Miris! Influencer AS Di-bully Netizen Indonesia di TikTok karena Berkulit Hitam
Sebagaimana diketahui, setiap individu di dunia diciptakan berbeda. Bahkan dilihat dari segi fisik, tak ada yang sama. Keragaman warna kulit membuat masing-masing manusia unik. Sayangnya, warna kulit masih jadi objek untuk dibanding-bandingkan di era modern ini.
Seorang influencer berkulit hitam asal AS justru dibanjiri komentar negatif oleh netizen Indonesia karena tidak sesuai dengan "standar kecantikan" menurut mereka. Beauty influencer yang unggah video review blush on di TikTok menerima hujatan lantaran warna kulitnya.
Kasus ini jadi sorotan setelah akun X, @alyacholid, yang menemukan video tersebut dalam fyp TikTok. Dia menemukan komentar-komentar dari akun orang Indonesia yang menuliskan komentar negatif dan rasis, tidak berhubungan dengan ulasan produk makeup dalam konten video.
Ia pun mengkritisi netizen Indonesia yang berkomentar negatif tersebut. Pasalnya, komentar juga membandingkan warna kulit dengan istilah dalam Islam, yakni "tahajud" dan "magrib". Ajaran agama yang bermakna baik digunakan untuk hal buruk membuat netizen lainnya geram karena tidak etis.
Berdasarkan pantauan Beautynesia (20/8), kolom komentar unggahan akun TikTok beauty influencer yang menjadi korban tersebut kini sudah ditutup.
Istilah ‘Aura Magrib’
Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/YuriArcursPeopleImagesetno Anggraini
Sebagai informasi, istilah ‘aura magrib’ belakangan beredar di media sosial di kalangan netizen Indonesia. Istilah ini merujuk pada warna kulit seseorang yang gelap seperti waktu magrib––waktu mata hari tenggelam. Suasana senja ini pun dijadikan istilah untuk merendahkan orang lain. Bukan cuma konotasi yang negatif, penggunaan istilah ‘magrib’ yang dalam Islam adalah waktu salat saat matahari terbenam membuat bahasa ‘aura magrib’ ini tuai kontroversi.
Â
Black Movement di AS
Black Lives Matter/ Foto: Freepik.com
Masyarakat Amerika Serikat telah melihat progres dalam menerima keberagaman. Sebagai contoh, orang berkulit hitam memiliki kesetaraan dengan warna kulit lainnya. Melihat sejarahnya, orang berkulit hitam di AS memang berkaitan erat dengan perbudakan. Namun mengutip National Geographic Society, perbudakan tersebut berakhir pada tahun 1865 seiring dengan berlakunya Amandemen ke-13 di Konstitusi Amerika Serikat.
Revolusi moral juga terus dilakukan hingga era modern di mana kampanye ‘Black Lives Matter’ digaungkan sejak tahun 2013, tepatnya saat terjadi penembakan yang memakan nyawa orang berkulit hitam.
Di samping nyawa dan kesejahteraan masyarakat berkulit hitam, AS juga mengedepankan kesetaraan sebagai hak asasi manusia. Terlebih ketika AS merupakan salah satu negara dengan masyarakat yang sangat beragam, tak terbatas pada fisik tapi juga ras. Oleh sebab itu, rasisme merupakan hal yang sangat tercela.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!