Kisah Perjuangan Hidup Sulami 'Manusia Kayu' Melawan Penyakitnya hingga Wafat: Saya Sudah Ikhlas
Sempat viral menjadi pemberitaan, Sulami 'Manusia Kayu' menghembuskan napas terakhir dalam usia 42 tahun pada Senin (12/6). Sulami telah berjuang melawan penyakit yang membuat tubuhnya kaku sejak duduk di bangku kelas 4 SD.
Hampir seluruh persendian tulang Sulami kaku sehingga tak bisa digerakkan. Dia pun lebih banyak menghabiskan hidup di ranjang sederhana di rumah neneknya, Ginem, di Dusun Selorejo, Desa Mojokerto, Kedawung, Kabupaten Sragen.
Berikut kisah perjuangan Sulami 'Manusia Kayu' melawan penyakitnya hingga wafat.
Awal Muncul Penyakit Sejak Kelas 4 SD
Sulami mengalami persoalan pada punggungnya ketika masih kelas 4 SD. Awalnya hanya berupa benjolan. Namun dua tahun setelahnya, tubuh Sulami menjadi kaku. Pergelangan kaki dan tangan, leher, serta jari-jarinya hanya bisa digerakkan secara terbatas.
"Akhirnya dia hanya bisa tiduran saja. Beberapa kali dibawa berobat ke rumah sakit, tapi juga tak bisa sembuh," papar Ginem pada 2017 lalu kepada detikNews.
Jika ingin mandi atau makan, Sulami dibangunkan dengan diangkat. Selanjutnya dia berjalan tertatih ditopang sebatang tongkat. Setelah selesai dengan urusannya, Sulami kembali ke kamar untuk kembali berbaring.
Dia membantingkan tubuhnya untuk bisa telentang. Lalu ada kerabat yang meletakkan posisi tidurnya. Dia mengisi hari-harinya dengan mengaji, mendengarkan radio, atau merangkai manik-manik plastik untuk dijadikan gelang.
Punya Saudara Kembar yang Idap Penyakit Serupa
Sulami, warga Selorejo RT 31/11 Mojokerto, Kedawung, Sragen yang mengalami kelainan sehingga sekujur tubuhnya kaku/ Foto: Muchus Budi R/detikcom |
Kondisi tubuh kaku ini rupanya tidak hanya dialami Sulami, Beauties. Sulami terlahir sebagai anak kembar. Saudara kembarnya, Paniyem, juga mengalami penyakit serupa sejak kecil. Paniyem meninggal pada 2013.
Menurut Kepala Desa Mojokerto, Sunarto, keluarga Sulami berada di bawah garis kemiskinan. Bahkan rumahnya pernah hampir roboh sehingga pemerintah desa bersama warga berinisiatif memperbaikinya agar lebih layak huni.
Pasrah dengan Penyakit, Sulami: Saya Sudah Ikhlas
Kisah Perjuangan Hidup Sulami 'Manusia Kayu' Melawan Penyakitnya hingga Wafat/Foto: Muchus Budi R/detikcom
Pasrah dengan Penyakit, Sulami: Saya Sudah Ikhlas
Berbagai macam pengobatan sudaah dilakukan Sulami. Namun, ia juga sudah pasrah menerima takdirnya. Saat ditemui detikNews pada 23 Januari 2017, Sulami tinggal bersama ibunya yang mengalami stroke dan juga dirawat di rumah oleh neneknya.
"Saya sudah ikhlas. Kalau memang tidak akan mendapatkan kesembuhan di dunia ini, saya yakin ada balasan kehidupan yang lebih baik di alam berikutnya nanti," kata Sulami yang saat itu berusia 36 tahun.
Penjelasan Medis soal Penyakit Sulami 'Manusia Kayu'
Sulami, warga Selorejo RT 31/11 Mojokerto, Kedawung, Sragen yang mengalami kelainan sehingga sekujur tubuhnya kaku/ Foto: Muchus Budi R/detikcom |
Dilansir dari detikNews, Sulami pernah dirujuk ke RS dr Moewardi, Solo, pada 2017. Anggota tim yang menangani Sulami, dr Rieva Ermawan SpOT, mengatakan Sulami mengalami mixed tissue connective disorder. Bukan hanya tulang yang bermasalah, tapi juga ada kelainan tulang lunak beserta penyangganya seperti otot.
