Gencatan Senjata Israel-Hamas Resmi Berlaku, Sempat Ditunda 3 Jam
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel akhirnya resmi berlaku di Jalur Gaza Palestina pada Minggu (19/1) sekitar pukul 11.15 waktu setempat. Gencatan senjata sempat tertunda selama tiga jam, dan di momen tersebut Israel masih membombardir Jalur Gaza dengan brutal.
Awalnya, kesepakatan gencatan senjata berlaku pada sekitar pukul 08.15 waktu setempat. Keputusan penundaan gencatan senjata di menit-menit terakhir berdasarkan arahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Meski sempat tertunda, warga Palestina terlihat merayakan kabar gencatan senjata dengan penuh haru. Truk bantuan kemanusiaan juga telah dijadwalkan tiba di Jalur Gaza pada Senin (20/1).
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui soal gencatan senjata Israel-Hamas yang resmi berlaku.
Sempat Tertunda 3 Jam
Ilustrasi/Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images
Kesepatakan gencata senjata Israel-Hamas sempat tertunda selama tiga jam. Netanyahu mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza tidak akan dimulai sampai Hamas merilis nama-nama tawanan Israel yang akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata. Hamas mengatakan alasan teknis menjadi penyebab penundaan pemberian nama daftar tawanan, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.
Hamas mengatakan bahwa mereka sangat berkomitmen untuk menjalankan kesepakatan genjatan senjata. Namun, memang ada kesalahan teknis sedikit sehingga daftar nama tawanan yang akan dibebaskan terlambat diberikan.
"Keterlambatan dalam memberikan nama-nama mereka yang akan dibebaskan pada gelombang pertama adalah karena alasan teknis," kata Hamas, dikutip AFP.
Selama penundaan tersebut, Israel masih melancarkan serangan di Jalur Gaza secara brutal. Tim penyelamat pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan delapan orang. Sementara itu, sekitar 103 warga Palestina tewas dan lebih dari 264 terluka akibat serangan Israel di Gaza sejak pengumuman perjanjian gencatan senjata.
Gencatan Senjata Resmi Dimulai
Ilustrasi/Foto: REUTERS/Mohammed Salem
Setelah penundaan kurang lebih tiga jam, gencatan senjata akhirnya dimulai. Hal ini ditandai dengan Hamas menyerahkan tiga warga Israel yang menjadi sanderanya kepada Palang Merah Internasional. Tiga orang sandera tersebut adalah perempuan berusia 31, 28, dan 24 tahun dan dilaporkan dalam kondisi sehat.
Setelah pembebasan sandera Hamas berlangsung, Israel pun membebaskan 90 warga Palestina yang menjadi tahanannya selama ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Menurut Hamas, 90 warga Palestina yang akan dibebaskan pada hari Minggu akan mencakup 69 perempuan dan 21 remaja laki-laki, dikutip dari The Guardian.
Warga Gaza Rayakan Gencatan Senjata
Ilustrasi/Foto: REUTERS/Mohammed Salem
Perayaan menyelimuti Jalur Gaza usai gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu berlaku pada Minggu (19/1) pukul 11.15 waktu setempat.
"Kegembiraan saya tak terkira," kata warga Gaza, Om Salah, kepada Al Jazeera.
"Sejak mereka mengumumkan gencatan senjata, saya segera mengemasi semua barang saya karena saya siap berangkat ke Kota Gaza. Anak-anak saya sangat senang bisa pergi dan melihat keluarga, saudara, dan tanah kami," katanya.
"Di sini, kami selalu takut dan khawatir, tetapi di rumah kami akan sangat bahagia, dan kegembiraan akan kembali dalam hidup kami," tambahnya.
Sementara itu, seorang anak muda Palestina berkata, "Semua orang senang, terutama anak-anak. Semoga saja, Israel tidak akan melanggarnya [gencatan senjata] dalam beberapa hari ke depan."
Para petugas kesehatan dan penyelamat Gaza juga terlihat merayakan kemenangan ini. Video yang tersebar di media sosial memperlihatkan beberapa tim pertahanan sipil meneriakkan yel-yel dan mengibarkan tanda-tanda kemenangan.
Hani Mahmoud dari Al Jazeera melaporkan dari luar Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah, bahwa tidak ada pelanggaran yang dilaporkan sejak gencatan senjata berlaku.
"Tidak ada lagi bom, tidak ada lagi jet tempur, dan tidak ada lagi pesawat tanpa awak. Satu-satunya suara tembakan yang kami dengar adalah dari perayaan di jalan-jalan. Suara tembakan dan kembang api sering terdengar," katanya.
Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Khan Younis, mengatakan warga Palestina dari kota Rafah di selatan menggambarkan kehancuran yang disebabkan oleh Israel di sana sangat besar.
"Mereka bahkan tidak menyadari di mana lingkungan mereka berada," katanya.
"Meskipun demikian, orang-orang sangat senang. Anda melihat semua orang tersenyum, Anda melihat semua orang meneriakkan yel-yel, dan sebagian besar warga Palestina berkata: 'Kami berhasil selamat dari perang ini.'"
Truk Bantuan Kemanusiaan Pertama Tiba di Gaza
Ilustrasi/Foto: REUTERS/Hatem Khaled
Truk pertama yang membawa bantuan kemanusiaan telah memasuki Gaza melalui perlintasan Rafah sebagai bagian dari pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Ratusan truk diperkirakan akan masuk setiap hari, membawa makanan dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan bagi warga Palestina yang kekurangan gizi akibat genosida yang dilakukan Israel.
"Sejak Minggu pagi, 552 truk bantuan kemanusiaan telah memasuki Jalur Gaza melalui jalur penyeberangan, termasuk 242 truk untuk wilayah utara Jalur Gaza," kata seorang sumber di Kementerian Dalam Negeri Gaza kepada Anadolu.
Sumber tersebut menjelaskan bahwa pengiriman bantuan meliputi bahan bakar, pasokan medis, dan bahan makanan, serta sayur-sayuran dan buah-buahan. Ia juga menegaskan bahwa berbagai upaya tengah dilakukan untuk memfasilitasi masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan guna memenuhi kebutuhan penduduk di Gaza.
Genosida Israel di Palestina Tewaskan Hampir 47 Ribu Orang
Ilustrasi/Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu
Hampir 47 ribu orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 110.700 lainnya terluka dalam genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan setempat, dilansir dari Anadolu.
Genosida Israel di Palestina telah menyebabkan lebih dari 11 ribu orang hilang, dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada. Sementara itu lebih dari 1,9 juta warga Palestina terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal mereka. Tak hanya itu, seluruh populasi Gaza berada dalam tingkat krisis kerawanan pangan akut dan ancaman wabah penyakit.
Dilansir dari CNN, kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas saat ini disusun dalam tiga fase berbeda.
Fase pertama diharapkan akan dimulai pada Minggu (19/1) dan berlangsung selama enam minggu. Fase ini akan meliputi gencatan senjata, penarikan pasukan Israel, pertukaran sandera dan tahanan, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Para sandera Amerika Serikat (AS) yang ditahan di Gaza akan dibebaskan pada fase pertama tersebut, kata Presiden AS Joe Biden.
Dilansir dari Al Arabiya News, perundingan untuk perjanjian tahap kedua akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata. Fase ini akan mencakup pembebasan seluruh sandera yang tersisa dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza. Sementara itu di fase ketiga, jika Israel dan Hamas berhasil mempertahankan stabilitas hingga fase ini, maka akan ada pemulihan total dan pembebasan tahanan yang tersisa.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!