Punya Kebiasaan Senang Berbagi Ternyata Salah Satu Tanda kalau Kamu Cerdas, Begini Penjelasan dari Sisi Psikologi
Mungkin kamu pernah bertanya-tanya saat melihat sahabat kamu yang punya hobi berbagi. Saat melihat aksinya yang selalu sigap menolong dan peduli banget sama kebutuhan orang lain, pernah nggak kamu penasaran dengan alasan di balik niat berbagi yang dilakukan sama teman kamu?
Sebagian dari kita bisa saja berpikir berulang kali sebelum berbagi atau menolong orang. Padahal berbagi bisa dilakukan kapan saja, di mana aja, dan untuk siapa saja. Tapi akan sangat baik kalau kamu menjadikan kebiasaan berbagi sebagai kewajiban di bulan Ramadan ini.Â
Ternyata orang yang senang berbagi itu salah satu ciri orang cerdas, lho, Beauties! Penasaran? Berikut ciri-ciri dan ulasannya menurut sudut pandang psikologi. Yuk! Disimak!
1. Orang yang Senang Berbagi Biasanya Cerdas secara Emosional
![]() Berbagi Ternyata Tanda Kalau Kamu Cerdas Emosional. Foto freepik.com: beshenayabelka |
Penelitian di bidang psikologi yang dilakukan oleh Vorbach dan Foster sukses menemukan fakta kalau ada korelasi atau hubungan antara kecerdasan emosi dengan prosocial behavior, seperti perilaku menolong orang lain, senang berbagi, dan peka pada kebutuhan orang lain. Salovey dan Mayer, pencetus teori emotional intelligence mengartikan kalau kecerdasan emosi bicara tentang kemampuan seseorang mengenali emosi yang dirasakan oleh dirinya sendiri dan orang lain.
Bicara tentang emosi, bukan artinya seputar kemarahan aja, ya. Emosi itu bicara tentang berbagai perasaan, mulai dari senang, sedih, kecewa, marah, hingga bingung. Salovey dan Mayer, didukung oleh pendapat dari Goleman, psikolog yang turut mempopulerkan konsep emotional intelligence membuktikan kalau orang yang senang berbagi, biasanya punya kepekaan emosi yang tinggi untuk dirinya sendiri dan orang lain.
2. Punya Kecerdasan Interpersonal yang Tinggi
![]() Punya Kecerdasan Interpersonal yang Tinggi. Foto freepik.com: tirachardz |
Nggak cuma cerdas secara emosional, tapi orang yang senang berbagi biasanya juga punya kecerdasan interpersonal yang baik. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Howard Gardner, salah seorang psikolog, pencetus teori multiple intelligence. Orang yang senang berbagi pastinya terampil dalam hal berkomunikasi dengan orang lain.Â
Tak heran kalau mereka yang senang berbagi juga terampil untuk jadi influencer. Mereka bisa jadi penggerak di media sosial untuk menciptakan konten viral berisi ajakan berbagi, seperti membuka rekrutmen untuk relawan yang jago masak. Relawan tersebut nantinya bisa ikut berbagi di kegiatan sosial untuk memasak makanan dan dibagikan saat momen buka puasa ke orang yang membutuhkan.
Berempati dan Sadar Kebutuhan Orang Lain. Foto freepik.com: tirachardz
Berempati dan Sadar Kebutuhan Orang Lain. Foto freepik.com: tirachardz
3. Mampu Berempati dan Punya Self Awareness
![]() Punya Kepekaan, empati, dan kesadaran diri. Foto freepik.com: freepik |
Orang yang senang berbagi otomatis datang dari besarnya rasa empati yang dimiliki. Goleman percaya kalau orang yang tulus dalam menolong orang lain mampu merasakan kesedihan yang dialami oleh temannya.
Kepekaan sosial atau niat berbagi ini dipercaya oleh Goleman belum tentu dimiliki orang dengan IQ yang tinggi, tapi milik orang dengan kecerdasan emosi atau EQ yang tinggi.Â
4. Perilaku Berbagi Didasari Motivasi Internal atau Inisiatif Sendiri
![]() Motivasi Internal saat Berbagi. Foto freepik.com: freepik |
Berbagi tanpa pamrih pastinya berbeda dengan orang yang berbagi dengan maksud terselubung. Mungkin kamu pernah punya teman yang aktif di kegiatan sosial hanya dengan tujuan supaya dipuji oleh orang lain. Menurut Goleman, Salovey, dan Mayer, pribadi yang apa adanya dalam berbagi biasanya fokus pada inisiatif yang datang dari hati mereka.
Mereka mengambil keputusan untuk menyumbangkan buku-buku, mengajar dengan sukarela, memberi pakaian untuk orang yang membutuhkan sebagai bentuk inisiatif mereka. Harapan mereka hanya ingin melihat orang yang dibantu merasa lebih baik.
Tipe pemberi seperti ini juga biasanya ringan tangan kalau melariskan jualan pedagang kecil, loh, Beauties! Mereka pasti nggak segan membeli banyak jajanan takjil dan membagikannya pada orang lain. Kalau pun orang lain nggak memujinya, si pemberi akan tetap membantu. Karena ia peka dengan kebutuhan orang lain.
5. Pemberi yang Tulus Biasanya punya Self Regulation yang Baik
Seorang pemberi yang tulus ternyata juga cerdas dalam hal mengelola dirinya. Bandura, seorang pakar psikologi social cognitive mengatakan, orang yang cerdas dalam mengelola pikiran, perasaan, dan waktu biasanya juga bijak dalam merespon orang lain.
Saat kamu nggak cuma sibuk sama pekerjaan, tapi bisa meluangkan waktumu untuk quality time, itu tandanya kamu cerdas dalam regulasi diri. Karena, kamu bisa membagi waktumu untuk mendengar curhatan teman, mengunjungi orang sakit, berbagi ilmu ke mereka yang membutuhkan hingga membantu teman yang kehilangan pekerjaan
Yuk! Beauties isi bulan Ramadan kamu dengan konsisten memberi kepada orang lain. Nggak harus dalam bentuk uang, yang penting kamu tulus memberinya. Asah terus kecerdasan emosimu lewat berbagi. Selamat mencoba, ya Beauties!
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