"Tim dokter mendiagnosis itu sebagai penyakit bawaan atau genetis. Sulami menderita autoimun, daya tahan ini justru menyerang dirinya. Berbeda dengan manusia normal, autoimun melindungi tubuh dari serangan penyakit," jelas Rieva.
Rieva menambahkan otot Sulami yang seharusnya bergerak ternyata diam seperti tulang. Jika terbentuk menahun, otot tersebut bisa menjadi tulang. Otot-otot itu bisa tumbuh tidak pada tempatnya.
"Ada tulang-tulang baru. Ini disebut splinting atau mengkakukan sendi yang seharusnya bergerak," kata Rieva. Tim medis berupaya mengurangi derita Sulami. Salah satunya dengan terapi sendi.
Kondisi Terakhir Sulami 'Manusia Kayu' Sebelum Meninggal Dunia dan Pesan Terakhir
Foto: Muchus Budi R/detikcom
Kondisi Terakhir Sulami 'Manusia Kayu' Sebelum Meninggal Dunia
Sebelum meninggal dunia, Sulami sempat meminta dibawa ke rumah sakit setelah alami muntah-muntah dan sesak napas. Namun sebelum dibawa ke rumah sakit, Sulami sudah menghembuskan napas terakhirnya.
"Mbak Sulami sebelum meninggal muntah satu malam, pada akhirnya kemarin jam 10.00 WIB bilang nggak kuat minta dibawa ke RS. Belum sempat dibawa mbak Sulami sudah nggak ada," kata adik Sulami, Susilowati, saat dihubungi detikJateng, Selasa (13/6).
Susilowati menyebut usai Lebaran, Sulami mengeluhkan sakit yang sama. Kala itu, Sulami sempat dibawa ke Puskesmas Kedawung.
"Seharusnya dirujuk ke rumah sakit Sragen tapi nggak mau. Alasannya karena nggak ada yang nunggu, karena mikir saya masih punya anak kecil, nggak bisa nunggu," ucapnya.
Setelah dibawa ke puskesmas beberapa hari, Sulami kemudian dibawa pulang hingga akhirnya tutup usia di kediamannya. Sulami dimakamkan di TPU yang tidak jauh dari rumahnya di Kedawung, Sragen.
"Sudah dimakamkan kemarin sekitar pukul 15.00 WIB. Di TPU yang nggak jauh dari rumah," jelas Susilowati.
Pesan Terakhir Sulami 'Manusia Kayu'
Sulami, warga Selorejo RT 31/11 Mojokerto, Kedawung, Sragen yang mengalami kelainan sehingga sekujur tubuhnya kaku/ Foto: Muchus Budi R/detikcom |
Sebelum meninggal dunia, Sulami sempat memberikan pesan terakhir kepada keluarga dan tetangga. Ada sejumlah pesan yang ia sampaikan, salah satunya ingin meninggal dunia di rumah.
Adik Sulami, Susilowati mengatakan, sang kakak sempat dirawat di Puskesmas setelah Lebaran. Seharusnya, katanya, Sulami harus dirujuk ke rumah sakit.
"Dibawa ke puskesmas beberapa hari minta pulang katanya mau mati di rumah," katanya kepada detikJateng, Selasa (13/6).
Sulami juga meninggalkan pesan lain, yaitu ia berpesan kepada tetangga bahwa saat meninggal dirinya tidak mau bajunya langsung dibuka.
"Sempat pesan juga sama tetangga kalau mati nggak boleh diginiin, ya Ibaratnya nggak mau kalau setelah meninggal langsung dibuka bajunya. Dia nggak mau, jadi bajunya dibuka setelah dimandikan," ungkapnya.
Dirinya mengungkapkan Sulami juga berpesan, ingin dimakamkan di samping neneknya dan juga kembarannya.
"Ya pesannya mau dimakamkan di samping nenek dan kembarannya," ucapnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Sulami, warga Selorejo RT 31/11 Mojokerto, Kedawung, Sragen yang mengalami kelainan sehingga sekujur tubuhnya kaku/ Foto: Muchus Budi R/detikcom
Sulami, warga Selorejo RT 31/11 Mojokerto, Kedawung, Sragen yang mengalami kelainan sehingga sekujur tubuhnya kaku/ Foto: Muchus Budi R/detikcom
Sulami, warga Selorejo RT 31/11 Mojokerto, Kedawung, Sragen yang mengalami kelainan sehingga sekujur tubuhnya kaku/ Foto: Muchus Budi R/detikcom