PPN Naik Jadi 12%, Netizen Protes "Boikot Pemerintah" hingga Ajakan Frugal Living Menggema di Medsos

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 19 Nov 2024 12:00 WIB
PPN Naik Jadi 12%, Netizen Protes
PPN Naik Jadi 12%, Netizen Protes "Boikot Pemerintah" hingga Ajakan Frugal Living Menggema di Medsos/Foto: pexels.com/karolina grabowska

Mulai 1 Januari 2025, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik menjadi 12% dari yang awalnya 11%. Kenaikan ini diatur dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) Nomor 7 Tahun 2021.

Kabar kenaikan PPN menjadi 12% ini menimbulkan protes dan reaksi negatif dari masyarakat. Bukan tanpa alasan, kenaikan PPN ini dapat berdampak pada daya beli masyarakat, sebab harga jual barang dan jasa akan ikut naik.

Sejumlah netizen di media sosial juga menyerukan "boikot" pemerintah dengan cara mengurangi belanja hingga menerapkan frugal living atau gaya hidup hemat. Mereka juga mengimbau masyarakat agar tidak lagi menjadi konsumtif.

Alasan PPN Naik 12%

Ilustrasi pajak

Alasan PPN Naik 12%/Foto: Getty Images/iStockphoto/gesrey

Sebenarnya, apa alasan kenaikan PPN menjadi 12%?

Dikutip dari situs resmi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), rencana kenaikan tarif PPN ini adalah bagian dari upaya reformasi perpajakan dan menaikkan penerimaan perpajakan.

Sementara itu, menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, strategi pemerintah ke depan bukanlah mengerek PPN, tetapi penghasilan pajak.

"Pertama, strategi ke depan adalah bukan kerek PPN, tapi kerek penghasilan pajak," terangnya saat ditemui di Kolese Kanisius, Sabtu (11/5), dikutip dari detikFinance.

Dengan diterapkannya sistem pajak yang canggih, pendapatan dari pajak diharapkan dapat lebih optimal. Untuk mengoptimalkan sistem pajak ini, pemerintah sedang menggarap Core Tax Administration System (CTAS).

"Diharapkan dengan implementasi dari sistem yang lebih baik, tentu kalau di Ditjen Pajak ada implementasi dari core tax kita harapkan itu bisa maksimal," tambahnya.

Dampak Kenaikan PPN 12%

Ilustrasi Pajak

Dampak Kenaikan PPN 12%/Foto: Shutterstock/

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kenaikan PPN 12% dapat berdampak pada daya beli masyarakat, sebab harga jual barang dan jasa akan ikut naik.

Menurut Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita, biasanya perusahaan kurang bersedia menanggung kenaikan PPN, sehingga jalan tercepat adalah dengan menaikkan harga jual barang atau jasa yang mereka produksi.

Adanya kenaikan harga barang dan jasa ini membuat masyarakat mengurangi konsumsi, sehingga permintaan akan menurun. Jika permintaan turun, maka produksi perusahaan-perusahaan akan terkontraksi. Imbas dari kenaikan PPN, perusahaan berpeluang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Permintaan turun akibat menurunnya daya beli dapat berdampak pada prospek investasi di Indonesia yang bisa jadi memburuk. Investor akan berpikir ualng untuk berinvestasi sebab daya beli masyarakat yang menurun. Pada akhirnya, target pertumbuhan ekonomi akan sulit tercapai.

"Pun secara fiskal, meskipun PPN naik, tapi imbasnya bisa membuat penerimaan negara justru menurun karena berpotensi menurunkan permintaan di masa mendatang, yang membuat penurunan produksi yang berpotensi menurunkan penerimaan negara dari PPN secara nominal," ujar Ronny, dikutip dari CNN Indonesia.

Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, gaya belanja masyarakat juga akan berubah imbas PPN 12%. Menurutnya, masyarakat akan beralih ke produk yang lebih rendah harganya dengan kualitas yang juga lebih rendah.

Bahkan, masyarakat terpaksa membeli barang yang sama dengan harga yang lebih tinggi, dan fenomena 'makan tabungan' bisa jadi lebih tinggi lagi dibandingkan 2024.

"Kalau orang kaya masih bisa mengompensasi, tapi kalau kelas bawah itu makan tabungan. Atau dikhawatirkan konsumen akan memilih untuk berhutang untuk bisa bertahan hidup, karena tidak mampu lagi untuk menandingi naiknya harga-harga barang. Ini menurut saya sudah salah satu warning," tandas Bhima, dikutip dari detikFinance.

Netizen: Boikot Pemerintah hingga Ajakan Frugal Living

Perbedaan Frugal Living dan Pelit/ Foto: freepik.com/wayhomestudio

Ilustrasi/Foto: freepik.com/wayhomestudio

Kenaikan PPN 12% disambut protes dan kritik dari netizen di media sosial. Penolakan PPN 12%, boikot pemerintah, hingga ajakan untuk menerapkan frugal living bergema di medsos.

Sebuah gambar mirip poster Peringatan Darurat yang sempat viral pada Agustus lalu juga kembali memenuhi X (sebelumnya Twitter). Narasi poster itu menegaskan menolak PPN 12%.

"Taxation without representation is a crime (perpajakan tanpa perwakilan rakyat adalah kejahatan). Jangan minta pajak besar kalau belum becus mengurus rakyat. Tolak PPN 12%," bunyi poster yang diunggah akun @BudiBukanIntel.

Seorang netizen mengusulkan "boikot pemerintah" dengan mengurangi belanja dan hidup irit.

"Yang pengen ganti HP tahan. Yang pengen ganti motor baru tahan. Yang pengen ganti mobil baru tahan 1 tahun aja, jangan lupa pake semua subsidi, gak usah gengsi dibilang miskin, itu dari duit kita juga kok. Kapan lagi boikot pemerintah sendiri," tulis akun @mal***.

Tak hanya itu, ia juga mengajak netizen untuk menerapkan frugal living alias hidup sederhana atau hemat imbas kenaikan PPN 12%.

"Pakai barang sampai rusak, kalo masih bisa dibetulin ya betulin, pake lagi. Ada duit lebih, tabung, Intinya hidup bersahaja, sederhana. Belajar menikmati hal2 kecil yg gratis, weekend? Jalan2 di taman aja, makan? Beli di warung yg gak mungut PPn, yg bersih dan enak banyak kok," lanjutnya.

Sementara itu, netizen lain berkomentar bahwa tidak apa-apa membayar pajak asalkan jelas peruntukan dan hasilnya untuk rakyat.

"Sebenernya kita gapapa selama ini bayar pajak ini itu, tapi penggunaan pajaknya buat gaji orang yang gak kompeten dan gak ada integritasnya, lebih banyak nyusahin rakyat daripada ngebantu, mobil petantang petenteng di jalan, dll banyak bgt. Itu yang sampe sekarang kita ga ikhlas," tulis akun @riz***.

Bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE