Israel Serang Kamp Pengungsian di Tepi Barat di Tengah Gencatan Senjata
Meski tengah menjalankan gencatan senjata, Israel masih melancarkan serangan terhadap Palestina. Israel telah menghancurkan beberapa bangunan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, beberapa jam setelah pasukannya membunuh seorang pria berusia 73 tahun, kata Kementerian Kesehatan Palestina, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Seorang juru bicara tentara Israel mengatakan 23 bangunan dihancurkan pada Minggu (2/2) di Jenin. Alasannya, demi mencegah infrastruktur teroris dibangun di sana. Militer juga mengatakan telah menewaskan 50 pejuang Palestina di Tepi Barat sejak pertengahan Januari.
Israel Bombardir Jenin, Tepi Barat
Israel Bombardir Jenin, Tepi Barat/Foto: AFP via Getty Images/AHMED ZAKOUT
Koresponden Al Jazeera Arabic mengatakan ledakan tersebut menghancurkan blok permukiman di lingkungan kamp ad-Damj. Kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa ledakan tersebut sangat kuat sehingga terdengar di seluruh kota dan kota-kota sekitarnya.
Kementerian luar negeri Palestina mengutuk penghancuran gedung-gedung di Jenin oleh militer Israel, menggambarkannya sebagai "pemandangan brutal".
Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta sidang mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan penghancuran seluruh blok permukiman di kamp Jenin dan Tulkarm.
Militer Israel melancarkan serangan besar-besaran di Tepi Barat yang diduduki pada Januari lalu, yang dijuluki "Tembok Besi", yang difokuskan terutama pada serangan terhadap kelompok bersenjata Palestina dari daerah Jenin, tepat setelah memulai gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas di Gaza pada 19 Januari.
Kesaksian Warga Jenin soal Serangan Israel di Tengah Gencatan Senjata
Kesaksian Warga Jenin soal Serangan Israel di Tengah Gencatan Senjata/Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu Agency
Ledakan pada Minggu itu menandai eskalasi karena Israel semakin sering melakukan serangan tak terkendali terhadap infrastruktur Palestina.
"Suaranya mengerikan," kata penduduk Jenin Henna al-Haj Hassan kepada Al Jazeera melalui telepon tentang ledakan tersebut.
Hassan mengatakan bahwa dia dan penduduk Jenin lainnya telah menghadapi serangan terus-menerus selama dua minggu. Dia menambahkan bahwa jam malam diberlakukan, dengan toko-toko dan bisnis lainnya ditutup.
Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin, Wisam Baker, mengatakan kepada Wafa bahwa beberapa bagian rumah sakit rusak karena ledakan tersebut, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan. Banyak keluarga kini mengungsi karena pembongkaran tersebut, kata kantor berita tersebut.
Ahmed Tobasi, penduduk Jenin lainnya, mengatakan rumah-rumah di kamp Jenin "tidak layak huni lagi" karena Israel menghancurkan infrastruktur.
"Tentara Israel tidak membutuhkan alasan apa pun untuk menghancurkan rumah-rumah kami dan menggusur kami," penduduk Jenin mengatakan kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan, "Jadi ini bukan tentang terorisme; ini adalah tempat tinggal biasa, orang-orang yang tinggal, dan ketika Anda berbicara tentang satu rumah, itu bukan benar-benar satu keluarga yang tinggal di sana. Di kamp Jenin, Anda menemukan satu rumah dengan tiga hingga empat keluarga.”
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan Israel telah membunuh 70 orang, termasuk 10 anak-anak, di Tepi Barat yang mereka duduki sejak awal tahun. Sejak gencatan senjata diberlakukan di Gaza, telah terjadi peningkatan kekerasan ekstrem di seluruh Tepi Barat, khususnya di Jenin, Tulkarem dan Tubas.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!