Bias gender merupakan asumsi yang dibangun oleh masyarakat bahwa satu jenis kelamin lebih baik dibandingkan dengan jenis kelamin yang lain. Hal ini mengakibatkan ketidakadilan gender terjadi di masyarakat.
Beberapa budaya dan tradisi menganggap bahwa perempuan tidak lebih baik daripada pria. Pria dianggap memiliki kecakapan teknis yang lebih baik daripada perempuan, yang dianggap lemah dan ketergantungan. Pria dianggap memiliki tingkat kognisi yang lebih baik daripada perempuan, pria dianggap memiliki kemampuan bertahan hidup dan menghadapi masalah lebih baik di atas perempuan.
Pernahkah kamu mendengar anggapan tersebut, Beauties?
Bias Gender Muncul Akibat Asumsi Bahwa Perempuan Tidak Memiliki Kompetensi yang Lebih Baik Daripada Pria/Foto: Freepik.com |
Dilansir dari laman One World Education, bias gender mengakibatkan perempuan kerap menjadi kelas kedua, tidak menjadi prioritas pertimbangan, dan kerap diremehkan. Hal ini berdampak pada perbedaan fungsi gender dalam masyarakat. Perempuan sebagai makhluk kelas kedua kerap diberi tanggung jawab berupa perawatan dan pengasuhan yang lekat dengan fungsi reproduksinya, yakni melahirkan.
Bias Gender Mengakibatkan Asumsi Tentang Fungsi Pengasuhan dan Perawatan Hanya Merupakan Tugas Perempuan/Foto: Freepik.com |
Ketika perempuan sibuk mengerjakan hal-hal domestik, pria memiliki akses dan keleluasaan untuk bekerja dan berkarier. Hal ini bisa memicu ketergantungan finansial dan ekonomi dari perempuan terhadap pria.
Ketergantungan menciptakan hak istimewa berupa pelayanan. Perempuan cenderung dianggap menjadi 'pelayan' bagi pria di wilayah domestik. Kondisi ketergantungan juga rentan memposisikan perempuan sebagai objek milik pria yang bebas untuk diperlakukan sebagaimana asumsi pria dalam memandang fungsi perempuan di wilayah domestik.