Profesor Harvard Pemenang Nobel Teliti Kesenjangan Upah Laki-Laki & Perempuan, Ini Hasilnya
Di dunia kerja yang serba digital, sebenarnya semakin banyak perempuan inspiratif yang mengembangkan potensinya di berbagai bidang. Dari segi jam kerja, ide-ide yang diberikan dalam industri digital bisa dikerjakan oleh perempuan.
Namun ironisnya, masih terjadi ketimpangan dalam hal upah yang berakar dari gender. Laki-laki masih cenderung lebih diapresiasi dibandingkan perempuan. Bahkan, saat perempuan menjadi seorang ibu sekalipun.
Claudia Goldin, profesor ekonomi Universitas Harvard yang memenangkan Nobel Prize, menyuarakan serba serbi tentang penghasilan dan pekerjaan perempuan lewat penelitiannya. Penelitian tersebut menyimpulkan pendapatan perempuan turun drastis usai melahirkan.
Perbedaan pendapatan antara perempuan dan pria tersebut berkaitan dengan waktu kerja di mana perempuan akan mengurangi jam kerja setelah melahirkan sehingga memengaruhi upah mereka.
Hanya saja, mengutip penelitian itu, "Para ibu menambah waktu kerja mereka seiring dengan pertumbuhan anak-anak mereka, namun mereka masih jauh tertinggal dari ayah". Meski dengan pendapatan yang akan kembali naik saat anak-anak beranjak dewasa, masih ada perbedaan upah dibandingkan pria. Goldin dan timnya melanjutkan, "But even though they increase their hours of work, they never reach the rich valley of gender equality".
Penasaran apa lagi yang diungkap hasil penelitiannya? Yuk, disimak!
1. Sejarah Perekonomian bagi Pekerja Perempuan
![]() Sejarah Ekonomi Upah Perempuan/Foto:Freepik.com/tirachardz |
Buku pertama dari Peraih Nobel Ekonomi 2023 yang berjudul Urban Slavery in the American South, 1820-1860: A Quantitative History merupakan disertasi Goldin untuk program doktornya di Universitas Chicago.
Bekerja sama dengan sejarawan ekonomi, Kenneth Sokoloff, maka Goldin membuat penelitian industrialisasi awal di AS seputar peran perempuan pekerja.
Faktanya, mayoritas perempuan yang bekerja dipandang sebelah mata dalam sejarah perekonomian. Berdasarkan latar belakang itu, Goldin melakukan kajian mendalami cara perempuan pekerja mampu punya peranan utama dalam sektor pertumbuhan ekonomi.
2. Perbedaan Upah Perempuan dan Pria yang Masih Berlangsung
Perbedaan Upah perempuan dan laki-laki/ Foto: Freepik/Tirachardz
Meskipun perempuan juga meluangkan waktu atau jam kerja yang sama dengan laki-laki di berbagai industri, perempuan belum sepenuhnya mendapat keadilan atau apresiasi yang layak.
Dikutip dari Pew Research Center tahun lalu, ditemukan fakta pendapatan perempuan Amerika Serikat (AS) berkisar lebih rendah 82 persen dibanding laki-laki. Hal ini turut didukung oleh data Komisi Eropa, bahwa rata-rata upah per jam perempuan Eropa 13 persen lebih rendah dari laki-laki.
Dari penelitian Goldin terkuak bahwa meski ada upaya menghilangkan kesenjangan dalam hal upah, pada praktiknya kesenjangan pendapatan perempuan masih sangat signifikan dengan laki-laki.
3. Diskriminasi dalam Dunia Kerja
Diskriminasi Perempuan dalam Dunia Kerja/Foto: Freepik.com/Lifestylememory
Sering kali dalam sebuah industri kerja, karyawan diminta untuk bekerja melebihi jam kerjanya. Idealnya, pekerjaan yang melebihi jam kerja diberikan biaya tambahan. Nyatanya, masih ada diskriminasi ketika perempuan dibayar secara tidak proporsional padahal jam kerjanya sudah melebihi aturan atau kesepakatan.
Hal ini turut berdampak pada sulitnya perempuan memperoleh pekerjaan yang lebih fleksibel. Kajian penelitian Goldin tentu menuai pujian, salah satunya dari Gita Gopinath, Wakil Pertama Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai alternatif yang membuka pikiran bahwa para pekerja perempuan perlu lebih diapresiasi dan bebas dari diskriminasi upah yang tak adil.
4. Jadi Dasar Solusi dan Kebijakan Multi untuk Ciptakan Kesetaraan Perempuan
Dasar Solusi dan Kebijakan Multi untuk Kesetaraan Gaji Perempuan/Foto: Freepik.com/Cookie_Studio
Randi Hljalmasrsson, anggota komite Economic Prize menuturkan, berbagai penelitian dari Claudia Goldin punya dampak sosial yang luas dan terbuka. Hal ini makin menciptakan kesadaran akan solusi untuk masa depan kesetaraan pendapatan perempuan.
Goldin turut meneliti dampak pil kontrasepsi terhadap karier atau pekerjaan para perempuan, pengaruh lainnya dalam mengambil keputusan pernikahan, dan pentingnya perempuan dijadikan sebagai pekerja mayoritas yang diperhitungkan dalam industri kerja, terlebih mereka yang punya pendidikan sarjana.
Beauties, berikut tadi berbagai penelitian dari Claudia Goldin untuk membuka pikiran demi atasi kesetaraan upah untuk perempuan. Semangat, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |
