Pro Kontra Anak Memiliki Ponsel Menurut Ahli, Orangtua Wajib Tahu!

Florence Febriani Susanto | Beautynesia
Sabtu, 30 Aug 2025 22:00 WIB
Pro Kontra Anak Memiliki Ponsel Menurut Ahli, Orangtua Wajib Tahu!
Pro Kontra Anak Memiliki Ponsel/Foto: Freepik

Pro kontra anak memiliki ponsel masih menjadi perdebatan hangat di kalangan orangtua, pendidik, hingga pakar psikologi anak. Di satu sisi, teknologi bisa membantu komunikasi dan keselamatan. Tapi di sisi lain, dampak negatifnya juga tak bisa diabaikan.

Kamu mungkin bertanya-tanya, usia berapa anak boleh punya ponsel? Atau bagaimana dampaknya bagi mental mereka? Nah, artikel ini akan membahas tentang keuntungan dan resiko anak memiliki ponsel, lengkap dengan pendapat para ahli. Yuk, simak baik-baik, ya, Beauties!

Pro Anak Memiliki Ponsel

Pro Anak Memiliki Ponsel/Foto: Freepik

1. Memudahkan Komunikasi antara Anak dan Orang Tua

Salah satu keuntungan utama memberi anak ponsel adalah soal komunikasi. Terutama saat anak mulai memiliki aktivitas mandiri seperti pulang sekolah sendiri, main ke rumah teman, atau ikut kegiatan ekstrakurikuler tanpa didampingi.

Menurut Jennifer Kelman, seorang pakar kesehatan mental dan pekerja sosial berlisensi selama lebih dari 30 tahun, ponsel sangat berguna untuk situasi di luar jam sekolah. “Anak bisa segera menghubungi orang tua saat dibutuhkan,” ujar Kelman yang juga aktif memberikan konsultasi di platform JustAnswer sejak 2012, dikutip dari PureWow.

Dengan ponsel, anak lebih mudah menjangkau orang dewasa yang dipercaya saat ada situasi darurat. Ini penting, terutama ketika mereka belum cukup matang untuk menghadapi masalah sendirian.

2. Menambah Rasa Aman dan Bisa Dilacak Lokasinya

Selain komunikasi, ponsel juga memberi rasa aman bagi orangtua dan anak. Dalam keadaan darurat, si kecil bisa langsung menghubungi nomor penting atau kamu sebagai orangtuanya. Hal ini tentu memberikan ketenangan saat anak tidak dalam pengawasan langsung.

Kelman menambahkan bahwa banyak orang tua merasa lebih tenang karena bisa memantau keberadaan anak melalui fitur pelacakan lokasi. “Orang tua bisa cek apakah anaknya benar-benar di bioskop atau justru di tempat lain,” katanya. Jadi, walau anak sedang mencoba lebih mandiri, kamu tetap bisa memantau tanpa terlalu mencampuri.

Kontra Anak Memiliki Ponsel

Kontra Anak Memiliki Ponsel/Foto: Freepik

1. Anak Jadi Rentan Terhadap Kecanduan Layar

Meski terlihat praktis, memberi anak ponsel juga bisa membawa dampak negatif. Salah satu yang paling umum adalah screen addiction atau kecanduan layar. Saat anak terlalu sering bermain dengan gadget, dopamin di otak mereka terus dirangsang, membuat mereka ingin mengulang kegiatan yang sama berulang kali.

Kelman menjelaskan, “Saya sering menemui kasus di mana anak jadi kehilangan minat terhadap aktivitas yang dulu mereka sukai.” Mereka terlihat lemas, kurang semangat bersosialisasi, dan lebih suka bermain game atau media sosial. Menurutnya, kalau sudah kecanduan, akan sangat sulit bagi orang tua untuk membatasi penggunaan ponsel.

Karena itu, sangat penting membuat aturan sejak awal sebelum ponsel diberikan. Gunakan fitur parental control dan batasi akses ke aplikasi tertentu. Jangan menunggu anak kecanduan dulu baru mengambil tindakan, karena seperti kata Kelman, “Mundur dari kebiasaan layar itu hampir mustahil.”

