Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri menjadi perwakilan cabang olahraga dayung untuk Olimpiade Tokyo 2020. Mutiara dan Melani tampil di babak repechange yang berlangsung di SEA Forest Waterway, Tokto Bay, pada Minggu (25/7).
Dalam perlombaan tersebut, keduanya belum mampu tampil baik setelah finish terakhir. Mereka mencatat waktu 8 menit, 3,19 detik dan berada di peringkat enam pada heat pertama. Dari hasil yang didapat ini, keduanya tidak mampu melanjutkan pertandingan di empat besar. Walau hasilnya tidak sesuai yang diinginkan, namun Mutiara dan Melani tetap berbesar hati dan menganggap Olimpiade Tokyo 2020 ini sebagai pelajaran berharga untuk keduanya.
Dilansir dari Wolipop, Mutiara menyampaikan jika dulunya ia pernah menjadi korban bullying.
"Saya sekolah dulu waktu SD pernah dibully karena jelek dan hitam. Jadi sering dijauhin sama teman-teman. Ya saya mah santai aja menanggapinya, ujar Mutiara dalam wawancaranya bersama tim Wolipop.
Remaja yang akrab disapa Tia ini diketahui lulusan SMP 7 dan kini bersekolah di SMA 5 kota Jambi. Ia menceritakan awal mula ketertarikannya dalam olahraga dayung (rowing).
"Awalnya saya tertarik karena dosen abang saya lagi cari cewek yang tinggi untuk jadi atlet rowing. Terus abang saya tawarin baru saya coba-coba dulu latihan. Karena saya dulunya atlet renang. Jadi olahraga apapun selalu saya tekuni, masuk rowing itu sekitar tahun 2017," jelas wakil Indonesia termuda di Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Mutiara Rahma Putri pun menuturkan suka duka dirinya menekuni dunia olahraga dayung ini. Baca selengkapnya di sini ya!