Ogah Membaca Buku, Mengapa Minat Baca Masyarakat Indonesia Terus Menurun?
Beauties pasti sudah dengar kabar pada Bulan Mei lalu bahwa Toko Buku Gunung Agung akan segera tutup. Kabar ini sempat menjadi trending topik di Twitter. Banyak yang merasa sedih karena toko buku satu ini menyimpan banyak kenangan. Kabar penutupan ini secara langsung disampaikan oleh PT GA Tiga Belas, perusahaan yang menaungi Toko Buku Gunung Agung.
Menurut rencana, Toko Buku Gunung Agung ini akan ditutup pada akhir tahun mendatang. Keputusan ini diambil karena perusahaan tidak bisa bertahan di tengah kerugian yang semakin membesar. Kerugian ini merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-19 lalu.Â
![]() Ilustrasi Perempuan Di Toko Buku/ Foto: Freepik/freepik |
Dikutip dari DetikFinance, Toko Buku Gunung Agung di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta sudah terlebih dahulu ditutup. Hingga kini, toko buku legendaris ini masih memiliki 5 toko yang akan ditutup secara bertahap sampai akhir 2023 nanti.
Di sisi lain, menurunnya angka baca masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa toko buku kini kurang diminati. Dilansir dari website resmi Kominfo, UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia.
Hal ini berarti Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah. Saking rendahnya, persentase hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang di Indonesia, hanya ada 1 orang yang rajin membaca buku. Sedih kan, Beauties?
Pada riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Hasil ini seolah benar-benar membuktikan bahwa Indonesia sangat minim literasi.
Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak pembahasan selengkapnya berikut ini!
Adanya Perubahan Gaya Hidup
Membaca/Foto: pexels.com/olly |
Salah satu alasan mengapa masyarakat Indonesia kian enggan membaca buku adalah karena perkembangan teknologi. Perkembangan ini mungkin berdampak baik pada infrastruktur namun dapat secara signifikan mengurangi minat literasi. Perubahan gaya hidup ini membuat banyak masyarakat memilih bermain gadget ketimbang harus membaca buku.
Tingginya minat masyarakat Indonesia pada gadget ini sesuai dengan data yang dikumpulkan Wearesocial per Januari 2017 lalu. Disebutkan bahwa orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran jika lalu lintas media sosial Indonesia sangat gencar hingga kerap menjadi sasaran empuk informasi provokasi dan hoax.
Penyebab Minat Baca Buku Masyarakat Indonesia Rendah: Gadget!!
Foto: iStock
Kurangnya Budaya Membaca Sejak Dini
![]() Kurangnya Budaya Membaca Sejak Dini/ Foto: Freepik/jcomp |
Adanya perubahan gaya hidup ini berdampak pada pola pengajaran anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Jika dulu mereka harus membaca materi agar tidak ketinggalan materi, saat ini mereka sudah diajarkan pola pembelajaran daring. Akibatnya, rasa kebutuhan mereka untuk membaca pun perlahan terkikis hingga hilang.
Di sisi lain, banyak orang menganggap membaca tidak terlalu penting. Hal inilah yang membuat minat membaca masyarakat Indonesia terus menurun.
Terbatasnya Akses dan Materi Literatur
![]() Terbatasnya Akses dan Materi Literatur/ Foto: Freepik/freepik |
Hal lain yang menjadi penyebab berkurangnya minat baca masyarakat Indonesia adalah terbatasnya materi pada literatur. Di sisi lain, keterbatasan akses membaca buku juga menjadi salah satu alasan banyak orang enggan membaca. Alhasil, banyak orang memilih untuk mencari bacaan yang sesuai dengan keinginannya sehingga jadi malas membaca buku.
Sebagai alternatif, media sosial hadir dengan segala akses kemudahannya. Bagi mereka yang tak kunjung mendapatkan jenis buku bacaan yang diinginkan, mencari di media sosial adalah jalan keluarnya. Hasilnya, tidak ada orang lagi yang membaca buku.
Kalah Saing dengan Tren Hiburan Populer
![]() Kalah Saing dengan Tren Hiburan Populer/ Foto: Freepik/freepik |
Preferensi budaya dan tren hiburan yang populer di masyarakat kini kian berkembang. Hal inilah yang menyebabkan minat membaca menjadi menurun. Akses yang makin mudah untuk menonton film hingga bermain game inilah yang membuat minat membaca semakin menurun seiring berjalannya waktu.
Karena 4 penyebab tersebut, minat membaca masyarakat pun cenderung akan mengalami penurunan. Jika dibiarkan terlalu lama, permasalahan ini tentunya akan berdampak pada Indonesia di masa depan.
Dalam mengatasi hal ini, diperlukan sinergi yang kuat antara masyarakat, pemerintah, institusi pendidikan serta penerbit. Karena itulah, beberapa upaya meningkatkan minat baca pun sudah dilakukan mulai dari membuat kurikulum khusus hingga menggerakkan perpustakaan keliling.
Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Membaca/Foto: pexels.com/olly


