Kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja, ditandai dengan adanya ancaman infllasi, suku bunga naik-turun, hingga ancaman resesi global. Hal tersebut membuat masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan.
Dua pilihan utama yang sering menjadi perdebatan adalah menabung dan investasi. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian, mana yang lebih aman?
Menabung: Aman Tapi Tergerus Inflasi
Menabung di bank/ Foto: Freepik.com/freepik |
Salah satu keunggulan menabung adalah tingkat risikonya yang rendah. Dana yang disimpan di bank relatif aman dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp2 miliar per nasabah per bank. Selain itu, dana tabungan bisa ditarik kapan saja sehingga cocok untuk dana darurat atau kebutuhan jangka pendek.
Namun, kekurangan menabung di bank adalah bunga tabungan sangat rendah, bahkan sering kali lebih rendah dari laju inflasi tahunan. Misalnya, jika bunga tabungan hanya 1–2% per tahun sementara inflasi mencapai 4–5%, maka nilai riil uang yang tersimpan justru menurun seiring waktu.
Bahkan dalam jalam jangka panjang, menabung bisa berarti kehilangan daya beli di masa depan.