Beauties, pernah nggak sih kamu merasa ketika masih pacaran dan pergi makan di suatu tempat, perbincangan antara kamu dan pacarmu setelahnya mungkin sebatas “Menurutmu, makanan tadi enak nggak?”, “Kamu suka nggak minuman tadi?”, dan sejenisnya. Atau, ketika baru saja membeli sesuatu, kamu dan pacarmu membicarakan mengenai keindahan barang yang baru dibeli, bukan harganya.
Namun sebaliknya, setelah kamu menikah, perbincanganmu dengan suami setelah makan di restoran atau kafe, kemungkinan besar bukan lagi hanya mengenai enak atau tidaknya menu makanan dan minuman di sana, tapi tentang berapa total harga makanan yang baru saja kalian santap.
Kira-kira kenapa ya, sebelum menikah tampaknya masalah keuangan tidak begitu penting dan tidak dijadikan tanggung jawab besar, namun setelah menikah semua hal justru kelihatannya perlu dikaitkan dengan kondisi keuangan dengan pasangan?
Mengutip Get Amplify Life, tidak hanya soal perselingkuhan dan KDRT yang bisa menjadi penyebab perceraian. Masalah keuangan dinilai juga dapat menjadi alasan utama perceraian pasutri, Beauties. Bagaimana bisa?
Ketika masih single, mengurus keuangan dinilai begitu mudah. Uangmu adalah milikmu, dan hakmu untuk membelanjakannya bahkan menghabiskannya. Namun, setelah menikah, situasinya menjadi begitu berbeda. Mengapa?
1. Uang Digunakan untuk Kepentingan Bersama
Ilustrasi menggunakan uang untuk kepentingan bersama/Foto: Pexels/Jack Sparrow |
Setelah menikah, uang digunakan untuk kepentingan bersama pasangan. Sehingga dalam mengelolanya, kamu dan pasangan memang perlu benar-benar transparan agar tujuan jangka panjang alias kepentingan di masa depan seperti untuk keperluan membeli rumah atau menyekolahkan anak dapat dicapai bersama-sama.
2. Uang Bukan Lagi Perbincangan Tabu
Ilustrasi pasangan suami istri membicarakan keuangan/Foto: Pexels/Cottonbro Studio |
Seringnya di antara pasangan suami istri, uang bukan merupakan isu tabu untuk diperbincangkan. Baik tentang utang, investasi, apa hal penting yang ingin dipenuhi dan berapa jumlah nominalnya, penting untuk diperbincangkan dengan suami, Beauties.
3. Transparansi Keuangan Memperkuat Pernikahan
Ilustrasi pasangan suami istri mengontrol keuangan bersama/Foto: Pexels/Andrea Piacquadio |
Sikap tidak jujur tentang keuangan (misalnya, salah satu pihak terlilit utang, pinjaman, dan masalah keuangan lainnya) berpotensi dapat merusak kepercayaan antara pasutri dan merusak hubungan pernikahan. Sebaliknya, bila ada transparansi di antara pasangan mengenai pemasukan dan pengeluaran uang, dipercaya dapat memperkokoh pernikahan.