Mengenal Social Burnout, Ketika Nongkrong Nggak Lagi Seru dan Malah Bikin Lelah
Ada kalanya aktivitas sosial yang seharusnya menyenangkan justru terasa melelahkan. Bukannya merasa segar kembali setelah bertemu teman, tubuh dan pikiran malah terasa terkuras. Fenomena ini dikenal dengan istilah social burnout, Beauties.
Social burnout semakin sering dialami banyak orang, terutama mereka yang memiliki jadwal sosial padat. Nongkrong bareng teman, menghadiri acara komunitas, atau sekadar kumpul santai bisa berubah jadi beban.
Yuk, cari tahu seputar social burnout, tanda-tandanya, penyebab, hingga cara mengatasinya agar interaksi sosial tetap sehat dan tidak menguras energi mental!
Apa Itu Social Burnout?
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik.com |
Melansir Unplugged, social burnout adalah kondisi ketika seseorang merasa kelelahan akibat interaksi sosial yang berlebihan. Aktivitas sosial yang awalnya menyenangkan justru menjadi sumber stres. Alih-alih merasa terhubung, seseorang bisa merasa energi terkuras habis, jenuh, bahkan cemas jika harus bertemu banyak orang.
Kondisi ini bukan berarti kamu antisosial atau tidak suka berteman. Social burnout lebih kepada titik ketika tubuh dan pikiran tidak sanggup lagi menerima stimulasi sosial yang intens.
Tanda-Tanda Social Burnout
Mengenal Social Burnout, Ketika Nongkrong Nggak Lagi Seru dan Malah Bikin Lelah/Foto: Freepik.com
Social burnout punya tanda-tanda khas yang perlu dikenali. Beberapa di antaranya adalah rasa jenuh setiap kali diajak nongkrong, mudah tersinggung saat bersama orang lain, atau merasa tidak nyaman berada di keramaian. Ada juga yang jadi sering mencari alasan untuk menghindari pertemuan sosial meski sebenarnya sayang dengan orang-orangnya.
Selain itu, social burnout juga bisa terlihat dari perasaan drained atau kosong setelah berkumpul. Bukannya senang karena bercanda dengan teman, kamu justru merasa lelah secara emosional. Gejala lain termasuk sulit fokus saat ngobrol, mudah terdistraksi, bahkan merasa lebih bahagia ketika sendirian dibandingkan saat kumpul ramai-ramai.
Penyebab Social Burnout
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik.com |
Melansir Choosing Therapy, ada beberapa penyebab utama social burnout. Pertama adalah intensitas interaksi sosial yang terlalu sering tanpa memberi jeda waktu untuk istirahat. Terlalu banyak nongkrong, menghadiri acara, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial bisa membuat energi mental terkuras.
Selain itu, adanya ekspektasi sosial yang tinggi juga berperan besar. Tekanan ini bisa menimbulkan stres berkepanjangan. Faktor lain yang tak kalah penting adalah kurangnya waktu me-time, rasa takut kehilangan momen (FOMO), dan ketidakseimbangan antara kebutuhan pribadi dengan tuntutan sosial.
Cara Mengatasi Social Burnout
Mengenal Social Burnout, Ketika Nongkrong Nggak Lagi Seru dan Malah Bikin Lelah/Foto: Freepik.com
Kunci untuk mengatasi social burnout ada pada menemukan keseimbangan antara waktu untuk orang lain dan waktu untuk diri sendiri. Mulailah dengan mengenali batasan pribadi, misalnya tidak harus hadir di setiap ajakan nongkrong dan belajar mengatakan "tidak" tanpa rasa bersalah.
Selain itu, prioritaskan self-care seperti tidur cukup, olahraga ringan, atau melakukan hobi sendirian. Jika merasa lelah, ambil waktu untuk detoks sosial dengan membatasi pertemuan sejenak. Dengan begitu, nongkrong kembali jadi kegiatan menyenangkan tanpa harus mengorbankan kesehatan mental.
Social burnout adalah kondisi nyata yang dialami banyak orang di era modern. Aktivitas sosial memang penting, tapi bukan berarti harus mengorbankan energi mental. Jadi, kalau nongkrong mulai terasa melelahkan, mungkin itu waktunya memberi ruang buat diri kamu sendiri.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

