Jadi Menu "Wajib" Saat Agustusan, Ini Dia Sejarah dan Makna Nasi Tumpeng

Yoanita Aisyah Anugraeny | Beautynesia
Jumat, 16 Aug 2024 12:30 WIB
Jadi Menu
Foto: Getty Images/Kadek Bonit Permadi

Gebyar perayaan puncak 17 Agustus segera dimulai. Dalam perayaan ini, nasi tumpeng selalu jadi menu utama. Tidak hanya perayaan Agustusan, nasi kuning yang dicetak kerucut ini telah banyak digunakan sebagai menu utama berbagai selamatan ala masyarakat Jawa.

Biasanya, nasi tumpeng ini identik dengan makanan yang melambangkan ungkapan rasa syukur yang mendalam. Tidak heran jika tumpeng saat perayaan Agustusan selalu disajikan dengan megah disertai dengan lauk-lauk yang tidak kalah lezat.

Telah mendarah daging menjadi tradisi di Indonesia, yuk mari kita kulik lebih dalam tentang makna dan sejarahnya! Langsung saja simak pembahasannya di sini, ya!

Sejarah Nasi Tumpeng

5 Fakta Tradisi Tumpengan di Istana Negara Setiap 17 Agustus

Tumpeng/ Foto: Getty Images/MielPhotos2008

Melansir dari Detik, Chef Wira Hardiyansyah menyebut bahwa nasi tumpeng sebenarnya sudah ada sejak zaman masyarakat Kapitayan dulu. Pada saat itu, mereka yang memercayai Tuhan menggunakan tumpeng sebagai pemusatan pada kekuatan-Nya.

Pada masa Hindu-Buddha, nasi tumpeng digunakan sebagai penghormatan kepada para leluhur. Bentuknya yang kerucut dianggap sebagai representasi dari Gunung Meru, pusat alam semesta dalam kepercayaan Hindu.

Selanjutnya, tradisi nasi tumpeng pun mulai berkembang menjadi tradisi bagi masyarakat Jawa, Madura dan Bali. Seiring berkembangnya zaman, kini nasi tumpeng juga banyak digunakan untuk berbagai perayaan mulai dari maulid nabi, tahun baru Islam, ulang tahun bahkan juga perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Arti Nama Tumpeng

5 Fakta Tradisi Tumpengan di Istana Negara Setiap 17 Agustus

Tumpeng/ Foto: Getty Images/MielPhotos2008

Menurut Bahasa Jawa Kuno, kata “tumpeng” merupakan akronim dari “yen metu kudu sing mempeng”. Dalam bahasa Indonesia, kalimat ini berarti “'bila keluar harus dengan bersungguh-sungguh”. Jika diartikan secara harfiah, makna dari kalimat tersebut adalah setiap orang harus bersungguh-sungguh dan semangat dalam menjalani hidup.

Di era modern saat ini, bentuk-bentuk tumpeng telah banyak mengalami modifikasi. Meski demikian, makna kehadirannya di setiap perayaan masih memiliki makna yang sama dengan sebelumnya.

Makna dan Filosofi Nasi Tumpeng

Makna dan Filosofi Nasi Tumpeng/ Foto: Instagram.com/tumpengbogor

Kerap digunakan untuk berbagai perayaan, nasi tumpeng ternyata memiliki makna dan filosofi yang cukup mendalam lho, Beauties! Apa aja sih filosofinya?

Melansir DetikFood, bentuk kerucut pada nasi tumpeng diibaratkan sebagai gunung yang menjulang. Di zaman dahulu, simbol gunung ini merupakan bentuk penghormatan yang mendalam kepada para dewa. Tidak heran jika nasi tumpeng memiliki makna yang cukup sakral.

Gunung yang menjulang juga bisa memiliki makna yang mengibaratkan hubungan manusia dengan Tuhan dan alam semesta.

Selain hidangan nasi kuning yang dicetak kerucut, nasi tumpeng juga dihidangkan dengan beraneka macam menu yang mengelilingi.  Dari kondisi fisik nasi tumpeng ini, nasi kuning kerucut yang tinggi bisa merujuk pada Tuhan. Semakin tinggi kerucutnya, maka semakin tinggi juga kedudukannya.

Sementara itu, khusus untuk deretan lauk yang menyelimuti di bagian dasar kerucut diibaratkan sebagai masyarakat. Setidaknya, ada beberapa menu “wajib” yang ada di nasi tumpeng yang memiliki makna dan filosofi berbeda, seperti:

  • Telur rebus: melambangkan pentingnya etos kerja perencanaan matang di setiap tindakan  
  • Sayuran urap: kacang panjang (pemikiran jauh ke depan), taoge (proses untuk terus tumbuh), cabai merah yang dihias (penerangan yang bermanfaat untuk orang lain)
  • Ikan teri: simbol kerukunan dan kebersamaan

Meskipun lauk pauknya sangat  banyak, namun setiap orang wajib menjajal semua menunya. Jadi, tidak masalah mengambil porsi sedikit, asalkan semua lauk dijajal tanpa terkecuali. Hal ini melambangkan bahwa nasi tumpeng adalah sebuah satu kesatuan yang menjadi simbol keutuhan.

Nah, pada konsepnya, tumpeng adalah satu kesatuan. Kehadiran nasi tumpeng di setiap perayaan Kemerdekaan Indonesia adalah bentuk doa dan harapan agar Indonesia jadi lebih baik lagi.  

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE