Mengenal Money Dysmorphia yang Menghantui Gen Z, Kondisi Merasa Selalu Tidak Punya Cukup Uang

Retno Anggraini | Beautynesia
Jumat, 22 Nov 2024 12:00 WIB
Pentingnya Menghentikan Money Dysmorphia
Mengenal money dysmorphia, penyakit mental yang hantui anak muda masa kini/Foto: Freepik.com/thanyakij-12

Dengan semakin maraknya pengaruh finansial di media sosial, obrolan tentang inflasi, ketidakpastian ekonomi yang tidak ada habisnya, dan budaya perbandingan yang semakin meluas, tidak heran kalau money dysmorphia semakin ngetren di kalangan Gen Z dan milenial.

Singkatnya, money dysmorphia terjadi saat kamu mulai punya pandangan yang tidak realistis soal keuangan kamu meski kondisi finansial kamu sebenarnya stabil. Jadi, meski secara objektif semuanya baik-baik saja, perasaan "kurang" itu tetap ada.

Apa Itu Money Dysmorphia?

Mengenal money dysmorphia
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Kmpzzz

Dilansir dari Very Well Mind, money dysmorphia adalah kondisi di mana seseorang memiliki pandangan yang tidak realistis tentang keuangannya sendiri. Dalam hal ini, seseorang bisa merasa bahwa mereka tidak memiliki cukup uang atau hidup dalam kondisi yang lebih buruk dari kenyataannya.

Orang yang mengalami money dysmorphia sering kali merasa cemas tentang status finansial mereka, meski secara objektif mereka mungkin sudah cukup atau bahkan lebih dari cukup. Ini lebih tentang perasaan dan persepsi daripada kenyataan yang ada.

Tanda-Tanda Money Dysmorphia

Mengenal money dysmorphia, penyakit mental yang hantui anak muda masa kini/Foto: Freepik.com/EyeEm

Nah, bagaimana cara mengetahui kalau kamu mungkin sedang mengalami money dysmorphia? Beberapa tanda yang perlu kamu waspadai antara lain:

  1. Terus Merasa Kurang: Meski penghasilan atau tabungan kamu sebenarnya baik-baik saja, kamu terus merasa kurang. Kamu merasa seperti harus punya lebih banyak uang agar bisa dianggap sukses.
  2. Overthinking tentang Uang: Setiap keputusan yang kamu buat selalu dipengaruhi oleh rasa cemas tentang uang. Kamu juga merasa khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang keadaan finansial kamu.
  3. Tekanan untuk Mengikuti Standar Sosial: Kamu merasa harus memenuhi standar hidup yang diperlihatkan media sosial dan lingkungan sekitar, meski kamu merasa tertekan secara finansial.
  4. Perbandingan Berlebih: Kamu terus membandingkan diri kamu dengan orang lain yang membuat kamu merasa kurang berhasil, meski sebenarnya hidup kamu berjalan baik-baik saja.
  5. Menyembunyikan Masalah Finansial: Kamu harus menjaga citra sukses di depan orang lain, meski faktanya keuangan kamu tidak sebaik yang kamu tunjukkan.

Penyebab Money Dysmorphia

Mengenal money dysmorphia
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/bearfotos

Ada beberapa faktor yang bisa memicu munculnya money dysmorphia. Salah satunya adalah tekanan sosial dari media sosial dan budaya konsumtif yang kita hidupi sekarang. Dengan akses mudah ke berbagai informasi tentang kehidupan orang lain, kita sering kali merasa harus meniru gaya hidup orang yang kita lihat, tanpa memikirkan kondisi finansial kita sendiri.

Selain itu, ketidaktahuan atau kurangnya pendidikan finansial juga bisa membuat kita terjebak dalam persepsi yang salah tentang uang. Kita tidak diajari bagaimana cara mengelola uang dengan baik, sehingga kita sering kali lebih fokus pada keinginan untuk tampil dibandingkan dengan kebutuhan dasar yang sesungguhnya.

Pentingnya Menghentikan Money Dysmorphia

Mengenal money dysmorphia, penyakit mental yang hantui anak muda masa kini/Foto: Freepik.com/thanyakij-12

Money dysmorphia bisa membawa dampak serius, lho! Kalau tidak diatasi, penyakit mental ini bisa menyebabkan stres terus-menerus soal uang, yang membuat kamu menghindari masalah finansial atau melakukan perilaku keuangan yang tidak sehat.

Hal ini tidak hanya menimbulkan stres finansial yang tidak perlu, tapi juga bisa berujung pada kebangkrutan karena pengeluaran yang tidak terkendali. Jadi, mengatasi money dysmorphia sangat penting untuk membangun rasa percaya diri dalam keuangan dan menjaga hidup yang lebih seimbang.

Mengatasi Money Dysmorphia

Mengenal money dysmorphia
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/rawpixel.com

Mengatasi money dysmorphia bisa jadi sulit karena memerlukan pengalihan rute dalam otak. Namun, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, antara lain:

  1. Tingkatkan Literasi Finansial: Pelajari lebih dalam tentang pengelolaan keuangan pribadi, seperti cara menabung, investasi, dan perencanaan keuangan.
  2. Buat Tujuan Finansial yang Realistis: Cobalah untuk menetapkan tujuan keuangan yang jelas dan terukur. Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa lebih fokus pada langkah-langkah nyata yang bisa kamu ambil.
  3. Batasi Konsumsi Media Sosial: Jika media sosial sering membuat kamu merasa kurang atau tertekan, coba buat batasan waktu untuk mengaksesnya.
  4. Latih Rasa Syukur: Cobalah untuk lebih sering merasa bersyukur atas apa yang kamu miliki. Fokus pada kemajuan yang sudah kamu capai, bukan pada apa yang belum tercapai.

Money dysmorphia bukan hanya masalah tentang berapa banyak uang yang kamu punya, tapi lebih kepada bagaimana kamu memandang keuangan kamu. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan dan mengatur tujuan yang jelas, kamu bisa merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi tantangan finansial.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE