Namibia Umumkan Kuliah Gratis Mulai Tahun 2026, Tuai Pro-Kontra
Pemerintah Namibia telah mengumumkan rencana untuk menghapuskan seluruh biaya pendaftaran dan kuliah di universitas dan perguruan tinggi teknik negeri mulai tahun 2026. Kebijakan ini diumumkan oleh Presiden Netumbo Nandi-Ndaitwah dalam pidato kenegaraan di hadapan parlemen.
Presiden Netumbo Nandi-Ndaitwah sendiri adalah pemimpin perempuan pertama di Namibia. Dilansir dari BBC, berikut ini beberapa hal yang bisa kamu ketahui tentang kebijakan kuliah gratis di Namibia.
Isi Kebijakan
Dalam pidato kenegaraan perdananya pada Kamis malam, 24 April 2025 silam, Presiden Netumbo Nandi-Ndaitwah menyampaikan pengumuman bahwa mahasiswa tidak akan membayar “biaya pendaftaran maupun biaya kuliah” di seluruh universitas dan perguruan tinggi teknik negeri. Namun, ia juga menyampaikan bahwa tidak akan ada penambahan dana yang signifikan untuk kebijakan ini, yang menimbulkan pertanyaan mengenai kelayakannya.
Nandi-Ndaitwah juga menambahkan bahwa pendidikan tinggi gratis Namibia ini akan diterapkan secara bertahap, dan untuk sementara waktu satu-satunya kontribusi yang diharapkan dari keluarga dan mahasiswa adalah untuk biaya akomodasi dan kebutuhan terkait lainnya. Ia menyebutkan bahwa pengumuman ini adalah respons dari tuntutan yang sebelumnya disuarakan oleh mahasiswa universitas di Namibia maupun di negara tetangganya, Afrika Selatan.
Nandi-Ndaitwah menjelaskan bahwa sumber dana untuk kebijakan ini berasal dari subsidi yang selama ini telah diberikan kepada beberapa universitas negeri, serta dari dana bantuan keuangan mahasiswa. Menurutnya, jika pun ada penambahan dana, jumlahnya tidak akan siginifikan. Sementara itu, pendidikan dasar dan menengah sudah diberikan secara gratis di semua sekolah negeri di Namibia.
Tuai Pro Kontra
Presiden Namibia Netumbo Nandi-Ndaitwah/Foto: Dok. BBC
Beberapa organisasi mahasiswa menyambut baik pengumuman universitas gratis Namibia dari Nandi-Ndaitwah, tetapi ada pula yang mengkritiknya sebagai kebijakan yang tidak realistis dan tidak jelas. Salah satu pihak yang kontra adalah Affirmative Repositioning Student Command (ARSC), yang menyebut kebijakan ini hanya merupakan upaya menarik perhatian dari pemerintah Namibia.
ASRC menyebutkan bahwa pengumuman yang dibuat tersebut membingungkan dan menimbulkan pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan tinggi. ARSC juga mempertanyakan siapa saja yang akan menerima manfaat—apakah hanya mahasiswa sarjana atau juga pascasarjana—dan dari mana sebenarnya dana akan diperoleh.
Pandangan tersebut sejalan dengan pendapat seorang ekonom bernama Tannen Groenewald yang diwawancarai oleh situs berita lokal Windhoek Observer. Ia menyatakan bahwa penghapusan biaya tanpa tambahan dana justru bisa menyebabkan pembatasan jumlah mahasiswa. Ia juga menduga bahwa kebijakan ini nantinya mungkin hanya berlaku bagi mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah.
Hal serupa terjadi di Afrika Selatan. Pada tahun 2017, pemerintah negara itu menanggapi tuntutan mahasiswa untuk menghapus biaya kuliah dalam gerakan #FeesMustFall. Namun, hanya sebagian kecil mahasiswa yang akhirnya mendapat manfaat.
Kebijakan tersebut kemudian dikritik karena dianggap terlalu terbatas, sebab kelompok yang disebut sebagai kelas menengah yang terlewatkan—yaitu mereka yang dianggap terlalu mampu untuk menerima subsidi, tetap tetap kesulitan membayar biaya kuliah—tidak mendapat bantuan.
Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!