Di tengah kehidupan yang serba cepat sekarang ini, kesibukan seperti menjadi hal yang tak terelakkan. Bagi orang-orang yang punya segudang rutinitas, memiliki waktu luang rasanya seperti hal yang mahal. Tak jarang mereka mendambakan waktu luang yang panjang sehingga bisa 'bernapas' sejenak dari kesibukan.
Bersantai, mengembalikan energi, hingga melakukan hobi, merupakan hal yang berdampak positif yang bisa dilakukan di waktu luang. Namun, rupanya, terlalu banyak waktu luang tidak bikin seseorang menjadi lebih bahagia, lho!
Terlalu Banyak Waktu Luang Nggak Bikin Lebih Bahagia
Seorang psikolog profesor di Anderson School of Management UCLA, Cassie Holmes, melakukan penelitian tentang hubungan waktu luang dengan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup. Ia menjelaskannya kepada CNBC Make It.
Pertama, Holmes menghitung berapa banyak waktu yang dihabiskan orang-orang dalam sehari untuk bebas berkegiatan. Misalnya, bersantai, menonton TV, berolahraga, atau berkumpul dengan teman. Kemudian, ia menguji bagaimana jumlah waktu yang dihitung itu terkait dengan kepuasan mereka dalam hidup.
Hasilnya, Holmes menemukan bahwa dua hingga lima jam waktu luang dalam sehari sangat ideal untuk meningkatkan kebahagiaan. Akan tetapi, memiliki waktu luang kurang dari dua jam atau lebih dari lima jam sehari, justru dapat menurunkan kebahagiaan.
"Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kekurangan waktu luang membuat kita lebih tertekan, stres, dan kelelahan secara emosional," ungkapnya.
Namun di sisi lain, memiliki waktu luang lebih dari lima jam sehari juga dianggap terlalu banyak, karena dapat merusak tujuan seseorang. Tujuan ini sendiri, ungkap Holmes, tidak hanya soal pekerjaan yang dibayar. Bisa juga pekerjaan sukarela yang tidak dibayar yang sering kali lebih memberikan tujuan hidup.
"Tugas-tugas yang diperlukan untuk menghasilkan rumah tangga yang berfungsi dengan baik atau untuk mengasuh anak yang sukses juga dapat menawarkan rasa pencapaian yang memuaskan," lanjutnya.
Cara Menghabiskan Waktu Luang Juga Sangat Penting
Selain durasi, cara seseorang menghabiskan waktu luangnya sangatlah penting. Manusia memiliki 24 jam dalam sehari, namun cara tiap individu memandang waktu adalah subjektif.
"Kita memiliki 24 jam dalam sehari, tetapi cara kita memandang waktu adalah subjektif. Ini penting karena berapa lama satu menit, satu jam, satu hari, atau satu dekade terasa menginformasikan apakah Anda menganggap diri Anda memiliki waktu yang "cukup"," papar Holmes.
Holmes mengatakan bahkan hanya dengan memiliki waktu luang selama 90 menit dalam sehari, ia bisa membuat hari-harinya terasa lebih ringan dan memuaskan. Ia pun membagikan 3 cara untuk membuat kamu merasa lebih banyak waktu:
Berolahraga
Aktivitas fisik telah terbukti sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, dan harga diri. Cobalah olahraga 30 menit per hari selama beberapa hari dalam minggu ini.
"Aktivitasnya tidak harus berat, jogging atau lebih banyak berjalan kaki ke tempat kerja, juga sudah cukup," ungkap Holmes.
Setelah berolahraga atau bergerak, cobalah tulis perasaan yang didapat ke dalam sebuah jurnal. Jadi, ketika kamu merasa tidak punya cukup waktu untuk berolahraga, kamu bisa membaca jurnal dan mengingat bagaimana perasaaanmu saat itu dan waktu yang dimiliki akan sepadan.
Berbuat Baik kepada Orang Lain
Dalam salah satu penelitian Holmes, ia menemukan bahwa memberikan waktu kepada orang lain dapat membuat kita merasa memiliki lebih banyak waktu luang.
Cobalah lakukan random act of kindness atau berbuat kebaikan secara acak kepada orang lain, misalnya teman, kenalan, hingga orang asing. Beberapa perbuatan baik yang bisa kamu lakukan misalnya memberi pujian, membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, hingga membayar pesanan orang asing di kedai kopi.
Apa pun itu, lakukanlah dengan tujuan untuk memberi manfaat bagi orang lain. Jangan memikirkan atau mengantisipasi menerima apa pun sebagai imbalan atas kebaikan yang kamu lakukan.
Merasakan Kekaguman
Menurut Holmes, menemukan cara untuk merasa kagum terhadap sesuatu bisa memperluas persepsi kamu soal waktu, Beauties.
Dalam sebuah penelitian, para peneliti menunjukkan bahwa dibandingkan dengan merenungkan peristiwa yang membahagiakan, membayangkan kembali peristiwa yang menakjubkan membuat orang merasa tidak perlu tergesa-gesa. Itu juga membuat mereka berperilaku seolah-olah mereka memiliki lebih banyak waktu.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!