Jatuh Cinta Secara Online, Romantis atau Penuh Risiko?
Teknologi memang berkembang pesat. Website hingga aplikasi online dating telah menjamur dan telah banyak digunakan, tidak terlepas dari gender. Terlebih setelah pandemi COVID-19, penggunaan aplikasi online dating semakin meningkat.
Bertemu pasangan secara online, berbicara dan menjalin hubungan secara online, hanya menggunakan gadget sebagai jembatan di antara pasangan. Di banyak kasus, pertemuan secara langsung bahkan belum pernah dilakukan.
Jatuh cinta dan berpacaran secara online memang sah-sah saja. Namun di balik rasa yang berbunga-bunga, risiko tetap menghantui. Kenapa? Simak penjelasan berikut ini!
Jatuh Cinta Secara Online
![]() Online Dating/Foto: pexels.com/cottonbro |
Sebuah penelitian yang dikutip CNN Internastional mengungkapkan jatuh cinta secara online sangat mungkin terjadi. Beberapa ahli mengatakan berkomunikasi secara online sebelum bertemu IRL (In Real Life) sebenarnya dapat menumbuhkan hubungan yang kuat dengan membantu dua orang tersebut yang memiliki minat yang sama secara jauh.
Lalu, apa yang membuat hubungan online ini bisa berhasil? Menurut sebuah studi tahun 2002, salah satu daya tarik utama dari semua jenis hubungan internet adalah kemampuan untuk menemukan orang-orang yang menyukai hal yang sama satu sama lain.
Sehingga, hubungan percintaan secara online sangat mungkin terjadi, seperti jatuh cinta dan berpacaran non-virtual. Di sisi lain, jika membandingkan dengan non-virtual, risiko akan tetap ada. Tetapi, jatuh cinta online memiliki resiko yang lebih besar.
Resiko Jatuh Cinta dan Berpacaran Online
![]() Resiko Jatun Cinta Virtual/Foto: pexels.com/cottonbro |
Catfishing adalah resiko teratas dari hubungan percintaan secara online ini. Catfishing adalah bentuk penipuan online yang berbahaya di mana seseorang berpura-pura menjadi orang yang berbeda dari yang sebenarnya. Tujuannya adalah agar korban jatuh cinta.
Studi yang dikutip dari Psychology Today, pada tahun 2008 terdapat 81 persen dari kencan online mengaku berbohong tentang berat badan, tinggi badan, usia atau kombinasi dari ketiganya di profil mereka. Hal itu dikarenakan website atau aplikasi memungkinkan pengguna untuk menampilkan diri terbaik mereka kepada publik, dan terkadang dilebih-lebihkan.
Selain itu, jarang bertemu dan tidak terlibat dalam kehidupan sehari-hari pasangannya secara nyata atau real life, membuat salah satu dari pasangannya sibuk akan ekspektasi, terutama dari sikap. Seseorang berekspektasi pasangannya memiliki karakter dan sikap sedemikian rupa.
Aplikasi kencan/ Foto: Freepik.com |
Dari hal ini, jatuh cinta bisa dikatakan bukan pada sosok pasangannya secara nyata, tetapi sosok yang dibuat atau diekspektasikan. Tidak jarang, ketika bertemu secara langsung, hubungan berakhir tidak baik karena merasa tidak cocok.
Jatuh cinta online boleh saja. Toh, perasaan itu benar adanya dan nyata. Tapi, pertimbangkan risiko dengan berpikir secara rasional. Jatuh cinta tentu tidak masalah, namun tetap harus selalu berhati-hati dan waspada ya, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


Aplikasi kencan/ Foto: Freepik.com