Pro-Kontra Selimuti Met Gala 2025, Kontroversi Outfit Lisa hingga Politik Berbalut Kemewahan
Met Gala jadi ajang fashion paling besar dan dinantikan penikmatnya. Acara yang digelar dalam rangka penggalangan dana untuk Costume Institute, Metropolitan Museum of Art, New York, tersebut berlangsung pada hari Senin (5/5). Seperti ajang Met Gala sebelumnya, outfit mewah selebritas ternama yang diundang jadi hal yang paling disorot. Tahun ini, Met Gala mengusung tema Superfine: Tailoring Black Style, yang selaras dengan tema eksibisi Costume Institute yang dibuka musim semi ini.
Melansir dari laman Vogue, tema tersebut diambil dalam rangka merayakan sejarah dan budaya ras kulit hitam selama 3 dekade dalam konsep 'dandyism' yang sejarahnya dapat ditarik dari abad 18. Black dandyism bisa diartikan sebagai revolusi fashion dan budaya yang signifikan dalam sejarahnya, menampilkan pergeseran identitas masyarakat kulit hitam yang berawal dari simpangan antara gaya Afrika dan Eropa.
Pameran dalam Costume Institute tahun ini pun menampilkan karya-karya para pelaku seni berkulit hitam yang terentang dari lukisan, foto, dekorasi seni, dan tentu saja, fashion. Inspirasi di baliknya adalah buku Slaves to Fashion: Black Dandyism and the Styling of Black Diasporic Identity (2009) karya Monica L. Miller, Beauties. Dijelaskan lebih lanjut dalam situs resmi Met Museum, bahwa pameran ini menafsirkan konsep dandisme sebagai estetika dan strategi yang memungkinkan kemungkinan sosial dan politik baru.
Tema yang berhubungan erat dengan budaya masyarakat kulit hitam itu pun menuai pro-kontra. Di balik kemewahan yang membalutnya, ada hal yang bertentangan dengan masyarakat lainnya, terlebih di tengah pemerintahan Presiden Trump sampai maraknya genosida di Palestina.
Met Gala sebagai Penolakan terhadap Pemerintahan
Donald Trump/ Foto: Instagram.com/realdonaldtrump
Perayaan sejarah dan budaya ras kulit hitam ini seolah menjadi bentuk penolakan terhadap pemerintahan Presiden AS, Donald Trump. Terlebih ketika batang hidung Kamala Harris, lawan Trump di Pemilu AS 2024, dijumpai di Met Gala 2025.
Sebagaimana diketahui, Trump merupakan sosok yang menentang adanya gerakan “woke” di tengah masyarakat. Melansir dari The New York Times, pada bulan Maret lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang targetkan "ideologi yang tidak pantas, memecah belah, atau anti-Amerika" di museum Smithsonian. Trump juga mengancam akan menahan dana untuk pameran yang "memecah belah orang Amerika berdasarkan ras".
Tentu perhelatan Met Gala yang sepenuhnya memberi panggung bagi seniman dan desainer berkulit hitam bertentangan dengan hal ini.
Perhelatan Mewah Disambut Protes Pro-Palestina
Ilustrasi/ Foto: Pexels.com/Pok Rie
Unjuk rasa terhadap Met Gala tidak berhenti di tahun 2024 saja. Tahun ini, pengunjuk rasa pembela Palestina kembali lakukan aksi protes di luar tenda Met Gala. Tenda tersebut jadi pembatas antara kemewahan yang dipamerkan selebritas A-list dalam acara tersebut dengan realita di masyarakat.
Melansir dari laman Metro, para demonstran memadati jalan 1100 Madison Avenue sambil memegang poster slogan ‘Free Palestine’ dan bendera Palestina sebelum selebritas tiba di Met Gala. Aksi protes dibubarkan oleh polisi setempat.
Lebih ironis lagi, Met Gala yang digelar dalam rangka penggalangan dana untuk Costume Institute dan berani bersuara untuk masyarakat kulit hitam tersebut tidak pernah menyebutkan apa pun terkait krisis kemanusiaan ini, alih-alih menggalang donasi untuk korban genosida di Palestina.
Outfit Lisa BLACKPINK di Met Gala 2025 Tuai Kontroversi
Lalisa Manobal/ Foto: Instagram.com/lalalalisa_m
Sebagai salah satu ajang fashion prestisius, selebritas A-list terkemuka memadati Met Gala 2025, Beauties. Termasuk di antaranya adalah Lalisa Manobal yang pertama kali ke Met Gala. Glamor dalam busana Louis Vuitton, susunannya terdiri dari body suit lace bermotif wajah-wajah perempuan yang dilapisi blazer lace dengan taburan kristal berkilauan, serta stoking hitam dengan monogram rumah mode Prancis tersebut.
Namun kejelian mata publik menyoroti hal kontroversial dari busana yang dipakai Lisa. Viral di media sosial bahwa salah satu wajah pada motif body suit yang dipakai Lisa menyerupai Rosa Parks.
Perlu kamu tahu, Beauties, Rosa Parks adalah seorang aktivis hak asasi manusia yang menolak ketidakadilan dan diskriminasi rasial. Perempuan kelahiran 1913 asal Amerika Serikat itu juga dikenal sebagai pemimpin Gerakan Hak Sipil di Alabama. Perjuangan hebat Parks begitu signifikan dan dihormati hingga ia pun dijuluki sebagai Ibu Pergerakan Hak Asasi Manusia Modern.
Oleh karena itu, ketika wajah Rosa Parks terpampang pada area crotch pelantun Rockstar itu, ada kesan tidak pantas. Namun pendapat lainnya turut menyebutkan outfit ini dikreasikan untuk menghormati para ikon hak asasi manusia yang memperjuangkan kebebasan orang kulit hitam dan kesetaraan.
Bagaimana menurut kamu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!