Negosiasi Pertama Rusia-Ukraina Belum Ada Hasil, Presiden Ukraina: Tidak Puas Tapi Ada Sinyal Baik
Setelah berseteru sengit berhari-hari, Rusia dan Ukraina akhirnya melakukan perundingan damai pertama pada Senin (28/2) lalu. Perundingan tanpa syarat digelar selama berjam-jam di kawasan Gomel, Belarusia.
Meski masyarakat Ukraina banyak berharap pada perundingan ini, sayangnya belum ada hasil signifikan yang diraih oleh kedua belah pihak, Beauties. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkesan kecewa dengan jalannya perundingan pertama.
Simak penjelasan berikut untuk informasi selengkapnya!
Serangan Rusia Tetap Berjalan Saat Perundingan Damai Berlangsung
![]() Serangan Rusia ke Ukraina/Foto: Politpost |
Pesimisme Presiden Ukraina terhadap ajakan berunding Rusia akhirnya terjadi. Setelah sempat menolak ajakan berunding di Belarusia, Ukraina akhirnya menyepakati perjanjian damai pertamanya dengan Rusia. Namun, perundingan yang memakan waktu lima jam ini tidak membuahkan hasil sesuai ekspektasi.
Dilansir dari AA.com, Volodymyr Zelensky mengaku kecewa dengan sikap Rusia yang tetap membombardir wilayah Ukraina saat negosiasi damai berlangsung. Menurutnya, penyerangan tersebut adalah taktik untuk menekan Ukraina.
“Pembicaraan berlangsung dengan latar belakang pengeboman dan penembakan di wilayah kami. Sinkronisasi pengeboman dengan proses negosiasi tampak jelas. Saya percaya Rusia mencoba menekan kami dengan sederhana,” ucap Zelensky dikutip dari UKRinform.
Meski demikian, Presiden Zelensky mengaku mendapatkan sinyal-sinyal harapan dari pertemuan pertama dan setuju untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut di hari-hari berikutnya.
“Kami akan menganalisa apa yang telah kami dengar dan kemudian kami akan memutuskan bagaimana melanjutkan putaran kedua dari pembicaraan ini.” tegas Zelensky.
Presiden Ukraina Beberkan Kesulitan Mencapai Kesepakatan dengan Rusia
![]() Pernyataan Presiden Zelensky/ Foto: USNEWS.COM |
Presiden Zelensky mengatakan bahwa proses negosiasi dengan Rusia tidaklah mudah. Serangan skala penuh Rusia yang terus menghantam kota-kota di Ukraina membuat itikad damai sulit dicapai. Menurutnya, konflik akan susah mereda apabila suasana masih keruh.
“Semua orang harus berhenti berseteru dan kembali ke titik di mana ini semua dimulai, yaitu lima, enam hari yang lalu,” ujarnya dikutip dari Bussiness Insider Netherland.
“Sangat penting untuk berhenti mengebom orang untuk kemudian dapat duduk di meja perundingan," tambahnya.
Selain itu, Zelensky menganggap bahwa pihak Rusia masih tidak menyadari betapa destruktifnya agresi militer yang dikerahkan pada Ukraina. Perbedaan sudut pandang kedua negara dalam mengartikan agresi menghambat tercapainya solusi.
“Negosiasi itu sulit. Meskipun tidak ada ultimatum wajib. Sayangnya, pihak Rusia masih sangat bias mengenai proses destruktif yang dilakukannya.” tulis penasihat Zelensky, Mikhail Podolyak di cuitan Twitternya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

