Pro-Kontra Selimuti Met Gala 2025, Kontroversi Outfit Lisa hingga Politik Berbalut Kemewahan

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 06 May 2025 17:15 WIB
Foto: Unsplash.com/Onnuri Yi

Met Gala jadi ajang fashion paling besar dan dinantikan penikmatnya. Acara yang digelar dalam rangka penggalangan dana untuk Costume Institute, Metropolitan Museum of Art, New York, tersebut berlangsung pada hari Senin (5/5). Seperti ajang Met Gala sebelumnya, outfit mewah selebritas ternama yang diundang jadi hal yang paling disorot. Tahun ini, Met Gala mengusung tema Superfine: Tailoring Black Style, yang selaras dengan tema eksibisi Costume Institute yang dibuka musim semi ini.

Melansir dari laman Vogue, tema tersebut diambil dalam rangka merayakan sejarah dan budaya ras kulit hitam selama 3 dekade dalam konsep 'dandyism' yang sejarahnya dapat ditarik dari abad 18. Black dandyism bisa diartikan sebagai revolusi fashion dan budaya yang signifikan dalam sejarahnya, menampilkan pergeseran identitas masyarakat kulit hitam yang berawal dari simpangan antara gaya Afrika dan Eropa.

Pameran dalam Costume Institute tahun ini pun menampilkan karya-karya para pelaku seni berkulit hitam yang terentang dari lukisan, foto, dekorasi seni, dan tentu saja, fashion. Inspirasi di baliknya adalah buku Slaves to Fashion: Black Dandyism and the Styling of Black Diasporic Identity (2009) karya Monica L. Miller, Beauties. Dijelaskan lebih lanjut dalam situs resmi Met Museum, bahwa pameran ini menafsirkan konsep dandisme sebagai estetika dan strategi yang memungkinkan kemungkinan sosial dan politik baru.

Tema yang berhubungan erat dengan budaya masyarakat kulit hitam itu pun menuai pro-kontra. Di balik kemewahan yang membalutnya, ada hal yang bertentangan dengan masyarakat lainnya, terlebih di tengah pemerintahan Presiden Trump sampai maraknya genosida di Palestina.

(dmh/dmh)