
Jangan Asal Pilih Teman, Ini Ciri-ciri Pertemanan Sehat yang Harus Kamu Tahu

Pernah gak sih kalian berpikir, semakin dewasa lingkup pertemanan kok itu-itu aja ya? Dulu saat sekolah, rasa-rasanya kalau lagi bareng seolah kumpul dengan warga satu kampung. Tapi sekarang, jumlah teman bisa dihitung dengan jari. Bahkan ada yang tidak lebih dari lima orang.
Tanpa disadari, seiring berjalannya usia, circle pertemanan memang makin mengecil. Bahkan yang bisa disebut ‘benar-benar’ sahabat bisa jadi hanya 2 atau 3 orang. Hal ini dikarenakan, saat dewasa kita lebih mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas. Kita hanya akan memilih lingkup orang-orang yang nyaman dan mendukung kita secara positif.
Berikut beautynesia.id telah merangkum 5 ciri pertemanan yang sehat, agar bisa lebih bijak dalam memilih teman.
Kamu nyaman dan bebas jadi diri sendiri
![]() Nyaman/pexels.com |
Salah satu ciri-ciri hubungan toxic dan berdampak negatif adalah kamu merasa tidak nyaman dan tidak bisa menjadi diri sendiri. Dalam hubungan pacaran, pernah gak kamu mengalaminya? Jika pernah, pasti kamu ingin putus atau mengakhiri hubungan dengannya.
Sebab teman yang baik adalah mereka yang tidak memaksamu untuk menjadi apa yang dia mau. Teman yang baik akan ikhlas menerima dirimu apa adanya, tak hanya kelebihan tapi juga sepaket dengan kekuranganmu.
Saling mendukung dan menghargai pilihan
![]() Menghargai..pexels.com |
Teman yang baik adalah mereka yang mendukung dan menghargai pilihanmu. Mereka boleh-boleh saja memiliki pendapat yang berbeda denganmu atau bahkan bertentangan dengan pendapatmu. Tapi ia berusaha untuk tidak memaksa berpihak padanya.
Mereka dengan legowo menghargai pilihan dan keputusanmu. Ia bahkan mau membantumu untuk menjalani keputusanmu. Jika ada sahabatmu yang masih sering ngotot menyalahkan keputusanmu, kamu perlu berpikir ulang ‘apakah tetap akan menjalin pertemanan dengannya’.
Tahu kapan harus menasehati dan tidak
![]() Teman/pexels.com |
Ada kalanya saat teman kita sedang curhat, tidak selalu mereka ingin diberikan nasehat. Biasanya mereka hanya sekedar ingin mencurahkan isi hati dan ingin didengarkan. Mereka tak selalu berharap solusi. Lantas saat apa teman kita tak butuh solusi? Teman yang baik akan tahu saat-saat kritis tersebut.
Tentunya setelah mereka melalui hubungan pertemanan yang intim dan lama. Sebab mereka sudah saling memahami kondisi satu sama lain. Saat itulah, teman tidak akan mudah memberikan nasehat, karena mereka tahu betul betapa sulitnya berada di posisi yang sama.
Tidak memaksa harus berjalan seiringan
![]() Tidak memaksa/pexels.com |
“Aku adalah aku, kamu adalah kamu”, batasan ini tetap penting untuk dimiliki dalam sebuah pertemanan. Teman tidak akan memaksa rekannya yang lain untuk menjadi dirinya, dan ia pun tidak ingin menjadi seperti temannya. Mereka masih memiliki hak penuh untuk berpendapat, menentukan pilihan, bersikap dan lainnya.
Ada kalanya mereka dalam jurang perbedaan. Meski begitu mereka tetap akan tenang dan berteman seperti biasa. Karena teman yang baik percaya, perbedaan hanyalah bagian kecil dari segala kesamaan dan hubungan keduanya.
Sudahkah kamu masuk dalam lingkup pertemanan yang sehat? Jika sudah, selamat ya. Jika belum, maka jangan habiskan waktumu dengan lingkup pertemanan yang tak sehat. Sebaliknya cari teman yang satu frekuensi ya!