Jangan Biarkan Anak Terjerat Masalah Finansial Orang Tua! Ini Cara Mengatasi 'Financial Enmeshment'

Maura Valysha Carmelie | Beautynesia
Senin, 29 Dec 2025 15:00 WIB
Kenapa Financial Enmeshment Bisa Terjadi?
Penyebab masalah keuangan dalam keluarga. Mulai dari kurangnya batasan hingga tekanan/Foto: freepik.com/dragonimages

Beauties, belakangan ini makin banyak anak yang tanpa sadar ikut terseret dalam masalah keuangan orang tua, mulai dari diminta bantu bayar tagihan, ikut memikirkan hutang, sampai merasa wajib menopang kondisi finansial keluarga. Kondisi seperti ini dikenal sebagai financial enmeshment, yaitu ketika hubungan keuangan dalam keluarga sudah nggak punya batas jelas.

Fenomena ini sebenarnya sudah lama dibahas dalam berbagai penelitian psikologi keluarga di luar negeri, yang menunjukkan bahwa keterlibatan finansial yang berlebihan bisa menghambat kemandirian, membuat stres berkepanjangan, dan membuat anak sulit membangun masa depan finansialnya sendiri. Yuk, simak informasi selengkapnya!

Apa Itu Financial Enmeshment?

Mengenal financial enmeshment. Ketika masalah finansial keluarga batas keuangan kabur/Foto: freepik.com/shurkin_son

Mengenal financial enmeshment. Ketika masalah finansial keluarga batas keuangan kabur/Foto: freepik.com/shurkin_son

Menurut penelitian dari Journal of Financial Therapy, financial enmeshment adalah kondisi ketika batas keuangan antara orang tua dan anak jadi kabur, sampai anak merasa berkewajiban ikut memikirkan atau menutupi masalah uang orang tua padahal mereka belum siap secara mental maupun finansial.

Karena ikatan yang terlalu erat ini, peran tradisional antara orang tua dan anak jadi kabur. Anak bisa merasa bertanggung jawab atas beban keuangan orang tua, sementara orang tua tidak memberikan ruang bagi anak untuk berkembang secara finansial independen.

Kenapa Financial Enmeshment Bisa Terjadi?

Penyebab masalah keuangan dalam keluarga. Mulai dari kurangnya batasan hingga tekanan/Foto: freepik.com/dragonimages

Penyebab masalah keuangan dalam keluarga. Mulai dari kurangnya batasan hingga tekanan/Foto: freepik.com/dragonimages

  1. Batas Emosi di Keluarga Kurang Jelas: Menurut riset dari Kansas State University, financial enmeshment biasanya terjadi di keluarga yang batas emosinya longgar. Orang tua sering cerita soal utang atau stres finansial ke anak, membuat anak merasa ikut bertanggung jawab.
  2. Tekanan Budaya dan Rasa Bersalah: Beberapa budaya sangat menjunjung kewajiban “anak harus bantu orang tua”. Ini bukan salah siapa-siapa, tapi bisa buat anak merasa bersalah kalau nggak ikut menanggung beban keuangan.
  3. Stres Ekonomi Orang Tua: Orang tua yang sedang tertekan secara finansial bisa tanpa sadar membebankan stresnya ke anak, termasuk mengajak anak ikut terlibat dalam masalah uang mereka.

Dampak Negatif Financial Enmeshment terhadap Anak

Masalah finansial keluarga berdampak pada anak. Picu kecemasan dan hambat kemandirian/Foto: freepik.com/stefamerpik

Masalah finansial keluarga berdampak pada anak. Picu kecemasan dan hambat kemandirian/Foto: freepik.com/stefamerpik

  1. Cemas Soal Uang Terus: Karena dari kecil sudah dijejali masalah uang, anak jadi tumbuh dengan anxiety finansial yang tinggi. Menurut penelitian di Journal of Financial Therapy, financial enmeshment dapat menumbuhkan pola pengambilan keputusan keuangan yang tidak sehat di masa depan karena kebingungan tentang peran finansial.
  2. Susah Mandiri Secara Finansial: Ketika gaji harus selalu “dialokasikan” buat bantu orang tua, anak jadi susah membangun tabungan, dana darurat, atau financial planning. Enmeshment juga bisa menghalangi anak untuk membangun identitas finansialnya sendiri karena keputusan uang jadi “urusan keluarga,” bukan milik individu.
  3. Hubungan Keluarga Jadi Tegang: Terlalu banyak campur-campur urusan uang bisa membuat hubungan makin ruwet dan penuh konflik.

Cara Mengatasi Financial Enmeshment dengan Tepat

Cara mengelola keuangan keluarga dan keluar dari tekanan finansial. Harus punya kemandirian finansial hingga menerapkan batasan/Foto: freepik.com/teksomolika

Cara mengelola keuangan keluarga dan keluar dari tekanan finansial. Harus punya kemandirian finansial hingga menerapkan batasan/Foto: freepik.com/teksomolika

Sekarang, bagian paling penting: bagaimana cara keluar dari jeratan financial enmeshment dengan hati-hati tapi tegas. Ini beberapa langkah strategis yang bisa Beauties pertimbangkan:

  • Buat Batas Keuangan yang Jelas: Tetapkan apa yang termasuk tanggung jawab anak dan apa yang termasuk tanggung jawab orang tua. Misalnya gunakan sistem alokasi (misalnya aturan “1/3” untuk simpanan, utang, kebutuhan hidup) supaya keuanganmu tetap stabil sekaligus membantu dengan wajar.
  • Komunikasi dari Hati ke Hati: Setelah sadar akan kondisi ini, kamu perlu membuka jalur komunikasi dengan orang tua. Jelaskan kondisi dan kemampuan finansial dengan jujur. Bicara dengan pelan-pelan, bukan menyalahkan.
  • Bangun Kemandirian Finansial: Mulai buat rencana keuangan yang fokus pada kebutuhan pribadi dulu: dana darurat, tabungan, investasi. Salah satu cara jitu agar kamu lebih percaya diri dalam mengatur keuangan adalah meningkatkan literasi finansial. Dengan pengetahuan yang kuat, kamu bisa membuat keputusan lebih bijak: kapan membantu orang tua, kapan menetapkan “tidak” demi masa depanmu sendiri.
  • Minta Bantuan Profesional Kalau Perlu: Kalau kondisi sudah terlalu rumit, Beauties bisa cari bantuan dari financial therapist atau konselor keluarga. Bantuan profesional ini penting untuk memulihkan batas sehat dalam keluarga.

Beauties, jangan anggap ringan financial enmeshment. Kalau dibiarkan, beban ini bisa menghambat kemandirian finansial jangka panjangmu, menahanmu dari meraih impian, atau bahkan menimbulkan stres serius secara emosional. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.