Komentar Nirempati Mahasiswa Unud yang Olok-olok dan Bully Korban Bunuh Diri

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 20 Oct 2025 06:15 WIB
Isi Pesan Mahasiswa yang Mengejek Kematian TAS
Isi Pesan Mahasiswa yang Mengejek Kematian TAS /Foto: Pexels/Andrea Piacquadio

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Beauties yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Beauties ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Seorang mahasiswa Universitas Udayana (Unud) meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unud, Denpasar, Bali, Rabu (15/10). Mahasiswa berinisial TAS (22) sempat dilarikan ke rumah RSUP Prof Ngoerah Denpasar, tapi nyawanya tak tertolong. TAS diketahui merupakan mahasiswa semester VII Program Studi Sosiologi FISIP Unud

Tak lama setelah kabar TAS meninggal dunia menyebar, viral di media sosial sejumlah tangkapan layar percakapan grup mahasiswa lintas fakultas yang mengejek dan menertawakan kematian TAS. Sikap mahasiswa ini langsung menuai kritik tajam hingga amarah dari publik karena dinilai tidak berempati dan bentuk perundungan atau bullying. Akibatnya, para mahasiswa ini resmi dipecat dari seluruh jabatan organisasi mahasiswa (ormawa) Unud.

Kronologi Meninggalnya Mahasiswa Unud

Universitas Udayana atau Unud. (Tangkap Layar Google Maps/Felix/2023)

Universitas Udayana/Foto: Universitas Udayana atau Unud. (Tangkap Layar Google Maps/Felix/2023)

Penyebab kematian TAS masih simpang siur. Namun, informasi yang banyak beredar di media sosial menyebut bahwa TAS diduga menjadi korban bullying. Pihak keluarga meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus ini. 

"Saya ingin tahu dan pastikan kenapa misalnya anak saya jatuh? Apakah dia bunuh diri? Apakah ada kecelakaan atau unsur lain?" ujar Lukas Diana Putra, ayah TAS, dikutip dari detikBali.

Seorang mahasiswa berinisial NKGA menjadi saksi dalam kasus ini. Menurut NKGA, saat kejadian, ia sedang berada di lantai empat untuk menunggu dosen bersama temannya. Selang 15 menit kemudian, TAS datang dari arah pintu lift dengan posisi menggendong tas ransel dan memakai baju putih.

TAS, menurut NKGA, terlihat seperti orang panik dan melihat-lihat situasi sekitar kampus. TAS juga disebut sempat duduk di kursi panjang yang berada di sisi barat kelas. Namun, karena saksi tidak mengenali TAS, ia tidak memperhatikan lebih lanjut.

Beberapa saat kemudian, TAS melompat dari lantai empat. Sontak, mahasiswa lain bersama petugas keamanan kampus bergegas mengevakuasi dan membawa korban ke rumah sakit. Tapi nyawanya tidak tertolong.

Isi Pesan Mahasiswa yang Mengejek Kematian TAS

Ilustrasi bermain ponsel /Foto: Pexels/Andrea Piacquadio

Isi Pesan Mahasiswa yang Mengejek Kematian TAS /Foto: Pexels/Andrea Piacquadio

Tak lama setelah kabar TAS meninggal dunia menyebar, viral di media sosial sejumlah tangkapan layar percakapan grup mahasiswa lintas fakultas yang mengejek dan menertawakan kematian TAS. Salah satu pesan tersebut berbunyi, "Nanggung banget kalau bunuh diri dari lantai 2 ya". Pesan lainnya juga menunjukkan para mahasiswa ini juga mencemooh fisik korban.

Publik langsung mengkritik para mahasiswa yang menjadikan tewasnya TAS sebagai bahan ejekan. Sikap nirempati mahasiswa tersebut mengundang amarah publik. Ironisnya, mereka adalah mahasiswa yang tergabung di organisasi mahasiswa (ormawa). Para mahasiswa ini kemudian resmi dipecat dari seluruh jabatan ormawa di Unud.

Beberapa nama mahasiswa yang mengejek kematian TAS telah diketahui. Dikutip dari detikBali, mereka adalah pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud. Mereka yakni Kepala Departemen Eksternal Maria Victoria Viyata Mayos, Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Wakil Kepala Departemen Minat dan Bakat Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana, serta Wakil Kepala Departemen Eksternal Vito Simanungkalit.

Keempatnya telah menerima surat Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari kepengurusan Himapol FISIP Unud.

Langkah serupa juga ditempuh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP Unud terhadap Putu Ryan Abel Perdana Tirta, mahasiswa angkatan 2023 yang menjabat sebagai Ketua Komisi II. Putu Ryan telah diberhentikan secara tidak hormat dan resmi dinyatakan tidak menjabat lagi sebagai anggota DPM FISIP Unud periode 2025/2026.

Tak hanya dari FISIP, sanksi tegas juga dijatuhkan kepada mahasiswa lintas fakultas. Leonardo Jonathan Handika Putra, mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) angkatan 2022 yang menjabat sebagai Wakil Ketua BEM FKP, ikut diberhentikan tidak dengan hormat. Sementara itu, mahasiswa lainnya yang mengejek kematian TAS, dikeluarkan dari program koas di RSUP Prof Ngoerah Denpasar, dikeluarkan.

Selain itu, beredar pula di media sosial video permintaan maaf para mahasiswa yang mengejek kematian TAS.

Tanggapan Unud

Seorang mahasiswa Universitas Udayana (Unud) meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unud, Denpasar, Bali, Rabu (15/10).

Foto: Instagram/univ.udayana

Pihak Unud memberikan tanggapan terkait sejumlah mahasiswa yang mengeluarkan komentar nirempati atas kematian TAS. Di awal pernyataannya, Unud mengatakan bahwa percakapan group WhatsApp yang beredar terjadi setelah peristiwa meninggalnya korban, bukan sebelumnya.

"Dengan demikian, ucapan nirempati yang beredar di media sosial tidak berkaitan atau menjadi penyebab almarhum menjatuhkan diri dari lantai atas gedung FISIP," bunyi pernyataan Unud yang diunggah di akun Instagramnya, @univ.udayana, Jumat (17/10).

Lebih lanjut, Unud mengecam keras segala bentuk ucapan, komentar, atau tindakan nirempati, perundungan, kekerasan verbal, maupun tindakan tidak empatik, baik di dunia nyata maupun di ruang digital. Tindakan seperti ini, ujar Unud, bertentangan dengan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi dan etika akademik universitas.

"Universitas akan mengambil langkah tegas kepada mahasiswa yang terlibat, sekaligus memperkuat sosialisasi tentang etika komunikasi publik dan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab. Setiap bentuk kekerasan, perundungan, atau tindakan yang mencederai martabat sivitas akademika akan diproses sesuai dengan peraturan universitas yang berlaku. Universitas tidak akan segan memberikan sanksi tegas kepada pelaku kekerasan di lingkungan kampus, sesuai hasil pemeriksaan Satgas PPK dan otoritas berwenang," lanjutnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE