Malas Itu Musuh atau Alarm Tubuh? Ini Penjelasan Menurut Sains

Ayuliy Lestari | Beautynesia
Senin, 11 Aug 2025 07:45 WIB
Memberi Waktu “Malas” Justru Bisa Meningkatkan Produktivitas
Foto: Freepik.com/Freepik

Beauties, pernahkah kamu merasa tidak ingin melakukan apa pun, bahkan hal-hal yang biasanya kamu suka? Lalu kamu mulai menyalahkan diri sendiri, “aku malas banget, sih”. Dalam budaya yang menjunjung produktivitas, rasa malas sering dicap sebagai musuh. Namun, bagaimana jika rasa malas itu sebenarnya adalah sinyal penting dari tubuh dan pikiranmu?

Sains mulai memandang kemalasan tidak selalu sebagai kelemahan karakter, melainkan sebagai respons biologis dan psikologis. Menurut Journal of Health Psychology (2019), rasa malas bisa menjadi penanda tubuh dan otak mengalami kelelahan kronis, penurunan motivasi, atau kekosongan makna dalam aktivitas yang dilakukan. Jadi, daripada buru-buru melawan rasa malas, mungkin kamu justru perlu mendengarkannya lebih dalam.

Rasa Malas Bisa Jadi Tanda Tubuhmu Kelelahan

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Ketika kamu merasa lemas, tidak fokus, dan kehilangan energi untuk bergerak, itu bukan semata “malas”, tapi bisa jadi tanda fisikmu kelelahan. Dikutip dari National Sleep Foundation, kurang tidur dan stres berkepanjangan menurunkan kemampuan otak untuk mengambil keputusan dan memunculkan rasa enggan bertindak.

Otak Juga Butuh Variasi

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Kemalasan bisa muncul saat otak jenuh dengan rutinitas yang monoton. Otak manusia dirancang untuk menyukai stimulasi baru dan bermakna. Jika aktivitasmu terasa hambar dan tanpa tantangan, rasa malas datang sebagai sinyal bahwa kamu butuh sesuatu yang menggugah kembali semangat. Ini mirip alarm, Beauties, dan bukan kegagalan.

Malas Bisa Jadi Bentuk Protes terhadap Aktivitas yang Tak Sejalan Nilai

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Kadang kamu tidak malas, kamu hanya enggan melakukan hal-hal yang tidak kamu percaya atau tidak selaras dengan nilai hidupmu. Menurut Psychological Review, motivasi intrinsik (yang berasal dari dalam diri) jauh lebih kuat daripada motivasi ekstrinsik (seperti target atau tekanan dari luar). Jika kamu merasa malas”, coba tanya dirimu, apakah ini benar-benar hal yang kamu inginkan?

Memberi Waktu “Malas” Justru Bisa Meningkatkan Produktivitas

Foto: Freepik.com/Freepik

Penelitian dari The Journal of Experimental Psychology menemukan bahwa istirahat sejenak di sela aktivitas berat justru meningkatkan fokus dan hasil kerja. Jadi, daripada memaksakan diri saat energimu drop, lebih sehat jika kamu beri waktu jeda. Rasa malas yang ditangani dengan bijak bisa berubah jadi bahan bakar baru.

Rasa Malasmu Juga Perlu Dipahami, Bukan Disalahkan

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Freepik

Menghukum diri karena malas justru membuat siklus tidak produktif makin dalam. Sebaliknya, perlakukan rasa malas dengan pengertian. Rasa malas bukan tanda kamu gagal. Ia hanya ingin kamu berhenti sejenak dan bertanya, “apa yang sebenarnya tubuhku butuhkan sekarang?”.

Jadi, malas itu bukan musuh. Ia adalah alarm kecil dari dalam tubuh dan pikiranmu yang berkata, “tolong dengar aku”. Ketika kamu belajar mendengarnya dengan lembut, bukan menolaknya mentah-mentah, kamu akan menemukan ritme hidup yang lebih sehat, lebih sadar, dan jauh dari sekadar produktivitas kosong.

*** 

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE