republik Demokratik Kongo, Syria, dan masih banyak lagi.

Perampasan hak perempuan di Afghanistan dimulai saat negara tersebut dikuasai oleh kelompok Taliban yang pertama muncul tahun 1994. Simak sejarahnya dari rangkuman berbagai sumber berikut.

Sejarah Perampasan Hak Perempuan Afghanistan

'Suara kami tidak akan bisa dibungkam'  Dua perempuan kakak beradik di Afghanistan menentang Taliban dengan bernyanyi mengenakan burka

Perempuan Afghanistan/ Foto: BBC World

Sebelum Taliban menguasai Afghanistan tahun 1996 hingga 2001, perempuan Afghanistan berjaya. Layaknya perempuan-perempuan di negara lain, mereka bebas mengenakan pakaian yang mereka inginkan, memilih bidang apa pun yang ingin dipelajari, mereka berani menyuarakan pendapatnya, dan bepergian ke mana pun dengan leluasa. 

Melansir laman Amnesty, sejak Taliban berkuasa mulai tahun 1996, mereka menginginkan Afghanistan menjadi negara Islam. Mereka memberlakukan Hukum Syariat Islam versi mereka sendiri di mana hak perempuan dan anak-anak perempuan diambil. 

Selain diharuskan mengenakan burqa (pakaian yang menutupi seluruh tubuh), perempuan dan anak-anak perempuan dilarang pergi ke sekolah, belajar, bekerja, pergi keluar rumah tanpa pendamping pria, memperlihatkan kulit mereka di depan umum, mengakses layanan kesehatan yang disediakan oleh pria––perempuan semakin sulit mengakses layanan kesehatan dikarenakan tidak boleh bekerja––dan dilarang terlibat dalam politik atau bicara di depan umum. Lebih dari itu, perempuan Afghanistan yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan dari pria justru dinyatakan bersalah atas kejahatan moral dan dapat dijatuhkan hukuman. 

Taliban Kembali Berkuasa pada 2021

Hak Perempuan Afghanistan

Hak Perempuan Afghanistan/ Foto: unwomen.org

Kekuasaan Taliban di Afghanistan runtuh pada tahun 2001 akibat adanya intervensi internasional. Selama 20 tahun sejak hilangnya kekuasaan Taliban, perempuan mendapat hak-haknya lagi dan berpartisipasi di masyarakat. Melansir laman UN Women, perempuan berhasil menempati 69 dari 249 kursi di parlemen. Afghanistan juga memiliki Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Namun semua itu terhenti saat Taliban kembali memegang kuasa pada Agustus 2021.

Meski dengan klaim hukum yang berlaku tidak se-ketat sebelumnya, hukum tetap melarang perempuan untuk pergi ke taman, gym, salon kecantikan, dan tempat pemandian umum. Perempuan juga tidak diperbolehkan melanjutkan pendidikan lebih dari tingkat enam dan dilarang bekerja di luar sektor kesehatan dan pendidikan. Namun meski bekerja di bidang kesehatan, dukungan dari pemerintah sangat minim sehingga tanpa adanya peralatan yang tepat, tidak memungkinkan dokter untuk bekerja maksimal.

Aturan Terbaru yang Melarang Perempuan Bicara di Depan Umum

An Afghan woman walks along with a boy through a pathway in Fayzabad district of Badakhshan province on March 21, 2023. (Photo by OMER ABRAR / AFP)

Perempuan Afghanistan/ Foto: AFP/OMER ABRAR

Bulan ini, memasuki tahun ketiga Taliban berkuasa di Afghanistan, hukum baru diberlakukan. Mengutip The Guardian, hukum yang telah disetujui oleh Pemimpin Tertinggi Hibatullah Akhundzada melarang perempuan untuk berbicara dan memperlihatkan wajah di luar rumahnya. 

Ya, perempuan harus menutupi seluruh tubuh mereka, termasuk bagian wajah, dengan pakaian tebal setiap kali berada di depan umum. Alasannya, untuk menghindari godaan dan perbuatan jahat dari kaum pria.

Sementara aturan dilarang berbicara berlaku dengan alasan suara perempuan adalah instrumen potensial untuk melakukan kejahatan. Tak hanya bicara, perempuan juga tidak boleh bernyanyi dan membaca dengan bersuara, bahkan dari dalam rumah. 

Perempuan Afghanistan juga tidak boleh secara langsung menatap pria jika bukan keluarga. Supir taksi juga akan dihukum jika menerima penumpang perempuan tanpa didampingi pria yang layak. Mereka yang melakukan pelanggaran moral tersebut akan ditahan dan dihukum dengan cara yang dianggap tepat oleh pejabat Taliban yang bertugas menegakkan hukum baru tersebut.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)

TAGS

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE