Ogah Membaca Buku, Mengapa Minat Baca Masyarakat Indonesia Terus Menurun?

Yoanita Aisyah Anugraeny | Beautynesia
Sabtu, 08 Jul 2023 22:30 WIB
Foto: Getty Images/kupicoo

Beauties pasti sudah dengar kabar pada Bulan Mei lalu bahwa Toko Buku Gunung Agung akan segera tutup. Kabar ini sempat menjadi trending topik di Twitter. Banyak yang merasa sedih karena toko buku satu ini menyimpan banyak kenangan. Kabar penutupan ini secara langsung disampaikan oleh PT GA Tiga Belas, perusahaan yang menaungi Toko Buku Gunung Agung.

Menurut rencana, Toko Buku Gunung Agung ini akan ditutup pada akhir tahun mendatang. Keputusan ini diambil karena perusahaan tidak bisa bertahan di tengah kerugian yang semakin membesar. Kerugian ini merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-19 lalu. 


Ilustrasi Perempuan Di Toko Buku/ Foto: Freepik/freepik

Dikutip dari DetikFinance, Toko Buku Gunung Agung di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta sudah terlebih dahulu ditutup. Hingga kini, toko buku legendaris ini masih memiliki 5 toko yang akan ditutup secara bertahap sampai akhir 2023 nanti.

Di sisi lain, menurunnya angka baca masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa toko buku kini kurang diminati. Dilansir dari website resmi Kominfo, UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia.

Hal ini berarti Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah. Saking rendahnya, persentase hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang di Indonesia, hanya ada 1 orang yang rajin membaca buku. Sedih kan, Beauties?

Pada riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Hasil ini seolah benar-benar membuktikan bahwa Indonesia sangat minim literasi.

Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak pembahasan selengkapnya berikut ini!

Adanya Perubahan Gaya Hidup

Membaca/Foto: pexels.com/olly

Salah satu alasan mengapa masyarakat Indonesia kian enggan membaca buku adalah karena perkembangan teknologi. Perkembangan ini mungkin berdampak baik pada infrastruktur namun dapat secara signifikan mengurangi minat literasi. Perubahan gaya hidup ini membuat banyak masyarakat memilih bermain gadget ketimbang harus membaca buku.

Tingginya minat masyarakat Indonesia pada gadget ini sesuai dengan data yang dikumpulkan Wearesocial per Januari 2017 lalu. Disebutkan bahwa orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran jika lalu lintas media sosial Indonesia sangat gencar hingga kerap menjadi sasaran empuk informasi provokasi dan hoax.

(dmh/dmh)