Mengenal Cherophobia, Ketika Kebahagiaan Justru Membuat Takut
Kebahagiaan sering kali dianggap sebagai tujuan hidup, namun ternyata, tak semua orang bisa menikmatinya dengan bebas. Sebagian orang justru merasa cemas atau gelisah saat merasakan kebahagiaan. Fenomena ini dikenal dengan istilah cherophobia.
Dikutip dari Healthline, cherophobia adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa cemas, gelisah, atau takut terhadap kebahagiaan. Alih-alih menikmati momen bahagia, mereka malah merasa tidak nyaman atau bahkan berusaha menghindarinya.
Meskipun tidak termasuk dalam diagnosis klinis resmi, cherophobia bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Seperti apa?
Mengapa Cherophobia Bisa Terjadi?
Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik
Cherophobia biasanya berakar pada pengalaman traumatis di masa lalu. Seseorang yang pernah mengalami kejadian buruk setelah momen bahagia mungkin mengembangkan pola pikir bahwa kebahagiaan selalu diikuti oleh hal yang menyakitkan. Misalnya, seseorang merasa sangat bahagia karena mendapat promosi kerja, namun kemudian menghadapi tekanan berat yang membuat mereka tertekan. Trauma semacam ini bisa menciptakan asosiasi negatif terhadap kebahagiaan.
Selain itu, rasa takut bahagia juga bisa disebabkan oleh keyakinan budaya atau moral tertentu. Dalam beberapa budaya, terlalu bahagia dianggap sebagai tanda kesombongan atau membawa “karma buruk”. Hal ini membuat seseorang merasa perlu menekan kebahagiaannya agar tidak menarik perhatian negatif. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk berada dalam zona aman secara emosional daripada mengambil risiko merasakan kebahagiaan.
Bagaimana Cherophobia Memengaruhi Kehidupan Sehari-Hari?
Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik
Penderita cherophobia sering kali kesulitan menikmati momen-momen indah dalam hidup. Misalnya, mereka mungkin merasa tidak nyaman saat merayakan pencapaian, menerima pujian, atau bahkan saat bersenang-senang bersama teman. Ketakutan ini bisa mengisolasi mereka dari aktivitas sosial yang biasanya membawa kebahagiaan, karena mereka lebih memilih menghindar daripada menghadapi rasa cemas.
Dampaknya tidak hanya emosional, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. Ketakutan yang terus-menerus terhadap kebahagiaan dapat menyebabkan kecemasan berlebih, rasa bersalah, dan bahkan depresi. Tanpa disadari, penderita cherophobia menciptakan pola hidup yang penuh kehati-hatian, yang pada akhirnya membuat hidup terasa kurang bermakna.
Cara Menemukan Jalan Keluar dari Cherophobia
Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik
Mengatasi cherophobia membutuhkan kesadaran diri yang mendalam. Langkah pertama adalah mengenali pola pikir negatif yang mengasosiasikan kebahagiaan dengan hal buruk.
Dengan bantuan terapi kognitif, penderita dapat belajar untuk mengubah cara pandang ini dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih realistis dan positif. Mindfulness juga menjadi alat yang sangat efektif untuk membantu seseorang menikmati momen bahagia tanpa khawatir akan masa depan.
Selain itu, penting untuk mengingat bahwa kebahagiaan adalah hak setiap orang. Mulailah dengan memberi izin pada diri sendiri untuk merasa bahagia, bahkan dalam hal-hal kecil seperti menikmati secangkir kopi di pagi hari atau mendengarkan lagu favorit. Dengan latihan dan dukungan yang tepat, cherophobia bisa diatasi.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!