Krisis Identitas, Ini 5 Ciri Kamu Lagi Berjuang Mencari Jati Diri
Krisis identitas adalah perasaan tidak pasti atau bingung dalam memahami diri sendiri dan tempat seseorang dalam lingkungan sosial tempatnya berada. Saat mengalami fase ini, seseorang akan mulai mempertanyakan siapa mereka, nilai-nilai dalam hidup mereka, dan bagaimana mereka harus berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.
Umumnya, krisis identitas terjadi ketika seseorang berada di usia remaja karena sedang membentuk jati diri mereka sendiri, tetapi tidak menutup kemungkinan ini terjadi juga di usia tua ketika terjadi perubahan besar dalam hidup.
Dilansir dari Harley Theraphy, inilah beberapa ciri-ciri yang bisa ditemukan jika kamu sedang mengalami krisis identitas tersebut!
Berubah-ubah Sesuai Lingkungan
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik.com |
Jika kamu berada di tempat yang orang-orangnya rajin dan pendiam, kamu akan menjadi serajin dan sependiam mereka. Namun, jika lingkungan tempatmu berada berikutnya menuntutmu untuk ramah dan ceria, kamu akan langsung berubah menjadi sosok yang suka bersosialisasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kamu lebih banyak dibentuk oleh lingkungan sosial daripada oleh pilihan dan kepribadianmu sendiri. Lingkungan yang berbeda dapat mengubah caramu berperilaku, bahkan ketika kamu mungkin tidak menyadarinya.
Membiarkan Pasangan Mengubahmu
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/jcomp
Kamu akan meyakinkan diri sendiri bahwa yang disukai pasangan juga merupakan hal yang kamu sukai, meskipun sebelumnya kamu tidak menyadarinya. Perubahanmu pun bisa cukup drastis, dari yang dulunya suka pakaian hitam dan musik klasik menjadi suka pakaian warna-warni dan musik reggae. Kamu akan meyakinkan dirimu bahwa perubahan itu alami dan sesuai dengan keinginanmu.
Jika pasangan tidak menyukai hal-hal tertentu, kamu akan segera mengubahnya, bahkan ketika yang tidak disukainya adalah lingkaran pertemananmu. Bagimu, lebih mudah untuk menyesuaikan diri daripada mempertanyakan jati dirimu sendiri.
Sering Mengalami Perubahan Pendapat yang Radikal
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/tirachardz
Perubahan ini mencakup hal-hal yang besar seperti keyakinan politik dan agama, atau hanya pendapatmu tentang hal-hal yang sedang populer, makanan, dan mode. Pandanganmu ini bahkan bisa berubah lagi dari hari ke hari, dan kamu tidak akan pernah tahu pendapat apa yang akan kamu setujui selanjutnya.
Sadar atau tidak, kamu mungkin mengubah pendapat untuk menyenangkan dan agar diterima oleh orang lain. Bahkan ketika kamu tidak setuju dengan pendapat orang lain, kamu baru akan menunjukkan penentangan kalau orang tersebut memang suka berdebat.
Tidak Suka Membicarakan tentang Diri Sendiri
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/mego-studio
Kamu merasa tidak nyaman ketika orang-orang terlalu banyak bertanya tentang dirimu. Kamu bahkan akan—atau telah—mengembangkan cara yang efektif untuk menghindari situasi tersebut dengan cara mengalihkan topik pembicaraan atau melempar pertanyaan itu kembali kepada si penanya.
Setelah itu, kamu biasanya hanya akan menyetujui pendapat atau jawaban orang lain tanpa memberikan jawaban tentang dirimu sendiri. Dengan begini, kamu berhasil menghindar dari pembahasan yang terlalu pribadi tanpa menimbulkan kecurigaan atau perasaan tersinggung pada lawan bicara.
Tidak Yakin pada Diri Sendiri
Ilustrasi/Foto: Freepik.com
Tanpa pemahaman yang kuat tentang diri sendiri, sulit untuk merasa yakin dengan kemampuanmu. Kamu mengambil kesimpulan itu karena keputusanmu dan perubahan pendapat di masa lalu kerap mengejutkan dirimu sendiri.
Rasa tidak percaya diri ini dapat mengarah pada perasaan tidak aman dan keraguan diri. Kamu mungkin merasa kesulitan dalam membuat keputusan karena kamu tidak yakin tentang pilihan yang tepat untukmu.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
