
Keren! Berusia Setengah Abad, Ini Penampakan 'Harta Karun' Soekarno di Gedung Sarinah

Beauties, nama Sarinah kini menjadi perbincangan jelang pembukaan kembali gedung mal tertua di Indonesia setelah direnovasi besar-besaran. Gedung Sarinah sendiri adalah pencakar langit pertama di Indonesia dengan tinggi sekitar 74 meter yang terletak di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Sarinah dibangun pada tahun 1962 di bawah pemerintahan presiden pertama Indonesia, yakni Soekarno.
Sejak tahun 2020 lalu, pusat perbelanjaan tersebut sedang direnovasi atau dipugar. Sejak mulai dipugar untuk transformasi bisnis, ditemukan bahwa Gedung Sarinah rupanya menyimpan banyak 'harta karun' bersejarah, bahkan salah satunya ada yang berusia setengah abad!
Penasaran dengan 'harta karun' tersebut? Yuk, cari tahu!
'Harta Karun' di Basement Gedung Sarinah
![]() |
Dalam proses pemugaran Gedung Sarinah, ditemukan bahwa gedung ini ternyata menyimpan 'harta karun' yang berusia setengah abad. Terungkap bahwa 'harta karun' yang dimaksud adalah relief.
Dalam kunjungannya ke Gedung Sarinah pekan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memamerkan relief tersebut yang telah berhasil direstorasi setelah terkubur sekian lamanya. Jika sebelumnya relief hanya diletakkan di basement, nantinya relief akan diletakkan pada lokasi yang ramai dilalui pengunjung.
"Sarinah merupakan pusat perbelanjaan berstatus cagar budaya dengan konsep urban forest yang mengutamakan outdoor space di jantung kota Jakarta," tulis Erick dalam unggahannya di akun Instagramnya, Minggu (23/1).
Relief ini kembali ditemukan pada basement Gedung Sarinah dalam keadaan sudah tertutup mesin pendingin gedung yang besar sebelum Sarinah dipugar.
Sejarah Relief di Gedung Sarinah
![]() |
Tidak hanya sebagai pusat perniagaan, Sarinah juga menjadi gedung dengan predikat cagar budaya yang memiliki sebuah karya seni rupa patung relief tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Sarinah, Fetty Kwartati.
Relief ini dibangun atas perintah presiden pertama Indonesia, Soekarno. Pembangunannya pun menyimpan makna tersendiri, salah satunya dinilai sebagai simbol keberpihakan ekonomi pada rakyat. Ekonomi ini bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kerajinan.
Menurut catatan beberapa ahli sejarah dan seni rupa nasional, relief ini dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966) yang menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah. Menurut catatan pencipta, pembuatan relief ini dilakukan oleh kelompok pematung serta pelukis dari Yogyakarta.
Simak ulasan seputar relief yang menjadi 'harta karun' di Gedung Sarinah selengkapnya DI SINI, ya!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |