Jangan Salah Paham! Ini 6 Mitos Umum tentang Kecerdasan Emosional yang Beredar di Masyarakat

Retno Anggraini | Beautynesia
Sabtu, 08 Feb 2025 14:30 WIB
6. Pasti Memiliki IQ Tinggi
Mitos-mitos tentang kecerdasan emosional yang beredar di masyarakat/Foto: Freepik.com/benzoix

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain. Meskipun konsep ini sudah sering dibicarakan, ternyata masih banyak orang yang salah paham tentang apa itu kecerdasan emosional.

Bahkan, ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat yang membuat banyak orang bingung. Melansir True Your Journal, yuk, kita bongkar satu per satu mitos-mitos tersebut agar kamu tidak salah langkah dalam mengembangkan kecerdasan emosional kamu.

1. Menjadi Emosional

mitos tentang kecerdasan emosional
Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Banyak yang mengira kalau menjadi emosional itu berarti menunjukkan kecerdasan emosional yang tinggi. Padahal, faktanya tidak demikian. Kecerdasan emosional bukan berarti kamu harus sering mengungkapkan emosi kamu secara berlebih atau bahkan terjerat dalam emosi yang sulit dikendalikan.

Seseorang yang memiliki EQ tinggi adalah mereka yang mampu mengenali dan mengelola emosi dengan baik. Mereka tahu kapan harus mengekspresikan perasaan dan kapan perlu mengontrol emosi agar tidak mengganggu hubungan atau pengambilan keputusan yang rasional.

2. Menekan Emosi dan Selalu Bersikap Positif

Mitos-mitos tentang kecerdasan emosional yang beredar di masyarakat/Foto: Freepik.com/dragonimages

Ada anggapan yang keliru bahwa kecerdasan emosional berarti menekan segala bentuk emosi negatif dan selalu tampil positif. Memang, seseorang dengan EQ yang tinggi cenderung memiliki pola pikir positif, tapi itu bukan berarti emosi negatif seperti marah, kecewa, atau sedih harus selalu ditahan atau disembunyikan.

Faktanya, kecerdasan emosional justru melibatkan kemampuan untuk menerima dan mengelola semua emosi, termasuk yang negatif. Menekan emosi hanya akan memperburuk kondisi mental kamu. Yang benar adalah bagaimana cara kita merespons dan mengelola emosi tersebut dengan cara yang sehat, seperti berbicara dengan orang lain atau mencari solusi yang konstruktif.

3. Meningkat Seiring Bertambahnya Usia

mitos tentang kecerdasan emosional
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/rawpixel.com

Ini adalah salah satu mitos yang sering kita dengar. Banyak yang beranggapan bahwa kecerdasan emosional akan meningkat seiring bertambahnya usia atau pengalaman. Meskipun pengalaman hidup memang bisa memengaruhi kemampuan kita dalam mengelola emosi, tapi EQ bukanlah sesuatu yang otomatis berkembang hanya karena usia.

Kecerdasan emosional adalah keterampilan yang bisa dipelajari dan dilatih kapan saja. Jadi, tidak peduli berapa usia kamu, kamu selalu bisa mengembangkan EQ kamu dengan belajar mengelola emosi, berlatih empati, dan berkomunikasi secara efektif.

4. Hanya Tentang Berempati

Mitos-mitos tentang kecerdasan emosional yang beredar di masyarakat/Foto: Freepik.com/Frolopiaton Palm

Banyak orang beranggapan bahwa kecerdasan emosional hanya berhubungan dengan empati atau kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Memang, empati adalah salah satu komponen penting dari EQ, tapi kecerdasan emosional lebih dari itu.

Selain empati, EQ juga melibatkan keterampilan untuk mengenali emosi dalam diri sendiri, mengatur reaksi emosional, serta membangun hubungan yang sehat dan produktif. Jadi, jangan hanya fokus pada kemampuan berempati, tapi juga pelajari bagaimana mengelola emosi dan membangun kesadaran diri yang baik.

5. Bisa Memprediksi Kesuksesan

mitos tentang kecerdasan emosional
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/benzoix

Seseorang yang memiliki EQ tinggi cenderung lebih sukses dalam hubungan interpersonal dan memiliki kemampuan untuk mengelola stres dengan baik. Namun, EQ tidak menjamin kesuksesan di semua bidang kehidupan.

Kesuksesan juga dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti keterampilan teknis, pengetahuan, dan kesempatan. EQ hanya memberikan dasar yang kuat untuk seseorang berinteraksi dengan orang lain secara efektif, mengatasi tantangan hidup, dan tetap termotivasi meskipun menghadapi kesulitan.

6. Pasti Memiliki IQ Tinggi

Mitos-mitos tentang kecerdasan emosional yang beredar di masyarakat/Foto: Freepik.com/benzoix

Banyak yang beranggapan bahwa untuk memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, seseorang harus memiliki IQ yang juga tinggi. Padahal, IQ (kecerdasan intelektual) dan EQ (kecerdasan emosional) adalah dua hal yang berbeda. Seseorang bisa saja memiliki IQ tinggi namun kurang dalam hal empati, pengelolaan emosi, atau kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.

Sebaliknya, seseorang dengan IQ yang lebih rendah bisa memiliki EQ yang tinggi, yang membuat mereka lebih mampu berhubungan dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan mengelola emosinya dengan baik. Kedua jenis kecerdasan ini saling melengkapi, tapi tidak ada korelasi langsung antara keduanya.

Jangan biarkan mitos-mitos di atas menghalangi kamu untuk mengembangkan kecerdasan emosional kamu, ya! Kecerdasan emosional bukan hanya tentang mengelola emosi, tapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain, mengenali perasaan diri, dan membuat keputusan yang lebih baik.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE