Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidup. Hal ini bisa saja melibatkan diri sendiri dengan pasangan, teman, keluarga, maupun rekan kerja. Strategi masing-masing orang untuk menyelesaikan sebuah masalah juga berbeda.
Ternyata ada tipe orang dengan kecenderungan untuk menghindari masalah secara terus-menerus yang sering dikenal dengan stonewalling. Dilansir dari laman Very Wellmind, stonewalling merupakan salah satu bentuk coping mechanism seseorang yang tujuannya adalah menghindari konflik.
Stonewalling ini dilakukan secara tidak sengaja maupun disengaja yang sebenarnya berdampak buruk terhadap sebuah hubungan. Mau tahu lebih dalam mengenai stonewalling? Yuk simak!
1. Definisi Stonewalling
Mengenal Stonewalling Lebih Dalam/Foto: pexels,com/Cottonbro |
Stonewalling apabila diartikan secara harafiah adalah tembok batu. Sebenarnya stonewalling merupakan sikap seseorang untuk menutup diri dan menolak interaksi dengan orang lain. Hal ini biasanya dilakukan secara sengaja ketika terlibat konflik atau pertengkaran.
Orang yang terbiasa melakukan stonewalling cenderung merasa tidak nyaman ketika harus berdiskusi dan menyampaikan perasaannya. Apabila dilakukan secara terus-menerus, stonewalling akan menjadi sebuah kebiasaan.
Tentunya sikap seperti ini akan membuat orang di sekitar merasa tidak nyaman, tertekan, dan frustasi. Masalah kecil yang terus-menerus diabaikan akan berdampak lebih besar.
2. Tanda-Tanda
Mengenal Stonewalling Lebih Dalam/Foto: pexels.com/Mikhail Nilov |
Seringkali cukup sulit untuk menyadari ketika sedang berhadapan dengan seseorang yang memiliki kebiasaan stonewalling. Ada beberapa tanda untuk mengenali stonewalling, seperti hampir selalu mengabaikan perkataan orang lain yang tidak disenangi, mendadak mengubah topik pembicaraan, atau menolak untuk menjawab pertanyaan dari lawan bicara.
Biasanya bahasa tubuh dari orang yang sedang melakukan stonewalling adalah memutar bola ketika ada yang sedang berbicara.
3. Penyebab
Mengenal Stonewalling Lebih Dalam/Foto: pexels.com/Rodnae Production |
Pada dasarnya, stonewalling menjadi perilaku yang muncul dari perasaan takut, cemas, dan frustasi. Ada beberapa alasan seseorang melakukan hal ini, diantaranya menghindari konflik, rasa tidak ingin disalahkan mengenai suatu hal, bahkan sarana memanipulasi situasi untuk memperoleh keinginan.
Stonewalling sering dilakukan oleh seseorang yang merasa lemah dan merasa tidak memiliki kelebihan sebagai mekanisme untuk menunjukkan kekuatan.
4. Tipe Stonewalling
Mengenal Stonewalling Lebih Dalam/Foto: pexels.com/Rodnae Productions |
Ada dua tipe stonewalling yang mungkin muncul dalam hubungan percintaan maupun pertemanan. Pertama adalah stonewalling yang tidak disengaja. Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang cukup berat agar tidak menimbulkan pertengkaran. Orang yang melakukan stonewalling akan cenderung untuk menghindari topik pembicaraan yang tidak diinginkan.
Tipe kedua adalah stonewalling yang disengaja. Hal ini biasa dilakukan dengan memanipulasi keadaan dan cenderung menyalahkan lawan bicara. Stonewalling yang disengaja biasanya sebagai bentuk hukuman kepada lawan bicara yang dapat dikategorikan sebagai emotional abuse.
5. Dampak
Mengenal Stonewalling Lebih Dalam/Foto: pexels.com/Timur Weber |
Stonewalling memiliki dampak yang cukup besar dalam sebuah hubungan, terutama bagi orang yang menjadi korban dari perilaku ini. Ketika sikap stonewalling sering dilakukan, maka hubungan akan menjadi renggang bahkan berakhir dengan tidak baik. Hal ini juga menimbulkan frustrasi dan rasa tidak dihargai.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!