Beauties, tahukah kamu kalau kekerasan finansial (Financial Insecurity) merupakan salah satu bagian dari kekerasan domestik atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)? Melansir dari Forbes, bahwa kekerasan finansial merupakan coersive control atau kontrol paksa yang dilakukan oleh pihak pelaku kekerasan agar dapat mengontrol dan mempengaruhi penuh kehidupan korban dalam hubungan domestik.
Namun, kekerasan finansial sering kali dianggap wajar terjadi karena perempuan dianggap hanya berperan pada tugas pengasuhan dan penjagaan dalam wilayah domestik. Sedangkan pria, pada umumnya dianggap sebagai pihak yang mengemban tugas sebagai pencari nafkah utama dan memegang kendali atas sumber dan akses keuangan.
Namun, kekerasan finansial bukan hanya terjadi akibat pengaruh sosial bahwa perempuan wajar mengambil posisi ketergantungan finansial karena tugas penjagaan dan perawatan yang ditugaskan diembannya. Namun, perempuan yang memiliki sumber daya berupa pendapatan, aset dan investasi sendiri atau bersama dengan pasangan juga dapat mengalami kekerasan finansial akibat tidak diberi akses untuk menjangkau sumber daya berupa pendapatan, aset dan investasi sendiri atau bersama pasangan.
Pola umum yang dilakukan pelaku kekerasan untuk mengakses penuh sumber keuangan dapat berupa taktik manipulasi psikologis, intimidasi bahkan pengancaman. Dalam hal ini, siapa saja dapat menjadi korban kekerasan finansial, tidak mengenal kelas sosial dan pendidikan, semua individu rentan menjadi korban kekerasan finansial.
Dampak dari Kekerasan Finansial Adalah Ketidakamanan Finansial (Financial Insecurity)/Foto: Freepik.com |
Perempuan dikondisikan oleh lingkungan masyarakat untuk bergantung secara ekonomi kepada pria karena perempuan dianggap tidak perlu dan tidak cukup cakap dalam hal mencari nafkah. Mereka diberi tugas utama yakni pengasuhan, pemeliharaan dan penjagaan sehingga perempuan dianjurkan untuk memiliki ketergantungan finansial kepada pria.
Salah satu dampak dari kekerasan finansial adalah ketidakamanan finansial (financial insecurity). Jika kekerasan finansial terjadi dalam waktu singkat karena korban berhasil keluar dari hubungan yang didasari kekerasan tersebut, maka korban akan mengalami kondisi kekurangan secara finansial. Korban harus berupaya bangkit secara finansial untuk menciptakan sumber keuangan seperti mengakses pekerjaan atau membangun bisnis pasca kekerasan terjadi. Hal ini tentu sangat membutuhkan dukungan keluarga dan orang-orang terdekat.
Sedangkan dampak dari kekerasan finansial yang jangka waktunya lama, korban akan mengalami kondisi ketidakamanan finansial (financial insecurity) yang cukup fatal. Apalagi jika korban baru keluar atau baru berencana akan keluar dari hubungan kekerasan tersebut.
Korban Kekerasan Finansial Berpotensi Besar Tidak Memiliki Pendapatan Pribadi, Tidak Memiliki Akses Pekerjaan dan Terancam Tidak Memiliki Rumah Sebagai Tempat Bernaung/Foto: Freepik.com |
Ketidakamanan finansial tersebut di antaranya adalah korban tidak memiliki pendapatan pribadi, tidak memiliki akses pekerjaan, dan korban terancam tidak memiliki rumah sebagai tempat bernaung karena aset dan investasi dikelola dan diatur sepihak oleh pelaku kekerasan dengan cara manipulatif atau pengancaman dan kekerasan dalam jangka waktu tidak singkat.
Kekerasan finansial sangat berdampak bagi kehidupan korban dan bersifat jangka panjang. Korban yang tidak segera menyadari kondisi kekerasan finansial pada akhirnya akan memilih kembali berada pada lingkungan kekerasan, hingga akhirnya menerima segala bentuk kekerasan yang terjadi akibat tidak mampu meninggalkan hubungan toksik untuk bertahan hidup mandiri. Dengan strategi taktik manipulasi dan bahkan pengancaman yang disengaja dilakukan oleh pelaku kekerasan, dapat mengontrol dan mempengaruhi kehidupan korban dalam jangka waktu yang panjang.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!