Profil Han Kang, Penulis Perempuan Peraih Nobel Sastra 2024 Asal Korea Selatan

ALMIRA WIJI RAHAYU | Beautynesia
Selasa, 15 Oct 2024 09:30 WIB
Profil Han Kang, Penulis Perempuan Peraih Nobel Sastra 2024 Asal Korea Selatan
Profil Han Kang, Penulis Perempuan Peraih Nobel Sastra 2024 Asal Korea Selatan /Foto: Getty Images/Roberto Riccuiti

Nobel Sastra tahun 2024 berhasil diraih oleh penulis perempuan asal Korea Selatan bernama Han Kang. Kabar gembira ini membuatnya menjadi penulis perempuan Korea dan Asia pertama yang mendapatkan penghargaan kesusastraan paling bergengsi di sepanjang sejarah.

Nama Han Kang bukanlah nama yang asing bagi pencinta buku sastra dunia. Namun, jangan khawatir jika kamu belum familiar dengan penulis kelahiran 1970 tersebut. 

Berikut adalah profil Han Kang, penulis perempuan peraih Nobel Sastra tahun 2024.

Awal Karier

Potret Han Kang /Foto: Getty Images/Roberto Riccuiti

Han Kang lahir di Gwangju, Korea Selatan, 27 November 1970. Ia tumbuh dan besar di keluarga yang dekat dengan dunia kepenulisan. Sang ayah dan kakaknya merupakan novelis asal Negeri Ginseng yang aktif bertahun-tahun menulis buku. 

Dengan rasa cinta dan passion di dunia sastra, Han Kang melanjutkan studi dengan mengambil jurusan Sastra Korea di Yonsei University. Mengutip situs han-kang.net, ia meniti kariernya sebagai penulis dengan menerbitkan lima puisi di majalah Literature and Society pada tahun 1993. 

Ia mengawali karier sebagai penulis novel dengan memenangkan kompetisi menulis dari Seoul Shinmun Spring Literary Contest dengan karya bertajuk Red Anchor di tahun 1994. Setahun kemudian, ia kembali menerbitkan kumpulan cerpen berjudul Yeosu

Semenjak itu, karier kepenulisannya cemerlang. Setelah berpartisipasi dalam program kepenulisan di University of Iowa di tahun 1998, ia kembali memenangkan penghargaan kesusastraan Korea, 25th Korean Novel Award, dengan novela berjudul Baby Buddha di tahun 1999. 

Selain menulis, penulis Greek Lessons itu juga pernah aktif mengajar kelas menulis fiksi di Seoul Institute of the Arts dari tahun 2007 hingga 2018. Ia juga mengelola sebuah toko buku independen di Distrik Jongno, Seoul. 

Deretan Karya dan Penghargaan Han Kang

Han Kang sedang membawa karyanya berjudul

Han Kang terkenal dengan novel-novelnya yang menyisipkan pesan tentang kemanusiaan dan trauma kolektif sejarah gelap di Korea. Gambaran kehidupan masyarakat Korea yang masih konservatif dan patriarki juga sering disinggung olehnya. 

Contohnya, ada novel The Vegetarian yang menyentil budaya patriarki dari kisah seorang perempuan vegetarian. Novel ini merupakan novel pertamanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan berhasil meraih Man Booker International Prize di tahun 2016. 

Mengutip Korea JoongAng Daily, novel berjudul Human Acts berlatar kisah gerakan demokratis di Gwangju pada tahun 1980. Sedangkan, I Do Not Bid Farewell atau We Do Not Part menceritakan kisah pemberontakan di Pulau Jeju yang menewaskan ribuan orang di tahun 1948 dari sudut pandang tiga tokoh perempuan.

Di balik kariernya yang bersinar, ia pernah masuk ke dalam daftar hitam tokoh seni dan budaya di era Presiden Park Geun Hye. Daftar tersebut berisikan nama-nama tokoh yang kritis terhadap pemerintah atau memiliki pandangan berbeda dalam menerima bantuan pemerintah, dikutip dari The Korea Hald

Namun, hal itu tidak membuatnya gentar. Ia tetap menulis isu-isu kemanusiaan di karya-karyanya hingga menerima berbagai penghargaan bergengsi di negaranya sendiri maupun luar negeri. 

Karya-Karya 

  • Yeosu (1995)
  • Black Deer (1998)
  • Fruits of My Woman (2000)
  • Your Cold Hands (2002)
  • The Vegetarian (2007)
  • The Wind is Blowing (2010)
  • Greek Lessons (2011)
  • Fire Salamander (2012)
  • Human Acts (2014)
  • The White Book (2016)
  • I Do Not Bid Farewell/We Do Not Part (2021)

Beberapa Penghargaan Bergengsi

  • Yi Sang Literary Award (2005)
  • Man Booker International Prize (2016)
  • Malaparte Prize (2017)
  • Kim Yu-jeong Literary Award (2018)
  • San Clemente Literary Prize (2019)
  • Prix Médicis étranger (2023)
  • Nobel Sastra (2024)

Tolak Adakan Konferensi Pers

Potret Han Kang /Foto: han-kang.net

Setelah mendapatkan penghargaan paling bergengsi di dunia sastra, Han Kang menolak mengadakan konferensi pers di negaranya sendiri. Alasannya, ia merasa tidak pantas untuk merayakan pencapaiannya saat banyak orang meninggal di Ukraina dan genosida yang terjadi Palestina.

"Saya merasa terhormat. Saya akan menikmati waktu meminum teh dengan anak saya dan akan merayakannya dalam diam," jawabnya ketika ditanya situs berita Hankyoreh tentang bagaimana ia merayakan prestasi ini. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.