Ironis! Pesan Ratu Rania di Hari Hak Asasi Manusia Sedunia Ingatkan Genosida
Hari Hak Asasi Manusia diperingati setiap tanggal 10 Desember. Tahun ini, momen tersebut jatuh bertepatan di tengah "panasnya" genosida yang dialami masyarakat Palestina. Hak asasi manusia yang dimiliki setiap individu seperti ada pengecualian.
Hal tersebut tidak lepas dari pandangan Ratu Rania dari Yordania yang mengunggah reel dalam akun Instagramnya, @queenrania, berisi sorotan Hari Hak Asasi Manusia dan genosida secara bersamaan.
Ironis, reels tersebut menampilkan elemen-elemen yang bertolak belakang. Video diawali rekaman pembacaan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh Eleanor Roosevelt tahun 1948 dipilih sebagai latar belakang suara, sedangkan suasana kekacauan yang terjadi di Gaza mengisi mayoritas video. Kedua aspek bersanding, publik disuguhkan kemerosotan penerapan deklarasi HAM yang saat ini berusia 75 tahun itu.
Isi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
A Palestinian child reacts, while people gather to get their share of charity food offered by volunteers, amid food shortages, as the conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas continues, in Rafah, in the southern Gaza Strip, December 2, 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/ Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
“Pasal 1: Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama,” deklarasi pertama dibacakan bersama dengan video seorang warga yang ditangkap oleh prajurit.
Video reels dilanjutkan dengan pembacaan Pasal 3, yaitu “Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan, dan keselamatan individu” seperti yang dikutip dari laman United Nations Human Right. Namun video menampilkan dua anak laki-laki yang ditangkap oleh prajurit.
Pemandangan yang sama dilihat saat Pasal 5 dibacakan. “Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya”.
Pasal-pasal yang disoroti lainnya seperti “Tak seorang pun boleh dirampas hartanya dengan semena-mena”, “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat”, dan “Setiap orang berhak mendapat pendidikan”. Perdamaian menjadi gol segala aktivitas yang dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Reels diakhiri dengan sebuah pertanyaan yang memprovokasi pemikiran: Apakah ini akhir dari deklarasi tersebut?
Respon Warganet
Smoke rises over Gaza, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, as seen from southern Israel, December 9, 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha/ Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
Mengetahui hak asasi manusia dirampas dari masyarakat Palestina selama puluhan tahun dalam sebuah video, mereka yang menyaksikan menyadari penerapan deklarasi HAM perlu diragukan. Akun @rati********* mengomentari bahwa tidak semua individu mendapatkan HAM, “Yes one thing I learn this year! human rights is selective, one a big lie! It applies only to some!”.
Akun @yaz******** ikut berpendapat, “It is evident that as long as humans themselves define human rights, achieving justice for all races will be a challenge. True justice, a spiritual quality, requires guidance from a higher power beyond human influence.” (Terbukti bahwa selama manusia sendiri yang mendefinisikan hak asasi manusia, maka mencapai keadilan bagi semua ras akan menjadi sebuah tantangan. Keadilan sejati, kualitas spiritual, memerlukan bimbingan dari kekuatan yang lebih tinggi di luar pengaruh manusia.)
Begitu pula dengan akun @foo******* yang menulis, “In the twenty-first century, witnessing acts reminiscent of another Holocaust is deeply troubling. It is disheartening that humanity seems to repeat historical mistakes. We must learn from the past, stand united against atrocities, and work towards a world that upholds the values of compassion, respect, and dignity for all. It’s a collective responsibility to ensure history doesn’t repeat itself, fostering a global commitment to human rights and justice.World leaders need to put a stop to the common thieves”.
(Di abad ke-21, menyaksikan tindakan-tindakan yang mengingatkan kita pada Holocaust sangatlah meresahkan. Sungguh menyedihkan jika umat manusia sepertinya mengulangi kesalahan sejarah. Kita harus belajar dari masa lalu, bersatu melawan kekejaman, dan bekerja menuju dunia yang menjunjung nilai-nilai kasih sayang, rasa hormat, dan martabat bagi semua orang. Ini adalah tanggung jawab kolektif untuk memastikan sejarah tidak terulang kembali, menumbuhkan komitmen global terhadap hak asasi manusia dan keadilan. Para pemimpin dunia perlu menghentikan tindakan pencuri yang biasa dilakukan.)
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!