Dengan semakin maraknya pengaruh finansial di media sosial, obrolan tentang inflasi, ketidakpastian ekonomi yang tidak ada habisnya, dan budaya perbandingan yang semakin meluas, tidak heran kalau money dysmorphia semakin ngetren di kalangan Gen Z dan milenial.
Singkatnya, money dysmorphia terjadi saat kamu mulai punya pandangan yang tidak realistis soal keuangan kamu meski kondisi finansial kamu sebenarnya stabil. Jadi, meski secara objektif semuanya baik-baik saja, perasaan "kurang" itu tetap ada.
Apa Itu Money Dysmorphia?
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Kmpzzz |
Dilansir dari Very Well Mind, money dysmorphia adalah kondisi di mana seseorang memiliki pandangan yang tidak realistis tentang keuangannya sendiri. Dalam hal ini, seseorang bisa merasa bahwa mereka tidak memiliki cukup uang atau hidup dalam kondisi yang lebih buruk dari kenyataannya.
Orang yang mengalami money dysmorphia sering kali merasa cemas tentang status finansial mereka, meski secara objektif mereka mungkin sudah cukup atau bahkan lebih dari cukup. Ini lebih tentang perasaan dan persepsi daripada kenyataan yang ada.