Masih dalam Momen Ulang Tahun Jakarta, Intip Kehidupan Masyarakat Betawi yang Jadi Inspirasi Lagu Hits Benyamin-Ida Royani, yuk

Di ulang tahun Jakarta yang ke-495 ini, kita nostalgia dengan lagu-lagu Benyamin Sueb-Ida Royani, yuk! Pasangan duet ini termasuk penyanyi paling populer di zamannya lho, Beauties! Lagu-lagu yang mereka bawakan pun terasa dekat dengan pengalaman dan keseharian masyarakat, khususnya orang Jakarta atau orang berketurunan Betawi.

Lagu mereka mempunyai ciri khas tersendiri. Di antaranya, lirik yang dinyanyikan seperti dialog atau berbalas-balasan dengan bahasa Betawi, mengandung jalan cerita yang asyik untuk disimak, dan tema lagunya seakan mengajak kita membayangkan suasana kota Jakarta dan kebiasaan orang Betawi pada zaman dulu. Apa saja ya lagunya?

Tukang Kain

Lagu ini menggambarkan kegiatan jual-beli antara tukang kain keliling (suara Benyamin) yang sedang menjajakan kain batik dari Solo, Jogja, dan Pekalongan, kepada pelanggannya (Ida Royani). Dari tema dan liriknya, kita bisa membayangkan bahwa dulu banyak orang berdagang kain secara berkeliling seperti tukang sayur.

Tukang Sayur

Lewat suaranya, Benyamin memainkan peran sebagai tukang sayur yang sedang menawarkan aneka sayuran dagangannya. Ida Royani memainkan karakter sebagai pelanggan yang melakukan penawaran harga, dan mencari sayuran yang dibutuhkannya.

Tukang Tuak

Di lagu ini, Ida Royani berperan sebagai penjual asam jawa yang berjualan di lapak yang berdekatan dengan lapak tuak milik Benyamin. Lagu ini menceritakan kesalahpahaman antara tukang tuak dan penjual asam jawa, karena teriakan mereka untuk menarik pelanggan saling bersahut-sahutan.

“Tuak!” “Asem!” “Tuak manis!” “Asem!”. Seperti plot pada cerita pendek, pada akhir lagu, kedua pedagang tersebut mendapatkan solusi agar mereka bisa berdagang bersama-sama tanpa kesalahpahaman, yaitu Ida Royani si pedagang asem beralih menjual gula.

Rebana

Lagu yang dinyanyikan Benyamin secara solo ini cukup mencerminkan bahwa pada zaman dulu masih banyak orang yang berminat memainkan rebana. Lagu ini mengingatkan kembali para pendengar dan masyarakat untuk melestarikan budaya dan tradisi Indonesia, main rebana salah satunya.

Ondel-ondel

Lirik lagu ini cukup memvisualkan bahwa dulu ondel-ondel sering menjadi hiburan di acara sunatan anak Betawi. Kalau sekarang, masih sering nggak ya, penampilan ondel-ondel di acara sunatan?

Pendaringan

"Pendaringan" menggambarkan kehidupan suami-istri yang sedang kehabisan beras karena sang suami sudah berhenti bekerja. Lirik yang dinyanyikan Ida Royani menyuarakan isi hati istri yang suaminya hanya ngeduplek alias berleha-leha di rumah dan mendorong suaminya kembali mencari penghasilan.

Namun, sang suami tidak punya semangat lagi untuk bertanggung jawab memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Petik Kelape

Lagu jenaka ini tentang seorang istri yang meminta tolong suaminya untuk memetik buah kelapa karena dia ingin memasak buntil, sayur lodeh, dan rujak kelapa. Akhir cerita di lagu ini adalah sang istri menyuruh suaminya turun karena selalu salah memetik kelapa.

Pijitin

Berkisah tentang seorang suami yang sedang pegal linu dan meminta istrinya memijat dan mengurutnya. Namun, sang istri sedang sibuk memasak. Lagu ini cukup mencerminkan hubungan dan komunikasi antara suami dan istri dalam kehidupan sehari-hari.

Nyari Kutu

Kebalikan dari lagu "Pijitin", lagu "Nyari Kutu" mengilustrasikan seorang istri yang membutuhkan bantuan suaminya untuk mencari kutu. Namun, sang suami yang baru pulang bekerja masih lelah dan kelaparan, sehingga dia melakukannya dengan penuh emosi.

Kamu kebetulan suka dengar yang mana, atau justru ada favorit kamu dan orangtuamu dari daftar lagu di atas, Beauties?

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!