Menurut Ahli Persuasi, Satu Kata Ini Bisa Bikin Orang Berubah Pikiran! Apa Itu?

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Jumat, 04 Apr 2025 14:30 WIB
Menurut Ahli Persuasi, Satu Kata Ini Bisa Bikin Orang Berubah Pikiran! Apa Itu?
Menurut Ahli Persuasi, Satu Kata Ini Bisa Bikin Orang Berubah Pikiran! Apa Itu?/Foto: Pexels/Alexander Suhorucov

Cara kita berkomunikasi memainkan peran penting dalam memengaruhi orang lain dan mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Jonah Berger, seorang profesor pemasaran di Wharton School dan penulis buku laris Magic Words: What to Say to Get Your Way, kata-kata yang kita pilih dapat memiliki dampak signifikan pada seberapa efektif pesan kita diterima.

Dalam bukunya, Berger mengungkapkan teknik berkomunikasi persuasif, tetapi sederhana yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengikuti permintaanmu hingga 30 persen. Dilansir dari Upworthy, ini konsep kunci dari teori Berger, yaitu bagaimana strategi komunikasi efektif memengaruhi orang hanya dengan satu kata saja!

Pengaruh Kata-Kata

Sebuah studi di Stanford University melibatkan anak-anak prasekolah untuk menguji pengaruh cara menyampaikan permintaan terhadap respons mereka. Para peneliti mengacaukan sebuah ruangan kelas dan memberikan dua jenis permintaan berbeda kepada kelompok anak berusia 5 tahun untuk membantu membersihkannya.

Kelompok pertama dimintai bantuan dengan kalimat, “Can you help clean?” (Bisakah kamu membantu membersihkan?), sedangkan kelompok kedua diminta, “Can you be a helper and clean up?” (Bisakah kamu menjadi seorang penolong dan membantu membersihkan?).

Hasilnya, anak-anak yang diminta untuk menjadi “helper” 30 persen lebih cenderung membantu dibandingkan mereka yang hanya diminta untuk “membantu”. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak tidak termotivasi oleh tindakan membersihkan itu sendiri, tetapi oleh identitas positif sebagai “penolong” yang membuat mereka lebih bersedia untuk bertindak.

“Identitas” VS “Tindakan”

Ilustrasi/Foto: Freepik/lookstudio

Menurut Jonah Berger, konsep “identitas” lebih kuat daripada “tindakan” karena manusia cenderung ingin melihat diri mereka dalam kacamata positif—sebagai individu yang pintar, kompeten, dan cakap. Berger menjelaskan bahwa mengubah fokus dari meminta seseorang untuk melakukan tindakan menjadi identitas yang diinginkan, dapat memperkuat perilaku mereka.

Misalnya, daripada mengatakan seseorang telah bekerja keras, menyebut mereka sebagai pekerja keras memberikan kesan bahwa sifat tersebut adalah bagian dari siapa mereka, bukan hanya apa yang mereka lakukan.

Begitu pula meminta seseorang untuk menjadi pemimpin lebih efektif daripada sekadar meminta mereka untuk memimpin. Dengan mengaitkan permintaan dengan identitas, orang lebih cenderung bertindak sesuai dengan identitas tersebut karena hal itu memperkuat bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri secara positif.

Cara Menerapkan Teknik Ini

Ilustrasi/Foto: Freepik/freepic.diller

Mengajukan permintaan dengan mengubah tindakan menjadi kesempatan untuk membentuk identitas adalah cara yang efektif untuk memotivasi seseorang melakukan sesuatu. Teknik ini bekerja dengan menekankan identitas positif yang diinginkan oleh orang tersebut, misalnya dengan mengganti permintaan “maukah kamu memilih?” menjadi “maukah kamu menjadi seorang pemilih?”. Dengan pendekatan ini, seseorang tidak hanya melakukan tindakan sesaat, tetapi juga merasa bahwa tindakan tersebut mencerminkan siapa mereka.

Teknik ini juga bisa diterapkan untuk menghindari identitas negatif. Misalnya, tidak hanya menunjukkan bahwa “menyontek itu buruk”, tetapi memperingatkan bahwa “menjadi pencontek jauh lebih buruk” karena menyentuh harga diri dan identitas seseorang.

Selain memengaruhi orang lain, teknik ini juga ampuh untuk mengubah konsep diri sendiri. Menggambarkan diri dengan “saya suka memasak” mungkin hanya menunjukkan aktivitas, tetapi menyebut diri sebagai “saya seorang koki” akan memberikan rasa kepemilikan atas identitas itu.

Demikian pula, mengklaim diri sebagai “pelari” atau “pembaca” akan mendorong seseorang untuk terus melakukan aktivitas tersebut karena telah menjadi bagian dari siapa mereka. Teknik ini memanfaatkan keinginan alami manusia untuk bertindak selaras dengan identitas yang mereka miliki atau hindari.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.