Mengapa Thailand Tidak Pernah Dijajah? Ini Alasannya
Beauties, tahukah kamu kalau Jepang dan Thailand adalah negara di Asia yang tidak pernah merasakan kolonialisme atau penjajahan Eropa?
Dilansir dari National Geographic, kolonialisme didefinisikan sebagai kontrol oleh satu kekuasaan atas suatu wilayah atau masyarakat yang bergantung.
Kolonialisme atau penjajahan terjadi ketika suatu negara menundukkan negara lain, menaklukkan penduduknya dan mengeksploitasi. Kolonialisme seringkali memaksakan nilai-nilai budaya dan bahasanya kepada pihak yang dijajah.
Pada tahun 1914, sebagian besar negara di dunia pernah merasakan penjajahan Eropa. Lantas, mengapa Thailand tidak pernah dijajah?
Alasan Thailand Tidak Pernah Dijajah
Ilustrasi/Foto: Unsplash.com/Mathew Schwartz |
Terhindarnya Thailand dari penjajahan negara-negara Eropa berkaitan dengan reformasi sentralisasi oleh Raja Chulalongkorn.
Thailand yang dahulu disebut sebagai Kerajaan Siam terletak di antara Burma yang dikuasai Inggris dan Indochina yang dikuasai Prancis, sekarang menjadi Vietnam, Laos, dan Kamboja.
Raja-raja Siam, khususnya Chulalongkorn, menyadari bahwa satu-satunya menghindari penjajahan adalah mendekatkan diri kepada Eropa.
Pada pertengahan abad ke-19, Siam memiliki sistem politik unik dan mapan yang disebut sebagai Mandala, dilansir dari New Historian.
Sistem Mandala justru berfokus pada wilayah pengaruh dimana penguasa yang lebih lemah memberikan penghormatan kepada penguasa yang lebih berkuasa.
Kerajaan Siam berusaha memadukan beberapa faktor yang ada untuk menghindari kekuatan Eropa.
Pertama, letak geografis Siam yang berada di antara Semenanjung Malaya di bawah koloni Inggris dan Indochina di bawah koloni Perancis memungkinkan wilayah tersebut menjadi zona netral.
Kedua, Raja Chulalongkorn mengubah sistem politiknya dengan lebih Eropa dan menjadi pertanda dimulainya proyek besar-besaran untuk memodernisasi Thailand.
Aspek penting dari proyek ini adalah pembuatan peta, karena orang Siam menyadari bahwa orang Eropa banyak menekankan pada ilmu pengetahuan, khususnya ilmu topografi.
Peta digunakan Inggris dan Perancis sebagai penentu wilayah yang mereka kuasai dan ketika perbatasan tidak jelas, mereka memanfaatkan kondisi ini untuk mengklaim wilayah tersebut.
Ketiga, Raja Chulalongkorn mengubah kekuasaan yang tersebar menjadi terpusat.
Raja mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah secara de facto, tetapi masih banyak wilayah yang tidak memiliki kepastian politik secara de jure.
Untuk informasi selengkapnya, lanjutkan membaca dengan KLIK DI SINI.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi/Foto: Unsplash.com/Mathew Schwartz