Kisah Rombongan Turis Disekap oleh Pemandu Wisata di Toko Oleh-Oleh Gegara Tolak Belanja
Liburan seharusnya menjadi ajang menyegarkan pikiran dan bersenang-senang. Tapi kisah mencekam justru dialami oleh sekelompok turis ini saat berbelanja di toko oleh-oleh. Mereka "disekap" dan dipaksa untuk membeli cendera mata oleh pemandu wisata.
Pengalaman buruk saat berlibur ini diceritakan oleh pemenang kompetisi Campus SuperStar 2007, Shawn Tok, melalui Instagram Stories. Dia mengatakan peristiwa itu itu dialami saat melakukan perjalanan ke Chengdu, China selama sembilan hari pada November 2025.
Kala itu, Shawn bersama kelompok wisata yang ia ikuti sedang berkunjung ke sebuah toko. Pemandu wisata kelompok turis tersebut lalu memaksa para turis untuk membeli oleh-oleh, mulai dari batu giok, aksesoris perak, sisir, hingga obat-obatan herbal. Namun, para turis menolak.
Alasan Pemandu Wisata Menyekap Rombongan Turis
Alasan Pemandu Wisata Menyekap Rombongan Turis/Foto: Pexels/Ömer Derinyar
Pemandu wisata kemudian bersikeras agar para turis berbelanja di toko oleh-oleh tersebut. Namun, Shawn dan turis lainnya tetap tegas menolak dan tidak ingin berbelanja. Siapa sangka, pemandu wisata yang merasa kesal itu kemudian menyekap rombongan turis di dalam toko itu.
Lantas, apa alasan pemandu wisata memaksa rombongan turis untuk berbelanja? Rupanya, pemandu itu mengatakan bahwa dirinya harus bisa mencapai target penjualan di toko yang bermitra dengan agen tur. Kuota penjualan itu biasanya berpengaruh terhadap komisi, yaitu bisa mendapatkan bonus saat mampu memenuhi target itu atau justru denda apabila tidak mampu mencapai target.
Shawn lalu menuturkan bahwa ia dan rombongan turis bukannya tidak berbelanja sama sekali di toko oleh-oleh. Mereka mengatakan sudah menghabiskan sekitar 105.000 yuan atau sekitar Rp 246 juta, tetapi pemandu wisata mengatakan bahwa nominal belum mencapai targetnya.
Shawn yang tidak percaya dengan alasan pemandu wisata itu kemudian berusaha memeriksa kontrak perjalanan. Ia memastikan tidak ada satu pun klausul yang mewajibkan wisatawan membeli barang atau menanggung target penjualan apa pun.
Tak hanya itu, Shawn juga menegaskan bahwa berdasarkan hukum setempat, menghentikan wisatawan di toko untuk memaksa mereka berbelanja bukan hanya tidak tercantum dalam kontrak, tetapi juga merupakan tindakan ilegal.
Rombongan Turis Melapor ke Pihak Berwenang
Ilustrasi turis/Foto: Freepik/freepik
Atas insiden tersebut, Shawn dan rombongan turis lainnya melapor kepada pihak berwenang dengan dugaan penipuan melalui praktik belanja paksa. Mereka menyerahkan riwayat transaksi hingga struk pembelian sebagai bukti.
Otoritas China merespons laporan Shawn dkk dan turun tangan. Agen tur kemudian mengembalikan dana penuh kepada seluruh peserta tur.
Insiden ini viral di media sosial dan memicu perdebatan.Warganet memperingatkan para wisatawan untuk berhati-hati dengan tur murah dan agen yang mencurigakan di platform media sosial.
"Entah melakukan perjalanan bebas dan mudah atau memesan dengan agen yang memiliki reputasi baik," saran salah satu pengguna di media sosial, dikutip detikTravel dari Vietnam Express.
China juga meningkatkan penegakan hukum terhadap praktik belanja paksa. Cara itu sering menjerat pelanggan dengan iming-iming tur murah, tetapi kemudian menekan turis-turis untuk membeli oleh-oleh di toko-toko yang telah ditunjuk.
Bagaimana menurutmu, Beauties? Apa kamu punya pengalaman unik saat berlibur yang tak disangka-sangka? Yuk, share pengalaman kamu di kolom komentar!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!