Jam dinding di ruang tengah menunjukkan pukul 3 pagi. Sunyi dan gelap, seisi rumah masih tertidur lelap meringkuk di balik selimut. Hanya ada seberkas cahaya yang merangsek masuk melalui celah-celah jendela.
Tiba-tiba, terdengar suara panggilan masuk dari ponsel memecah keheningan malam. Sesosok perempuan bergerak, meraba-raba ponselnya yang ia letakkan di dekat bantal.
"Halo, Mbak Gloria? Maaf mengganggu malam-malam, Mama mertua saya baru saja meninggal dunia. Apakah kira-kira Mbak Gloria bisa bantu rias jenazahnya?"
Matanya yang tadi hanya separuh terbuka, kini melek dan sepenuhnya sadar. "Iya, bisa kak. Satu jam lagi saya di lokasi, ya..."
"Maaf sebelumnya, untuk biayanya berapa, ya?"
"Gratis, Kak."
Namanya Gloria Elsa Hutasoit, seorang perias jenazah gratis di Jakarta. Profesi yang dijalaninya membuatnya harus siap siaga 24 jam. Sembari menenteng satu tas besar berisikan 'alat tempur' yang berupa makeup, Gloria merapatkan jaket kulit kesayangannya, menembus dinginnya malam untuk merias sosok yang tengah berpulang menjadi cantik di hari terakhirnya.
Gloria Elsa Hutasoit, Perias Jenazah Gratis di Jakarta
Profesi makeup artist atau MUA kini semakin menjamur. Banyak orang yang menjajakan jasanya untuk merias seseorang untuk momen penting dan istimewa dalam kehidupan, mulai dari pernikahan, wisuda, pre wedding, dan lain-lain.
Namun, beda dari yang lain, Gloria memutuskan untuk menjadi perias wajah khusus orang yang sudah meninggal atau disebut dengan mortician. Menariknya, jasa yang ia berikan ialah secara cuma-cuma alias gratis.
Beautynesia mendaulat Gloria Elsa Hutasoit menjadi Queen of the Month bulan September 2022 ini. Ia pun membagikan awal mula kisah ia bisa menjadi seorang perias jenazah.
"Jadi tahun 2001 itu Tanteku meninggal, kebetulan mamaku adalah perawat di rumah sakit swasta dan beliau pelayanannya adalah memandikan jenazah," tutur Gloria di kepada Beautynesia, Kamis (8/9).
Sang ibu pun meminta Gloria untuk merias tantenya di momen terakhir hidupnya. Berbekal kemampuan seadanya dan belajar secara otodidak, Gloria pun menyetujui.
"Mama bilang, "Kakak mau nggak makeup-in Tante terakhir kali?" supaya orang-orang di sekitar melihat dia layak. Akhirnya aku mencoba dengan makeup seadanya dan kemampuan yang masih otodidak karena kebetulan aku suka, akhirnya aku merias beliau," lanjutnya.
Sejak saat itu, Gloria pun mulai menekuni profesi sebagai perias jenazah, namun terbatas hanya di kalangan keluarga dan gereja saja. Barulah di tahun 2016, ia mulai menjalankan karier tersebut secara profesional.
"Kenapa saya bilang secara profesional karena saya sudah belajar banyak metode dengan mortician di luar negeri. Saya belajar online sama mereka, kemampuan meriasnya sudah mumpuni, dan saya merias bukan hanya di kalangan keluarga dan gereja saja, tapi kalangan umum, itu tahun 2016," ungkapnya.
Alasan Memberikan Jasa Merias Jenazah Secara Gratis
Di tahun 2018, Gloria kehilangan sosok penting dalam hidupnya, yaitu sang suami. Tak hanya kesedihan, ia pun dilanda kegelisahan yang luar biasa terkait biaya pemakaman.
"Pada saat kehilangan suamiku, itu rasanya bener-bener, wah gimana ya, aku bayar peti gimana? Bayar orang yang mandiin jenazah gimana? Bayar semuanya gimana?" kenangnya.
Namun ternyata, Gloria banyak mendapatkan bantuan di hari itu.
"Ternyata banyak banget orang yang menolong saya pada saat itu, kebetulan suami sakit-sakitan selama 2 tahun nggak punya uang, dan saya melihat kasih dan kebaikan Tuhan pada saat suami saya meninggal," tambahnya.
Di samping jenazah suami, Gloria pun bernazar dan berjanji dengan Tuhan. Ia bernazar untuk menjadi perias jenazah demi membantu keluarga yang sedang berduka cita dan tidak memungut biaya atas jasa yang ia berikan.
"Di sebelah jenazah suami saya, saya berjanji sama Tuhan, "Tuhan, kalau untuk urusan keluarga orang berduka cita, langkahku harus nomor satu menolong mereka. Jadi saat itu aku mau mengembalikan kebaikan yang Tuhan kasih," paparnya.
Alasan lain mengapa Gloria tidak memungut sepeserpun dari jasa merias jenazah adalah karena ia tidak ingin menjadi manusia yang meminta rezeki atas kemalangan orang lain.
"Tidak memungut biaya, sebenarnya ada alasan banyak. Pertama alasannya memang untuk mengembalikan apa yang Tuhan kasih dalam kehidupan saya ketika saya kehilangan suami saya. Itu yang pertama. Yang kedua, saya tidak mau menjadi manusia yang meminta rezeki atas kemalangan orang. Saya nggak mau kalau saya nggak punya uang, berdoa untuk kematian seseorang," tegasnya.