2. Resiko Cyberbullying dan Tekanan Sosial

Kamu pasti tahu, dulu anak dibully mungkin di lingkungan sekolah. Tapi sekarang, dunia maya jadi tempat utama terjadinya perundungan. Data dari Pew Research Center menunjukkan bahwa 45 persen remaja usia 13-17 tahun pernah mengalami bentuk cyberbullying, mulai dari penghinaan hingga penyebaran rumor palsu.

Sayangnya, banyak orang tua tidak tahu bahwa anaknya sedang jadi korban. Hal ini sulit diawasi, apalagi jika anak menutup diri. Memberi ponsel terlalu dini bisa meningkatkan risiko mereka terlibat dalam drama digital yang tidak sehat secara emosional.

Meskipun menjadi satu-satunya anak yang tidak punya ponsel bisa membuat mereka merasa terasing, tapi menunda pemberian ponsel bisa mengurangi potensi jadi pelaku atau korban perundungan di dunia maya.

3. Ancaman Sextortion dan Predator Online

Satu lagi bahaya besar yang perlu kamu waspadai adalah sextortion. Ini adalah kejahatan di mana anak dipaksa atau dirayu untuk mengirim foto tidak pantas, lalu diancam untuk terus menuruti pelaku.

Kelman mengatakan bahwa kejahatan seperti ini terjadi melalui banyak aplikasi populer. Anak bisa saja merasa sedang bicara dengan teman sebaya, padahal mereka sedang diajak ngobrol oleh predator dewasa.

Menurut Kelman, “Mereka mungkin merasa ngobrol dengan anak seusianya di game seperti Roblox atau Fortnite, padahal itu orang asing. Dari obrolan sederhana seperti ‘orang tuaku menyebalkan’, percakapan bisa berkembang ke arah yang berbahaya.” Anak-anak masih mudah dibujuk, dan sayangnya, banyak pelaku memanfaatkan titik lemah ini.

Kapan Usia yang Tepat Memberi Anak Ponsel?

Usia yang Tepat Memberi Anak Ponsel/Foto: Freepik

Pertanyaan ini sering muncul. Sayangnya, tidak ada jawaban pasti. Setiap anak dan keluarga punya kondisi yang berbeda. Tapi, Kelman menekankan bahwa tak perlu buru-buru.

“Aku mendukung untuk menunda. Tidak perlu memberikannya sebelum anak benar-benar butuh,” katanya. Banyak orangtua kini mengikuti gerakan “wait until 8th” yang menyarankan agar anak tidak diberi ponsel sampai kelas 8 atau sekitar usia 13 tahun.

Jadi, sebelum kamu tergoda untuk membelikan anak ponsel hanya karena “semua teman-temannya sudah punya,” coba pikirkan ulang. Apakah mereka benar-benar membutuhkannya, atau hanya ikut tren?

Tips Sebelum Anak Memiliki Ponsel

Tips Sebelum Anak Memiliki Ponsel/Foto: Freepik

Kalau kamu akhirnya memutuskan untuk memberi anak ponsel, pastikan sudah mempersiapkan segala halnya. Mulai dari aturan waktu pakai, jenis aplikasi yang boleh diakses, hingga diskusi terbuka soal etika digital.

Kamu juga perlu jadi role model. Jangan cuma menyuruh anak berhenti main HP, tapi kamu sendiri terus-terusan scroll media sosial. Ajak anak diskusi soal bahaya dunia maya dan pentingnya menjaga privasi.

Pendapat para ahli, seperti Jennifer Kelman, membantu kita melihat bahwa tidak semua anak siap memiliki ponsel sejak dini. Kuncinya adalah kesadaran, komunikasi terbuka, dan aturan yang jelas sejak awal.

Jadi, sebelum kamu bilang “ya” pada permintaan anak, pastikan kamu sudah tahu risikonya. Kalau kamu sendiri, kapan merasa anak pantas punya ponsel, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.