Mengenal Penyebab dan Risiko Job Hugging, Fenomena Karyawan Enggan Pindah Kerja karena Ketidakpastian Ekonomi

Retno Anggraini | Beautynesia
Kamis, 02 Oct 2025 17:00 WIB
Mengenal Penyebab dan Risiko Job Hugging, Fenomena Karyawan Enggan Pindah Kerja karena Ketidakpastian Ekonomi
Mengenal Job Hugging, Fenomena Karier yang Sedang Dialami Milenial dan Gen Z/Foto: Freepik.com/wayhomestudio

Fenomena dunia kerja terus berkembang, apalagi sejak pandemi COVID-19 hingga perubahan tren global. Salah satu istilah yang kini ramai dibicarakan adalah job hugging, sebuah kondisi yang ternyata cukup dekat dengan keseharian para pekerja muda. Fenomena ini menggambarkan perasaan ragu untuk meninggalkan pekerjaan, meski sebenarnya seseorang sudah tidak lagi merasa cocok.

Banyak milenial dan Gen Z merasakan hal ini, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang tidak pasti. Job hugging menjadi gambaran nyata bagaimana generasi muda menavigasi karier di era serba cepat. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang pengertian, penyebab, risiko, dan cara bertahan menghadapi fenomena ini.

Pengertian Job Hugging

Job hugging adalah kondisi pekerja tetap bertahan di pekerjaan meski sudah tidak cocok, demi rasa aman dan stabilitas.
Job hugging menggambarkan kondisi bertahan di pekerjaan meski sudah tidak nyaman/Foto: Freepik.com/benzoix

Melansir Forbes, job hugging adalah kondisi ketika seseorang tetap bertahan di pekerjaan yang tidak lagi memberikan kepuasan atau perkembangan karier, hanya karena merasa aman dan takut menghadapi ketidakpastian di luar sana. Ibaratnya, seseorang “memeluk” pekerjaan mereka meski sudah tidak nyaman, mirip dengan zona nyaman yang sulit ditinggalkan.

Fenomena ini bisa dialami siapa saja, terutama mereka yang khawatir dengan perubahan. Milenial dan Gen Z yang terkenal lebih fleksibel ternyata juga mengalami fenomena ini. Faktor ekonomi, rasa aman, hingga kecemasan masa depan menjadi alasan kuat kenapa job hugging terasa semakin relevan di dunia kerja saat ini.

Penyebab Terjadinya Job Hugging

Job hugging muncul karena rasa takut kehilangan stabilitas/Foto: Freepik.com/pressfoto

Job hugging sering kali muncul karena rasa takut kehilangan stabilitas. Banyak pekerja muda merasa beban finansial semakin berat, sehingga bertahan di pekerjaan yang tidak ideal dianggap sebagai pilihan paling aman. Rasa khawatir menghadapi tantangan baru membuat mereka enggan keluar dari zona nyaman.

Selain itu, budaya kerja modern yang menuntut kecepatan juga membuat orang mudah merasa burnout. Alih-alih mengambil risiko berpindah kerja, mereka memilih untuk tetap tinggal yang membuat fenomena ini terlihat seperti lingkaran. Tidak puas dengan pekerjaan, tapi tidak cukup berani untuk pindah.

Risiko yang Timbul Saat Melakukan Job Hugging

Beberapa risiko job hugging meliputi terhambatnya pengembangan diri, hilangnya kesempatan berkembang, hingga dampak buruk pada kesehatan mental.
Kehilangan kesempatan berkembang menjadi salah satu risiko dari job hugging/Foto: Freepik.com/DC Studio

Melansir The Week, job hugging bisa menimbulkan berbagai risiko, salah satunya adalah terhambatnya pengembangan diri. Jika terlalu lama bertahan di pekerjaan yang tidak lagi relevan, pekerja bisa kehilangan kesempatan untuk berkembang, baik dari segi keterampilan maupun jaringan.

Selain itu, kondisi ini juga bisa berdampak pada kesehatan mental. Merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak memuaskan bisa memicu stres, frustrasi, bahkan menurunkan rasa percaya diri. Akibatnya, potensi terbaik seseorang tidak pernah benar-benar muncul ke permukaan.

Situasi Dunia Kerja Terkini

Job hugging dirasakan oleh semua pekerja di seluruh dunia/Foto: Freepik.com

Menurut laporan CNBC, kondisi dunia kerja saat ini memang penuh ketidakpastian. Inflasi, resesi, dan perubahan industri akibat teknologi membuat banyak pekerja merasa tidak punya banyak pilihan selain bertahan di pekerjaan yang ada. Fenomena ini bukan hanya dirasakan di Indonesia, tapi juga pekerja di seluruh dunia.

Generasi muda yang memasuki dunia kerja harus menghadapi realitas ini. Meskipun mereka punya banyak potensi, tantangan global seperti persaingan ketat dan ketidakpastian ekonomi membuat job hugging menjadi fenomena yang semakin nyata. Dengan kata lain, ini bukan hanya masalah personal, tapi juga cerminan dari kondisi dunia kerja secara global.

Cara Bertahan di Tengah Fenomena Job Hugging

Beberapa cara bertahan menghadapi job hugging adalah menentukan apa yang benar-benar disukai, membangun hubungan kerja, dan menantang diri sendiri.
Salah satu cara bertahan menghadapi job hugging adalah dengan membangun hubungan/Foto: Freepik.com/Lifestylememory

Meski fenomena ini tidak mudah dihindari, ada beberapa cara agar pekerja tetap bisa berkembang di tengah fenomena job hugging. Pertama, tentukan apa yang benar-benar kamu sukai. Menyadari passion dan minat membantu seseorang menemukan arah karier yang lebih sesuai.

Kedua, bangun hubungan yang lebih kuat dengan rekan kerja. Dukungan sosial di tempat kerja bisa membuat suasana lebih nyaman dan membantu mengurangi stres.

Ketiga, tantang diri sendiri dengan mencoba hal baru, meski dalam lingkup pekerjaan yang sama. Hal ini bisa membuat kita tetap berkembang dan tidak merasa terlalu terjebak.

Fenomena job hugging adalah refleksi nyata dari tantangan dunia kerja saat ini. Meski begitu, dengan memahami penyebab, risiko, dan cara bertahan, kita bisa menjadikan job hugging sebagai fase sementara, bukan hambatan permanen.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE