Inspiratif! Perempuan Ini Dirikan Organisasi untuk Rias Wajah Perempuan Tunawisma
Aksi seorang perempuan asal Amerika Serikat bernama Shirley Raines membuat decak kagum. Raines yang memiliki jiwa besar tergerak untuk melayani sekitar 600 orang tunawisma di Los Angeles setiap harinya.
Tergerak untuk melayani tunawisma, membuat Raines mendirikan organisasi sendiri bernama Beauty2TheStreetz. Organisasi yang dimulai sepenuhnya dari kocek pribadi ini mempunyai aksi untuk melayani tunawisma seperti memberi makan dan memberi keperluan untuk mandi.
Tak hanya itu, ia bersama tim yang terdiri dari 30 orang juga turut memberi layanan kecantikan dengan memberi produk, merias wajah, memberi rambut palsu, dan mewarnai rambut para tunawisma.
![]() Shirley Raines Dengan Komunitas/foto: Instagram/@beauty2thestreetz |
Sebelum pandemi COVID-19, Raines sendiri sudah mendirikan toko untuk mewarnai rambut dan merias wajah. Namun karena masalah keamanan, toko Raines saat ini sedang tidak beroperasi sementara.
Pada saat pandemi, perempuan berusia 53 tahun itu juga ikut melayani masyarakat dengan menyediakan APD, pembersih tangan, dan mensosialisasikan tentang pencegahan virus terlepas dari risiko terhadap kesehatan dirinya sendiri.
Aksi luar biasa yang dilakukan Raines hingga mendirikan organisasi resmi Beauty2TheStreetz ini dimulai setelah kematian putranya yang akhirnya menjadi titik di mana dia mencari tujuan hidupnya, yaitu membantu orang lain.
"Saya melihat orang-orang yang hancur ini, dan kami bertatapan, dan saya seperti 'Ya Tuhan, mereka sama seperti saya,'" ungkapnya kepada Glamour.
Ketika para tunawisma di jalanan memuji rambut dan riasan wajah Raines, sesuatu muncul di benaknya, yaitu ingin memberikan layanan kecantikan kepada para tunawisma tersebut.
![]() Shirley Raines Merias Wajah Tunawisma/foto: beauty2thestreetz.org |
"Saya bosan bercermin dan melihat seorang perempuan yang menguburkan seorang anak. Saya ingin melakukan semua yang mereka katakan tidak bisa saya lakukan. Warna yang menurut mereka tidak cocok untuk kulit hitam, saya ingin memakai semuanya sekaligus. Gaya rambut yang menurut mereka tidak bisa dikenakan oleh perempuan kulit hitam, saya ingin memakainya," kata Raines.
Raines memandang riasan sebagai pelarian dan cara untuk sepenuhnya mengubah pola pikirnya, dan dia melihat secara langsung efeknya pada orang lain.
"Riasan, warna rambut, ini adalah permainan orang dewasa untuk percaya dan berdandan, dan saya merasa kadang-kadang merias rambut dan merias wajah dan melihat siapa kamu di cermin mengubah kamu menjadi dunia yang berbeda di luar menjadi tunawisma. Setiap orang butuh pelarian, meski hanya sesaat," ungkapnya.
Raines mengaku senang karena mendapatkan kepercayaan dari komunitas meski pada awalnya skeptis dengan dirinya dan motifnya.
"Ketika saya keluar pada hari Sabtu, yang aku dengar hanyalah, 'Hei, ratu!' 'Aku mencintaimu, ratu! sampai jumpa Sabtu depan!'"
Aksinya membantu tunawisma kerap ia unggah ke platform media sosialnya secara konsisten, dengan harapan agar menawarkan pandangan mendalam tentang pekerjaan yang dia dan timnya lakukan.
"Saya benar-benar ingin mengubah narasi tentang apa itu tunawisma. Sebelum saya membagikan makanan, saya tidak pernah membayangkan bahwa perempuan tunawisma menginginkan barang kecantikan. Jika saya tidak membayangkannya, saya yakin seluruh dunia tidak membayangkannya. Sangat penting bagi mereka untuk tampil dan merasa yang terbaik juga," tuturnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

