Merasa Omongan Nggak Punya Bobot? Ini 3 Alasan yang Mungkin Jadi Penyebabnya

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Senin, 09 Jun 2025 20:00 WIB
Merasa Omongan Nggak Punya Bobot? Ini 3 Alasan yang Mungkin Jadi Penyebabnya
Merasa Omongan Nggak Punya Bobot? Ini 3 Alasan yang Mungkin Jadi Penyebabnya/Foto: Freepik

Beauties, pernahkah kamu bertemu seseorang yang tampak senang berbicara panjang lebar, tetapi sulit dipahami inti dari apa yang disampaikannya? Dalam komunikasi, bukan seberapa banyak kata yang kita keluarkan yang penting, melainkan seberapa bermakna isi dari perkataan itu.

Sering kali, orang yang gemar berbicara tanpa arah menunjukkan ketiadaan kualitas-kualitas mendalam yang membuat sebuah pembicaraan menjadi bernilai. Ini bukan berarti setiap orang yang banyak bicara pasti memiliki kekurangan, tetapi ketika ucapan mereka terasa hampa dan tidak menyentuh makna, bisa jadi ada hal-hal penting yang belum mereka kembangkan dalam diri mereka.

Untuk memahami hal ini lebih jauh, mari kita telusuri 3 alasan yang membuat seseorang mengeluarkan omongan tidak berbobot dan perkataan tidak bermakna ini, dilansir dari Worth Explorer.

Kurangnya Kesadaran Diri

Ilustrasi/Foto: Freepik
Ilustrasi/Foto: Freepik

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali emosi, pikiran, dan tindakan sendiri, serta memahami bagaimana hal-hal tersebut memengaruhi orang lain. Seseorang yang terlalu banyak bicara tetapi minim makna, biasanya tidak menyadari dampak dari caranya berkomunikasi terhadap orang di sekitarnya.

Hal ini tidak selalu berarti orang tersebut egois atau tidak memiliki empati. Bisa jadi mereka memang tidak sadar bahwa mereka sedang mendominasi pembicaraan, atau bahwa apa yang mereka sampaikan tidak memberikan kontribusi berarti dalam percakapan.

Mengembangkan kesadaran diri sangat penting, bukan hanya untuk berkomunikasi secara efektif, melainkan juga untuk pertumbuhan pribadi. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan diri, seseorang dapat menciptakan percakapan yang lebih seimbang, di mana semua orang punya kesempatan yang setara untuk menyampaikan pendapat.

Kurang Mendengarkan secara Aktif

Ilustrasi/Foto: Freepik

Mendengarkan secara aktif bukan hanya sekadar diam saat orang lain berbicara. Ini adalah proses yang melibatkan pemahaman, pengolahan informasi, serta memberikan respons yang sesuai terhadap apa yang disampaikan lawan bicara.

Seseorang yang jarang menerapkan kebiasaan mendengarkan aktif umumnya cenderung lebih fokus pada dirinya sendiri daripada percakapan yang mereka lakukan. Misalnya, mereka kerap menyela dengan cerita atau pendapat pribadi tanpa benar-benar menanggapi apa yang baru saja dikatakan orang lain sehingga percakapan menjadi sepihak dan terasa tidak seimbang. Lawan bicara pun bisa merasa tidak dihargai atau diabaikan karena tidak mendapat perhatian yang layak.

Padahal, mendengarkan secara aktif sangat penting dalam membangun komunikasi yang bermakna. Kemampuan ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam dan menumbuhkan empati sehingga hubungan antarindividu menjadi lebih kuat dan saling terhubung. Dalam konteks apa pun, baik profesional maupun pribadi, keterampilan ini dapat meningkatkan kualitas interaksi secara signifikan.

Rendahnya Kecerdasan Emosional

Ilustrasi/Foto: Freepik/tirachardz

Kecerdasan emosional, atau yang sering disebut EQ, merupakan kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta merespons emosi orang lain dengan tepat. Kualitas ini menjadi sangat penting dalam membangun komunikasi yang efektif dan hubungan yang bermakna.

Sayangnya, masih banyak orang yang pandai berbicara panjang lebar tetapi gagal menyampaikan pesan yang menyentuh atau relevan secara emosional. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa kata-kata mereka tidak terhubung dengan perasaan pendengar yang akhirnya membuat komunikasi menjadi satu arah dan kurang bermakna. Padahal, hasil penelitian dari TalentSmart menunjukkan bahwa EQ adalah faktor utama yang memengaruhi kinerja seseoran, bahkan mencakup 58 persen dari keberhasilan dalam berbagai profesi.

Oleh karena itu, meningkatkan kecerdasan emosional bukan hanya bermanfaat dalam konteks pribadi, tetapi juga krusial untuk keberhasilan profesional. Ketika seseorang mampu memahami dan merespons emosi orang lain dengan lebih baik, percakapan pun menjadi lebih hidup, saling terhubung, dan bernilai lebih dalam.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE