Menurut Psikolog, Ini Alasan Sebenarnya di Balik Perilaku Suka Menunda-nunda dan Cara Mengatasinya

Firzaputri Maulida Maharani | Beautynesia
Minggu, 18 Aug 2024 17:00 WIB
Menurut Psikolog, Ini Alasan Sebenarnya di Balik Perilaku Suka Menunda-nunda dan Cara Mengatasinya
Menurut Psikolog, Ini Alasan Sebenarnya di Balik Perilaku Suka Menunda-nunda dan Cara Mengatasinya/Foto: Freepik/wayhomestudio

Pernahkah Beauties hendak mengerjakan sebuah tugas dari pekerjaan atau kuliah, kemudian tiba-tiba Beauties merasa perlu membersihkan ruangan terlebih dahulu sebelum belajar?

Atau, Beauties tiba-tiba merasa lapar sehingga perlu sedikit camilan untuk mendampingi belajar? Nah, perilaku-perilaku berikut merupakan contoh penundaan terhadap tugas yang sebenarnya harus dikerjakan. Hal inilah yang biasa kita sebut sebagai prokrastinasi.

Sekilas, prokrastinasi mungkin terlihat seperti permasalahan manajemen waktu, karena kita cenderung menunda tugas penting untuk mengerjakan tugas yang kurang penting. Namun, menurut psikolog, ternyata prokrastinasi bukanlah permasalahan manajemen waktu, lho, Beauties!

Lantas, apa sebenarnya akar permasalahan dari prokrastinasi atau suka menunda-nunda? Berikut ini penjelasan ahli sebagaimana dilansir dari The New York Times!

Bukan Permasalahan Manajemen Waktu, Melainkan Regulasi Emosi

Ilustrasi/Foto: Freepik/stockking

Menurut Dr. Piers Steel, profesor psikologi motivasi di University of Calgary, seseorang justru melakukan “self-harm” atau menyakiti diri sendiri dengan melakukan prokrastinasi. Hal ini disebabkan karena kita menyadari bahwa prokrastinasi akan berujung buruk, namun kita tetap melakukannya.

Selain itu, menurut Dr. Fuschia Sirois, profesor psikologi di University of Sheffield, orang bergantung pada siklus irasional prokrastinasi karena ketidakmampuan mengatur perasaan negatif saat mengerjakan tugas.

Intinya, prokrastinasi merupakan permasalahan regulasi emosi, bukan manajemen waktu. Hal ini bisa dikarenakan ketidaksukaan Beauties akan suatu tugas, atau bahkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan stres saat menghadapi tugas tersebut.

Prokrastinasi Tidak Membuat Perasaan Kita Membaik

Ilustrasi/Foto: Freepik/EyeEm

Prokrastinasi adalah contoh tepat dari present bias, kecenderungan manusia untuk memprioritaskan kebutuhan jangka pendek daripada jangka panjang. Kelegaan sesaat yang Beauties rasakan saat menunda-nunda justru akan membuat Beauties ketagihan untuk menunda.

Siklus prokrastinasi yang kronis tidak hanya berdampak pada produktivitas, tapi juga berakibat pada kesehatan mental dan fisik, seperti stres kronis, tekanan psikologis, rendahnya kepuasan hidup, gejala depresi dan kecemasan, hingga hipertensi dan penyakit jantung.

Cara Meregulasi Emosi yang Memicu Kebiasaan Menunda-nunda

Ilustrasi minum kopi

Ilustrasi/Foto: Freepik/freepik

  • Memaafkan diri sendiri. Sebuah studi pada jurnal Personality and Individual Differences menemukan, orang yang dapat memaafkan diri sendiri atas tindakan prokrastinasi dapat mengurangi kebiasaan prokrastinasinya saat belajar untuk ujian selanjutnya
  • Cari akar permasalahannya. Beauties perlu mengetahui kapan, di mana, dan apa perasaan yang sekiranya memicu Beauties untuk melakukan prokrastinasi. Dengan begitu, Beauties akan lebih mudah mengidentifikasi jalan keluarnya.
  • Tentukan aksi selanjutnya. Mengetahui hanya “satu langkah selanjutnya” saat mengerjakan sesuatu dapat memberikan motivasi terhadap Beauties untuk merampungkan sebuah tugas.
  • Buat godaan prokrastinasi tidak lagi “menyenangkan”. Jika sumber godaan prokrastinasi berasal dari media sosial, hapus sejenak aplikasi tersebut jika memang diperlukan.

Semangat, Beauties! Semoga kita semua bisa terbebas dari siklus prokrastinasi, ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE